Hari ini seperti biasanya, hanya bedanya pagi ini dimulai dengan pemandangan kamar Chiko yang seperti dipenuhi ikan² yang terdampar, karna ketiga sahabat Chiko yang menginap ditambah lagi zean yang ikut tidur di kamarnya setelah mereka bermain PS sampai shubuh.Gaby membuka pintu kamar anaknya itu membuka setiap jendela agar cahaya dan udara masuk, berniat untuk membangunkan anak² nya untuk sarapan ditambah lagi ini sudah hampir jam 7 mereka harus pergi bekerja ya meskipun mereka pemiliknya.
"Udah siang kalian gak mau bangun" ucapnya dengan berkacak pinggang melihat anak² nya itu tertidur dilantai beralaskan karpet dengan posisi saling bertumpangan
"Ibun itung sampe 3 kalo kalian gak pada bangun ibun siram ya" ancam Gaby karna tak ada satupun yang menyaut omongannya
Belum Sampai Gaby di angka 3, mereka duduk terburu² dengan mata yang sesekali tertutup dan terbuka, kecuali si bungsu Zean yang tak menghiraukannya.
"Elzean kamu ada kuliah hari ini, liburan semester kamu udah beres" lanjut Gaby sedikit menaikan nada bicaranya dan itu membuat panik zean
"Iya ibun ini zean udah bangun" jawabnya tapi dengan mata tertutup
"Setengah jam kalian belum turun, gak ada sarapan ya" ancam Gaby mengerjai mereka, karna jika tidak begitu mereka akan tidur lagi
Setelah Gaby keluar dari kamar Chiko, mereka berlima dengan setengah sadarnya berlomba lomba untuk ke kamar mandi.
"Gue dulu anjir"
"Gak ada gak ada gue duluan"
"Apaan gue duluan lah gue yang pertama bangun"
"kamar mandi ini ada dikamar gue jadi gue duluan" jelas Chiko yang menyaksikan perdebatan 3 temannya dan mereka pun hanya menatap Chiko malas
"Dikamar si El tuh gantian" lanjut Chiko yang dituruti teman²nya
Seperti yang telah dikatakan Gaby tadi, setengah jam mereka benar² menyelesaikannya bahkan setelah mandi mereka bergotong royong membereskan kamar Chiko, meskipun ada art dirumah tapi Chiko tak suka jika kamarnya dibereskan oleh orang lain.
Kini mereka ada di meja makan untuk sarapan, memang Gaby dan Vino sudah menganggap Daniel orlan dan Aldo seperti anak mereka karna hubungan pertemanan anaknya yang sudah lama dengan mereka.
"Kalian lama kasian ayah udah nunggu dari tadi tuh" ucap Gaby
"Maaf ya yang mulia, gara² manusia² ini ngajak main game sampe shubuh jadi kita kesiangan" jawab Chiko dibalas tatapan tajam teman²nya
Mereka pun memulai sarapannya di selingi dengan obrolan dan candaan,
"Kak ayah mau kamu mulai handle perusahaan ayah ya" ucap Vino ditengah² sarapan mereka, Chiko tersedak atas pernyataan tiba² ayahnya itu
"gimana yah?" Bukannya menjawab Chiko malah balik bertanya
"Ayah mau, kamu mulai fokus dan pegang semua perusahaan ayah bukan hanya bantu² saja, biarkan cafe² mu Daniel orlan dan Aldo yang mengurusnya" jelas Vino, memang Chiko kerap kali membantu ayahnya dalam perusahaan bahkan jika ada tender² besar Chiko lah yang selalu diandalkan tapi sekarang ayahnya ingin dia mengambil alih semuanya?
Bukannya Chiko tidak mau hanya saja Chiko masih ragu dan belum siap, di satu sisi dia masih nyaman dengan cafenya dan di sisi lain dia juga tidak ingin mengecewakan orang tuanya
"Chiko boleh minta waktu buat mikirin ini semua yah" Putus Chiko
"Terserah kamu, tapi ayah mau secepatnya kamu gantiin ayah kak" ucap Vino menyelesaikan sarapannya lebih dulu dan pergi karna hendak bekerja dikuti oleh Gaby dibelakangnya