(❁´◡'❁)
Keesokan harinya, Asya masih terlelap sambil memeluk guling kesayangannya. Karena ekskul Asya telah diliburkan, dan ia sedang tidak sholat. Maka ia akan bebas untuk bangun siang. Sayangnya kebebasan tak berselang lama, Ayah Asya menggedor-gedor pintu kamar Asya dengan sangat kencang. Hal tersebut mengganggu tidur Asya, Asya pun membuka matanya dengan paksa seraya berkata.
“Apa,” ujarnya dengan suara khas bangun tidur.
“Bangun Mba, udah siang!” jawab Ayah Asya yang masih berada di depan pintu kamar Asya.
Mendengar pernyataan sang Ayah, ia pun bergegas melihat jam weker yang berada di atas nakas samping tempat tidur Asya.
“Ish, masih jam setengah delapan,” Kemudian Asya pun berniat untuk menutup mata lagi.
Namun, nyatanya kegiatan Asya untuk menutup mata dan melanjutkan mimpi tidak bisa dilaksanakan. Tiba-tiba saja, Ayah Asya masuk ke dalam kamar sambil menarik-narik Asya. “Ayo bangun Mba, udah siang ini. Kamu ga ekskul ta?”
“Ya Allah Ayah, ini masih jam setengah delapan. Lagian aku ekskulnya libur kok.” jawab Asya dengan mata tertutup.
“Hm, yo wis lah. Kalo ga mau bangun, berarti risol mayo sama cucurnya Ayah abisin”
Mendengar risol mayo dan cucur, mata Asya pun spontan terbuka lebar.
“HA? RISOL? CUCUR? GABOLEH! IYA INI AKU BANGUN." ujarnya yang langsung bangun dari tidurnya berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka serta menggosok gigi.
“Ya udah, Ayah tunggu di meja makan.” ujar sang Ayah yang langsung keluar dari kamar Asya.
Selesai mencuci muka, Asya pun langsung keluar dari kamarnya dan menuju meja makan. Saat sampai di depan meja makan, ia melihat risol mayo favoritnya serta cucur. Asya begitu menyukai risol mayo, namun Asya tidak menyukai risol yang berisi sayuran.
Ia langsung mengambil alih duduk di samping Keisa yang sudah tiba. Tidak ingin kehabisan, ia pun mengambil dua risol mayo dan satu cucur.
“Santai aja kali ngambilnya,” ketus Keisa, yang membuat aktivitas Asya yang ingin memakan risol mayo terhenti.
“Kei, ini masih pagi ya. Lo jangan bikin keributan, gue lagi ga mau ribut sama lo.” kesal Asya yang langsung memakan risol mayo yang berada di tangan kanannya itu.
“Udah udah, kalian itu bisa ga sih anteng sebentar, inimasih pagi loh. Eca juga, Mba kamu itu diem loh, kamu nya jangan mancing.” ujar Sang Mama setelah melihat adu mulut antara kedua anak perempuannya itu.
Sedangkan Keisa hanya memasang muka jutek menatap Asya.
“Ngapa lo liat-liat? Naksir?” Mendengar hal itu dari Asya, membuat Keisa pun memutar bola matanya, malas.
“Kamu ga ekskul ta Mba?” tanya Sang Mama. Sedangkan Asya hanya menjawab dengan gelengan kepala.
“Yowes berarti kamu yang nganter Keisa ekskul ya.” suruh Mama Asya yang membuat Asya menganga serta Keisa yang melebarkan matanya.
“HA!” kompak Asya dan Keisa.
“Kenapa? Ngga mau? Kalo ga mau berarti uang jajan kalian Ayah potong.” ujar Ayah tiba-tiba yang membuat Asya dan Keisa langsung mengiyakan perintah Sang Mama.
![](https://img.wattpad.com/cover/342451957-288-k88657.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going
Teen FictionRafael Samudra Sanjaya adalah laki-laki yang menjabat sebagai ketua jurnalis di SMA Wiragama. Rabella Asya Afifah adalah siswa di SMA Wiragama yang menjabat menjadi sekretaris PMR di sekolahnya. Awalnya mereka berada di dalam satu sekolah yang sama...