23. Sekotak Lainnya

249 46 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..
.
.

Hujan turun beruntun, suara gemuruhnya menggelegar bak tertawa terbahak-bahak atas nasib Doyoung yang ditolak mentah-mentah oleh sang mama. Langkah kakinya tanpa irama ikut saja kemana arah angin ingin membawanya, hingga ia menubruk dada seseorang, ketika ia mendongak sosok yang ia kenal berdiri di sana.

"Oy anaknya Jeonghan!" Nadanya terdengar seperti lelucon, namun Doyoung tak jua tertawa "Hujan-hujanan gini? Kenapa? Nggak di rumah bordil?" Tanyanya beruntun dan hanya Doyoung hadiahi gelengan singkat.


Lelaki tegap di depan Doyoung ini ia kenal dengan nama Dean, seseorang yang kerap ia temui di rumah bordil atau club utama, tidak tau benar apa posisinya di rumah neraka itu, tapi Dean sering ada di sana, itu sebabnya Doyoung mengenal Dean "Gue denger kabar di bordil, Minggu depan Lo pindah?"

Doyoung terkekeh singkat, pindah? Pindah katanya? Pindah dari kadang macan ke kandang singa yang ada! Tapi kalau mengingat runtutan yang terjadi hari ini, rasanya iya Doyoung akan pindah, dari neraka bernama rumah bordil, lalu pindah ke genggaman neraka bos Prinz, dan tidak lama pasti ia akan jadi mayat di sana "Iya" Jawab Doyoung sambil mengangguk singkat.

"Ngapain di sini?" Tanya Doyoung, lelaki berjaket kulit itu nampak menoleh ke segala sisi sebelum akhirnya kembali tatap Doyoung "Nyariin Lo sih" Kata lelaki tersebut sambil perlihatkan ruang obrolannya dengan mommy "Gua udah bayar, ya masa harus rugi gini, Dylan?"

"Ke kosan gue yuk? Ntar nggak usah nginep, gue anterin pulang"

"Ke kosan gue yuk? Ntar nggak usah nginep, gue anterin pulang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..

Keduanya berada di sebuah kos-kosan dekat pemukiman padat penduduk, Doyoung beberapa kali di sana ketika Dean memesannya di luar jam buka bordil, ya meskipun semua uangnya tetap masuk ke bordil sih,

Doyoung duduk di atas ranjang ketika Dean membuka lemari dengan badan diselimuti handuk, habis mandi dia sebab terguyur hujan dengan Doyoung tadi.

"Pakai nih, sana mandi dulu!" Titah Dean sambil ulurkan handuk dan baju ganti "Gue pesen makanan dulu, Lo mandi dulu aja"

Melankolia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang