Baru saja Chiko membalikan badan dan menempelkan tangan pada hendle pintu mobilnya tiba² tubuhnya menegang dan menempel lemas pada mobilnya, tangan yang tadi memegang handle pintu sekarang mencoba meraih punggung kirinya yang terasa basah, dengan mata yang sesat kabur dia mencoba melihat telapak tangannya
"darah" singkatnya sebelum ambruk karna badannya sudah tidak bisa menahan apapun
"Bawa dia kerumah sakit dan bersihkan sisa darahnya" titah seseorang lewat telpon genggamnya
"Dua kesalahan, dan ini baru permulaan" lanjutnya sambil memutar personal small arm/handgun ditangannya
Chiko masuk ruangan ICU karna kehilangan banyak darah, orang tuanya cepat mengetahui karna kiriman poto² Chiko dari nomor tak dikenal
Gaby beberapa kali tak sadarkan diri semantara vino mulai mencari tau siapa yang telah berbuat seperti ini pada anaknya,
"Zen dimana Chiko!!" suara memburu dari ketiga temannya Chiko menyadarkan zean yang sedang menatap ruang ICU
"Kak Chiko bakal baik² aja kan?" Tanya zean yang enggan mengalihkan pandangannya
Daniel Orlan dan Aldo hanya berpandangan, mereka juga berdoa agar Chiko baik² saja,
Aldo mendudukkan dirinya di samping zean dan merangkulnya "Percaya sama Chiko, dia bisa bertahan"
"Kita semua berdoa aja, semoga Chiko baik² aja" lanjut Orlan yang diangguki semuanya
Daniel menghampiri Vino dan Gaby untuk meminta kejelasan lebih lengkap tentang apa yang terjadi pada Chiko,
"Ibun nggak boleh nangis, Chiko nggak akan suka, percaya sama Daniel yah Chiko bisa lewatin ini semua" ucap Daniel berjongkok dihadapan Gaby yang terus saja menangis
"Yah sebenarnya Chiko kenapa?" Lanjut Daniel menghampiri Vino
"Ayah juga nggak tau, tapi tadi sekitar jam 7 atau 8 ada yang kasih kabar kalo Chiko dibawa ke rumah sakit, ayah ibun sama zean langsung kesini karna panik dan benar aja Chiko udah di ICU"
"Dokter bilang Chiko kehilangan banyak darah dan ada satu peluru di bagian punggung kirinya" ucap vino yang diketahui nya
"Ayah udah lapor polisi untuk kejadian ini?" Tanya Daniel
"Ayah nggak bakal libatin polisi"
"Tapi yah ini kriminal" ucap Daniel tidak setuju, bagaimana pun sahabatnya harus mendapat keadilan
"Keenan Wijaya" singkat vino yang membuat Daniel mematung
"Mobil Chiko ada disana, dan itu tempat terakhir sebelum Chiko ada disini"
"Ayah gak tau dia balik lagi kesini, dan ayah baru tau juga rumah dia masih satu perumahan sama ayah, ini kejadian lama, masalah lama, kenapa dia masih terus menyimpan dendam padahal ini antara dia dan ayah kenapa Chiko yang harus nanggung?" Ucap nya pada Daniel
"Ayah yang tenang dulu, kita bisa cari tau dulu bener atau nggak nya" ucap Daniel mencari solusi
Vino menghela nafasnya, dia bukan orang pendendam atau orang jahat yang jika seseorang melakukan kejahatan padanya dia akan membalas, vino orang yang sabar dan cenderung pemaaf
"Masalah Chiko biar Daniel Aldo sama Orlan yang cari tau, ayah sama ibun fokus aja ke Chiko apalagi sekarang perusahaan gak ada yang pegang, serahin ini semua ke Daniel" ucap Daniel
"Ayah percaya sama kamu, tapi siapaun pelakunya jangan bawa² polisi, bawa aja dia kehadapan ayah" ucap vino yang diangguki Daniel
Daniel kembali pada zena Aldo Adan Orlan, untuk membicarakan ini semua,