Malamnya acara api unggun pun dimulai. Banyak siswa dan siswi yang berada di sekitar api unggun untuk menghangatkan diri. Sekarang Asya sedang bersama dengan Mira, mereka duduk bersebelahan. Mereka melihat banyak yang sedang bernyanyi di sekitar api unggun, ada juga yang sedang berkumpul dengan teman-teman sekelasnya.
Berbeda dari kelas lain, justru kelas Asya berpencar saat acara seperti ini, mengapa? Karena banyak sekali jajanan di sekitar area perkemahan. Hal itu lah yang membuat teman-teman sekelasnya pada berpencar.
"Eh Sya, lo mau jajan nggak? Katanya sih disini ada tukang bakso," ajak Mira.
"Jinjja? Ada dimana bjir," terkejut Asya.
"Ya gue nggak tau, makanya ayo kita cari sekalian makan. Kayanya mah tempatnya nggak jauh-jauh pas gue beli jajanan yang lain deh," balas Mira.
"Ayo dah." Asya bersemangat, ia pun langsung berdiri disusul oleh Mira.
"Eh tapi, gue ambil dompet dulu ya di tas" ujar Asya.
"Ya udah,"
Mereka pun berjalan menuju tenda untuk mengambil dompet yang berada di tas Asya. Mira menunggu Asya di luar tenda, sedangkan Asya masuk untuk mengambil dompetnya. Kemudian, mereka berjalan menuju tukang bakso yang dimaksud oleh Mira.
Sesampainya di area jajanan, Asya dan Mira melihat sekeliling.
"Nah itu dia-"
"Sya, itu tukang baksonya ada disana." Mira menunjuk dengan jempolnya keberadaan tukang bakso.
Tak menunggu lama, mereka pun langsung berjalan menuju tukang bakso.
"Bang, baksonya dua porsi ya. Makan disini," ujar Mira.
"Siap Neng, pedes atau ga?" balas Abang tukang bakso.
"Lu pedes nggak, Sya?" tanya Mira pada Asya. Dijawab oleh Asya dengan anggukkan kepala.
"Iya Bang, dua dua nya pedes ya. Campur ya Bang," ujar Mira.
"Oke siap Neng, tapi tunggu dulu ya. Saya masih mau buat tiga porsi lagi," ucap Abang tukang bakso.
"Iya Bang, santai aja."
Mereka pun akhirnya duduk di bawah sejajar dengan trotoar. Sambil menunggu makanan datang, mereka pun berbincang.
"Wah, gue baru tau banyak yang jualan disini," ujar Asya.
"Makanya lo sering-sering jajan," balas Mira.
"Ya jangan sering-sering juga bjir, kudu irit uang," ujar Asya.
"Tapi gue nggak expect yang jajan pas lagi acara api unggun tuh banyak."
"Kayaknya lagi pada laper sih, soalnya kan pelantikan tadi pada berat-berat banget," sahut Mira.
"Kayaknya iya,"
Mereka berdua asyik membicarakan bagaimana pelantikan ekskul tadi. Sampai pada akhirnya, Asya mendengar suara yang ia kenal sedang memesan bakso.
"Bang, mau baksonya dua ya. Pedes semua," ujar seorang lelaki memesan bakso. Suaranya sangat familiar di telinga Asya.
Asya pun menengok ke arah sumber suara. "Rafael"
Rafael mengedarkan pandangan sambil menunggu pesanannya dibuat. Hingga akhirnya ia melihat dua perempuan yang sedang duduk di trotoar.
"Eh Asya, ketemu lagi kita," ujar Rafael tiba-tiba. Sedangkan Asya hanya tersenyum kaku saja saat melihat Rafael. Sejujurnya, jantung Asya pun terasa berdetak dengan cepat saat melihat Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going
Novela JuvenilRafael Samudra Sanjaya adalah laki-laki yang menjabat sebagai ketua jurnalis di SMA Wiragama. Rabella Asya Afifah adalah siswa di SMA Wiragama yang menjabat menjadi sekretaris PMR di sekolahnya. Awalnya mereka berada di dalam satu sekolah yang sama...