Beberapa hari, setelah Asya memberitahu Mira perihal masalah ia dengan Rafael. Asya akhirnya bisa tenang saat pergi sekolah dan sampai saat ini, ia sedang berada ditaman sekolahnya bersama dengan Mira, Nia, dan Siska. Waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB, dimana waktu istirahat kedua berada. Para siswa ada yang sedang membeli makanan, ada juga yang berbincang bersama dengan temannya ditaman seperti Asya dan teman-temannya, ada juga yang mempersiapkan diri untuk sholat dzuhur, dan bahkan ada juga yang sudah standby di mushola sekolah untuk melaksanakan sholat dzuhur.
Namun, Asya dan teman-temannya memilih untuk mengobrol sebentar sembari menunggu waktu adzan tiba, di sela-sela perbincangan terdapat segerombolan anak laki-laki yang diduga itu adalah kakak kelas. Awalnya Asya tidak menyadari kehadiran para laki-laki tersebut, justru ia disadarkan oleh Siska yang duduk di hadapan Asya.
"Ebuset, rame amat yang nongkrong, gua kira bakal sepi anjir," Ujar Siska sinis.
"Iya anjir, pantesan kalo gua liat-liat jarang banget laki yang nongkrong sebelah sini," Jelas Mira merasa aneh.
"Eh Sya, kayanya lu kenal deh ama tu orang," Ujar Mira menyadarkan Asya yang sedang fokus pada ponselnya.
Karena perkataan Mira, spontan Asya mengalihkan pandangannya ke tempat dimana para lelaki itu berkumpul. Asya melihat sekitar 5 orang laki-laki yang sedang berkumpul di area taman samping Asya dan teman-temannya duduk. Asya melihat satu per satu laki-laki itu, sampai pada akhirnya ia melihat wajah Nathan. Kaget, Asya mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Mir, itu dia," Ujar Asya dengan wajah yang ia paksakan terlihat santai setelah melihat Nathan.
"Ha? Siapa?," Ujar Mira dengan muka cengonya.
"Rafael anj," Umpat Asya.
"SUMPAH?," Kaget Mira.
"Iya," Ujar Asya santai.
Mendengar jawaban dari Asya, Mira yakin pasti Asya sudah kembali seperti Asya yang berani dan sedikit tomboy. Asya dan teman-temannya kembali berbincang soal topik yang telah tertunda karena segerombolan lelaki yang datang itu. Saat Asya sedang seriusnya memperhatikan temannya bicara, tiba-tiba saja ada yang memanggil Asya, arah suaranya berada disebelah kanan Asya.
"Halo Asya," Ujar lelaki itu melambaikan tangan, bertubuh tinggi, berbadan besar dan bagus, berkulit coklat manis, matanya yang coklat, alis yang tebal, serta bibirnya yang tipis. Bentuk tubuh yang sangat Asya kenali, dan ya betul, itu adalah Rafael Samudra Sanjaya, atau yang biasa dipanggil Rafael. Kali pertama setelah satu tahun lamanya tidak bertemu.
Asya pun mengalihkan pandangannya ke sumber suara, Asya terkejut bahwa Rafael yang akan menyapa Asya duluan.
"Eh Halo, Ra-fa-el," Ujar Asya menekan nama Rafael satu per satu sambil melambaikan tangan dengan senyuman manisnya. Karena interaksi mereka, membuat mereka menjadi pusat perhatian di taman itu, terutama dengan teman-teman Asya dan teman-teman Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going
Teen FictionRafael Samudra Sanjaya adalah laki-laki yang menjabat sebagai ketua jurnalis di SMA Wiragama. Rabella Asya Afifah adalah siswa di SMA Wiragama yang menjabat menjadi sekretaris PMR di sekolahnya. Awalnya mereka berada di dalam satu sekolah yang sama...