26

427 70 7
                                    

"Selamat tidur Shani nya Chiko, mimpi indah ya, kamu harus tau aku sayang banget sama kamu, terus bahagia ya" ucap Chiko yang sebelum pergi mengecup lama kening Shani dengan mata yang berair

"Kamu benaran mau pulang sekarang?" ucap Shani masuk ke pelukan Chiko

"Iya Shani Aleia" jawab Chiko selembut mungkin

"Tapi tangan aku gak mau lepas" ujar Shani semakin mengeratkan pelukannya,

"Kok kamu jadi kaya anak kecil gini" Chiko terkekeh sambil mencubit hidung Shani dengan lembut

"Biarin aja" jawab Shani sambil menguap di dekapan Chiko

"Sana tidur kalo udah ngantuk" ucap Chiko

"Shan?" Chiko mengulang karna tak dapat jawaban dari Shani, sedetik kemudian Chiko menurunkan pandangannya ke bawah, wajah cantik Shani dengan mata tertutup di dekapannya adalah hal yang pertama dilihatnya, Chiko memandang sebentar wajah itu dengan terus mengusap kepala Shani

Chiko mengangkat tubuh Shani yang sepertinya tertidur, membawanya masuk untuk membaringkannya,

"Den, non Shani kenapa?" Chiko menoleh kebelakang, melihat art yang sepertinya sedang berlalu dan tak sengaja melihat Chiko

"Eh bi, ini kamar Shani sebelah mana ya?" Tanya Chiko dengan menggendong Shani

"Diatas den, sebelah kiri" jawab art itu

"Ouh oke bi, makasih" Chiko berlalu menaiki tangga satu persatu dengan beban tubuh Shani, sampai dimana dia berdiri di salah satu pintu yang bertuliskan "cinta adalah bentuk keindahan yang sempurna", pandangan Chiko bergantian pada tulisan dan wajah Shani,

"Shani, Jika cinta adalah kesempurnaan, kenapa harus ada rintangan?" Chiko bergumam menarik nafasnya panjang sebelum membuka pintu itu

Chiko membaringkan Shani secara perlahan, menarik kain tebal lembut menutupi setengah badan sang kekasih, Chiko duduk di Bibir kasur, menatap dalam Shani yang pulas tertidur,

"Shan aku mencintaimu dan akan selalu, tapi aku juga tak ingin merebutmu dari orang tuamu, tapi, ijinkan aku berjuang agar namamu hanya tertulis untukku, agar ragamu sepenuhnya menjadi milikku, maaf jika aku harus menjauhimu dulu, tapi aku akan selalu ada dibelakngmu menepati janjiku untuk terus menjagamu" satu air mata Chiko lolos begitu saja saat laki² bertubuh tinggi dan tampan itu berucap

"Mimpi indah Shani nya Chiko" bisik Chiko tepat ditelinga Shani dan mengecup dalam puncak kepala sang kekasih

Chiko beranjak dari kamar Shani dengan berat, menuruni tangga dengan langkah gontai, dalam sekejap tuhan memberikannya cinta tapi tuhan kembali mengambilnya dan meninggalkan luka, kenapa tuhan menciptakan cinta jika sebagian besarnya adalah kesakitan bukan kebahagiaan?

"Sudah?" Tanya Keenan yang sudah menunggu dibawah, Chiko hanya menunduk dan mengangguk

"Chiko pamit dulu om" singkat Chiko meninggalkan keenan dengan wajah angkuh nya

-

"Handphone ka Chiko gak aktif Bun" ucap Zean yang terus menerus menekan tombol call

"Mungkin athara masih di rumah temennya Bun" ucap ashel yang masih berada di rumah Chiko,

"Gak biasanya Chiko kaya gini, dia itu tau waktu, udah hampir jam 2 pagi loh, kamu sampe ketiduran di sofa nunggu dia" ucap Vino dengan khawatir

"Coba kamu telpon Daniel, Zen"titah Cindy pada Zean

"Ibun tenang ya" ucap ashel menenangkan Gaby

"Hallo, Kak Chiko lagi sama kak Daniel gak?"

"Gak ada, kenapa zen"

Langit dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang