20. Sekotak Surat

233 38 6
                                        

Doyoung langkahkan kakinya memasuki rumah bordil yang cukup ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung langkahkan kakinya memasuki rumah bordil yang cukup ramai. Beberapa pasang mata predator menatap ingin meraih namun lengan Doyoung dengan cekatan mendorong "Jangan sentuh gue! Bajingan!" Katanya sambil menahan rasa ingin meludah.


Ia akan keluar dengan apapun syaratnya, ia akan meninggalkan sisi kelam dunianya, persetan dengan hutang atau apapun itu, ia ak—


"Bos Prinz ada di ruangannya, lo buat masalah apaan Dylan!" Teman sesama pelacurnya tiba-tiba lari tergopoh-gopoh ke arahnya dengan baju yang sudah compang camping.



Tubuh Doyoung terdorong memasuki ruangan utama. Ketika ia masuk, kursi milik bos Prinz terputar bersama gelak tawa terdengar memenuhi ruangan.


"Masuk kamu!" Kata bos Prinz dengan nada penuh tekanan bak setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah bentuk perintah mutlak yang harus dipatuhi, Doyoung hendak menolak ketika tempat dimana ia harus duduk adalah kursi besi, tempat dimana bos gila ini akan menyiksa anak-anak bordil.


"Sa—


"Duduk! Kamu paham bahasa manusia kan?" Ketika kalimat itu selesai, dua orang datang dari arah belakang sambil mendorong Doyoung duduk di kursi lalu tangan Doyoung terikat di sisi kanan dan kiri.


"Keluar kalian!"




Klap..!



Ketika pintu tertutup rapat, Lelaki tua dengan jaket bulu itu berjarak dari kursi "Coba bilang kalau berita-berita tentang kelakuanmu itu cuma berita bohong?" Ia mendekat lalu tarik kuris Doyoung hingga menyentuh menjanya.



"Satu! Katanya kamu melayani customer di luar jadwalmu? Kamu jadi pelacur di luar bordil?" Wajah itu mendekat ke arah wajah Doyoung, sekian centimeter dengan tawa dan aroma khas yang menakutkan "Jawab!"



Doyoung menggelengkan kepala, dia tidak sama sekali berniat menjadi pelacur, jadi kenapa dia harus menjual tubuhnya di luar rumah bordil? Lalu jika yang dimaksud adalah Jaehyun, tentu tidak! Tidak pernah sama sekali Jaehyun menyentuhnya untuk berhubungan badan!



Clapp...!




Satu cambukan Doyoung terima pada sepasang kakinya "Tidak menjawab berarti iya kan?" Katanya. Bos Prinz marah besar bak baru saja di kecewakan oleh Doyoung.




"Kedua, katanya kamu berniat keluar dari rumah bordil ini? Serius? Hahahaha. Oke sebentar!" Bos Prinz lantas memutar tubuhnya berjalan menuju salah satu laci meja. Setelah mengambil selembar kertas, ia kembali ke arah Doyoung.



"Saya bacakan ya. Di sini!" Ia perlihatkan kertas bertulis tangan dengan materai pun tanda tangan atas nama ibunya "Kamu di sini bukan sebagai jaminan, tapi di jual Dylan"


Doyoung menggelengkan kepala, mana mungkin ia percaya? Mamanya baik! Mamanya berjanji akan menjemput Doyoung, dan Doyoung di sini hanya sebagai jaminan bukan di jual untuk jadi pelacur! "Enggak!" Doyoung berdesis, ia benci sekali wajah bosnya ini. Dari dulu ia benci, dari dulu ia mendendam, dan dari dulu ia ingin sekali menampar wajah sok berkuasa itu!




Melankolia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang