17. Sekotak Cinta untuk Dylan

357 53 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...
..
.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jatuh hati tidak pernah bisa memilih.
Tuhan yang memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi.
Bahagia adalah bonus.
- Sujiwo Tejo -










Doyoung kira ia akan mati. Serius! Ia kira setelah injakan kaki di rumah lagi, akan ada sosok Johnny entah di sudut ruang sebelah mana berdiri angkuh sambil membawa senjata entah apa itu yang siap untuk membunuh Doyoung.





Maksudnya, ia kerap kalau hanya di pukuli, dipaksa berhubungan badan dengan alat-alat aneh, pingsan, hampir mati, Apapun pernah ia rasakan ketika ia membuat kesalahan kecil atau Johnny sedang dalam mood yang buruk, dan masalahnya adalah, kesalahannya pada Johnny amat besar dan mood Johnny sudah pasti sangat buruk.



Tapi, ini sudah hampir sepuluh hari dan ia masih bisa bernafas dengan bebas, Johnny tidak ia temukan dimana-mana bahkan di rumah bordil. Ia senang, sungguh. Tapi, bukankah ketika hidupnya tiba-tiba berjalan tenang seharusnya ia khawatir?


Apa yang terjadi...?





"Beberapa waktu ini, rumah bordil kelihatan tenang" Doyoung menoleh pada Jeonghan yang tengah sapukan bedak di wajah "Lo ngerasa gitu nggak sih?"




"Kak?"




"Iya?" Jeonghan menoleh. Lalu telengkan sedikit kepalanya tatap Doyoung.



"Kalau gue keluar dari sini, menurut Lo gimana?" Tanya Doyoung. Ia kira Jeonghan akan sambutannya dengan tawa cemoohan, namun yang lebih dewasa nampak tersenyum kecil.




"Beberapa waktu kemarin gue nggak sengaja ketemu, eh bukan! Gue nggak sengaja lihat perempuan dan gue rasa itu mama?"



"Oh kalian udah ketemu, terus nyokap Lo ngasih uang biar bisa keluar dari sini?"



Doyoung menggelengkan kepalanya "Bukan. Gue belum ketemu mama. Kemarin gue cukup kaget terus kayak ngeblank gitu. Tapi gue yakin itu mama"



Melankolia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang