1

2.1K 83 11
                                    

"langit adalah hal paling indah yang menyimpan banyak teka teki dalam keindahannya, apakah kamu juga sama?"

Tetesan hujan perlahan membasahi jalan yang dilalui banyak kendaraan dan orang yang berlalu lalang.
Ya, sekarang gue juga ada ditengah² itu, melindungi diri dari hujan di sebuah halte bus dengan baju basah dan dingin yang menyelimuti, kasihan bukan?

Oke, Sebelum kalian lebih dalam masuk ke cerita gue yang dramatis ini, izinkan gue untuk memperkenalkan diri, gue "ALCHIKO BIMANTARA" kalian bisa panggil gue Chiko, Al, atau mungkin sayang!? Oke oke gue becanda.

Hari ini dimana gue tepat berusia 24 tahun. ya benar, hari ini ulang tahun gue, dan gue harus berdiri di sebuah halte bus dengan baju yang basah dan kedinginan "oh, sepertinya langit ingin ikut serta merayakan ulang tahun gue" gumamku

"Ayolah hujan, kapan kamu akan berhenti?, Apakah kamu ingin aku mati kedinginan disini"

Hampir setengah jam hujan tak kunjung berhenti, sungguh membosankan. Tapi, dari sinilah gue bertemu dengan bagian favorit dalam setiap cerita ini.

"Ya tuhan, kenapa hujannya semakin deras saja"
"Apakah aku harus menerobosnya dengan motorku?, tapi saat sampai rumah pasti aku akan diceramahi oleh ibun" celoteh ku

gue terus beradu argumen dengan diri sendiri, sampai dimana ocehan gue berhenti, saat ada seorang gadis ikut berteduh di tempat yang sama gue berteduh saat ini. Gue melihat setiap gerak geriknya yang sedang membersihkan buliran air dari tangan dan bajunya. Dia tersenyum ke arah gue, mungkin itu sebuah sapaan, dan gue senyum balik dengan sedikit menundukan kepala.

"Keadaan apa ini, jantungku berdegup, bibiku bergetar, bahkan napasku tak seperti biasanya, saat aku melihat senyumnya, oh tuhan, apakah aku kena serangan jantung karna terlalu lama kedinginan disini, atau karna hal lain!?"
Ucapku dalam hati

Canggung? Sekarang gue ada dikeadaan itu, berdua dengan gadis di halte bus dengan hujan deras yang terus mengguyur.

" mbaknya pulang kuliah?" pertanyaan itu lolos seketika dari mulut gue yang membuat sang gadis yang tengah memainkan handphone nya menoleh

" eh, iya mas, lagi nunggu jemputan tapi gak dateng² dari tadi" ucapnya

"Mas nya juga sama?" Lanjutnya

Belum sempat gue menjawab pertanyaannya, sebuah mobil "Civic type R" berwarna putih berhenti di depan gue.

Seorang pria paruh baya keluar dengan payung berwarna biru dan menghampiri gadis itu, dia berdiri tepat di hadapan gadis itu, hal itu gak lepas dari pandangan gue.

"Maaf ya, tadi jalanannya macet jadi papa terlambat menjemputmu" ucap pria paruh baya itu yang terdengar oleh gue

"Gapapa, yang penting papa menjemputku" ucapnya dengan senyum manis yang menampakan lekukan kecil pada pipi sebelah kirinya

"Dia benar² sangat cantik dan manis" ucapku dalam hati sambil terus memperhatikan dua orang yang berbincang itu

Dia memecah pikiran gue dengan kalimatnya "saya duluan ya mas" ucapnya sambil berjalan beriringan dibawah payung dengan seorang paruh baya itu, yang gue tebak itu papanya.

Hujan mulai reda, mobil yang membawa si gadis dan papanya nya pun mulai menghilang dari pandangan gue.

Gue mulai mencari kunci motor yang gue simpen di tas dan segera pulang sebelum hujan mengguyur lagi.

Langit dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang