Rafael sampai di depan gerbang rumah, ia terheran mengapa gerbang rumahnya terbuka lebar, lalu ia melihat satu mobil yang terparkir di dekat gerbang rumahnya. Rafael kembali menjalankan mobil dan memarkirkannya di depan garasi.
Segera, ia keluar dari mobil dan langsung berjalan masuk ke dalam rumah. Melihat pintu yang langsung terbuka lebar, Rafael semakin yakin jika ada tamu yang datang.
“Assalamu'alaikum.” ujarnya sambil melepas sepatunya.
Kehadiran Rafael membuatnya menjadi pusat perhatian.
“Wa'alaikumussalam.” jawab semua orang yang berada di ruang tamu.
“Eh Mas, sini. Salim dulu sama Tante dan Om nya,” ujar sang Mama.
Rafael menurut, berjalan menuju sofa ruang tamu untuk bersalaman.
Setelah selesai, Rafael pun berpamitan. “Ma, aku ke kamar dulu ya.”
Sang Mama pun menganggukkan kepala, kemudian Rafael langsung berjalan pergi meninggalkan mereka.
“Anak kamu dah besar ya, Wi.” ujar seorang perempuan yang berusia sama dengan Bu Dewi, Mama Rafael. Wanita itu bernama Bu Tika.
“Iya alhamdulillah Tik, saingan sama Kakaknya sendiri,” kekeh Mama Rafael.
“Saya juga punya anak perempuan, sepertinya usianya sama seperti anak kamu,” jelas Bu Tika.
“Oh ya? Saya baru tau.”
“Iya, soalnya anak saya itu jarang banget diajak buat kumpul arisan, seringnya main sama temen-temennya.”
Sedangkan Mama Rafael hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Mama Rafael tahu maksud Bu Tika bicara seperti itu.
(❁´◡'❁)
Rafael membaringkan tubuhnya setelah membersihkan badan. Ia mengambil ponsel yang ia taruh di atas kasur, tepatnya ia lempar setelah ia masuk kamar.
Sedang asyik memainkan ponselnya, tiba-tiba pintu kamar Rafael terbuka lebar. Menampilkan laki-laki yang umurnya lebih tua dari Rafael. Dia Kakaknya, Rendra. Seorang mahasiswa semester 4 yang sedang melakukan sebuah observasi, hal itu membuat Rendra harus tinggal sementara oleh orang tuanya daripada harus menginap di rumah warga, karena tempat observasi Rendra dekat dengan rumahnya, setelah observasi selesai ia akan kembali ke kost-kostan nya.
“Halo adek ku,” sapa Rendra.
“Lo ngapain sih, Bang.” jawab Rafael tak minat dengan kakaknya itu.
“Ya Allah, apa lo nggak kangen sama Abang lo yang sangat tampan ini, Raf?” ujar Rendra memamerkan ketampanannya yang memang benar tampan.
“Hilih.” ujar Rafael membuang muka dan fokus dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going
Teen FictionRafael Samudra Sanjaya adalah laki-laki yang menjabat sebagai ketua jurnalis di SMA Wiragama. Rabella Asya Afifah adalah siswa di SMA Wiragama yang menjabat menjadi sekretaris PMR di sekolahnya. Awalnya mereka berada di dalam satu sekolah yang sama...