Happy reading gais 🌷🌷
GAISS Ini dibaca setelah H-1 MPLS yaa, aku kaya gini karena bab nya berantakan gitu, maafkan aku ya gais...
Di Pagi hari yang masih gelap, Asya bangun dari tidur sekitar pukul 04.30 WIB. Asya bangun lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, setelah itu ia memainkan ponselnya sebentar. 15 menit kemudian Asya berhenti bermain ponsel lalu mengambil kunci motor untuk membeli balon.
"Ma, jam segini udah ada tukang balonnya?" tanya Asya kepada Mama yang sedang membuat bekal untuk Ayahnya.
"Udah mba, cepet sono keburu rame," jawab Mama Asya.
Mendapat jawaban dari sang Mama, Asya bergegas mengambil kunci motor kemudian membuka pintu gerbang rumah. Ia mengeluarkan motor Mama nya, karena motor Asya sedang disita oleng sang Ayah akibat ia diam diam pergi tidak izin dan pulang hingga larut malam.
Sejujurnya, Asya sedikit takut jika keluar rumah dengan kondisi Pagi gelap seperti ini. Kondisi gang rumah Asya benar-benar sangat sepi dan sunyi. Tapi, disaat Asya ingin keluar dari gang rumah dia, Asya melihat cahaya motor dari arah sebrang. Setelah ia lihat ternyata itu adalah Farel. Asya terkejut melihat Farel keluar rumah pagi-pagi seperti ini.
"Bjir itu bukannya si Farel ya, ngapain dia keluar pagi pagi begini? Apa mau beli balon juga?" pikir Asya dalam hati.
Asya lanjut dalam perjalanannya, selama perjalanan Asya berdoa dan berdzikir supaya tidak ada yang muncul dihadapannya. Tidak lama akhirnya Asya keluar dari komplek rumahnya dan langsung keluar menuju jalan ramai.
Perjalanan Asya dari rumah menuju sekolah itu kurang lebih 1,5 KM. Sekitar 15 menit Asya sampai di tukang balonnya, dan Asya melihat Farel membeli balon.
"Oalah, ternyata dia juga beli balon toh," ujar Asya dalam hati.
"Bang, balonnya satu ya." Asya menghampiri abang balonnya.
"Warna apa neng." jawab Abang balonnya sembari memilih balon
"Item aja dah-"
"Berapaan." Asya mengambil uang di dompet."15 ribu Neng." ujar abang balon yang mengambil balon untuk Asya.
"Nih Bang." Asya memberikan uang.
"Makasih ya Bang," Lanjut Asya."Iya Neng, makasih juga ya," ujar Abang balonnya.
Saat Asya membalikkan badan menghadap ke motor, Asya terkejut karena balon yang dibelinya dan Farel itu warna yang sama.
"Rel, lo beli balon juga." Asya melangkahmenghampiri Farel.
"Iya, balon gua kempes semalem." Jawab Farel sembari menaiki motor
"Owww," lirik Asya.
"Ya udah gua duluan Sya." Farel menyalakan mesin motor dan langsung pergi.
"Najong, sok cuek lo." ujar Asya pelan dan langsung balik ke motornya dan langsung pergi dari tempat itu lalu pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going
Fiksi RemajaRafael Samudra Sanjaya adalah laki-laki yang menjabat sebagai ketua jurnalis di SMA Wiragama. Rabella Asya Afifah adalah siswa di SMA Wiragama yang menjabat menjadi sekretaris PMR di sekolahnya. Awalnya mereka berada di dalam satu sekolah yang sama...