CHAPTER 3 = PPDB

272 7 0
                                    

haloo!!!

SELAMAT MEMBACA GAISSS!!!!

SELAMAT MEMBACA GAISSS!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(❁'◡'❁)

Beberapa minggu kemudian...

"Mbak gimana itu pendaftaran sekolah?," Tanya mama Asya.

"Aku sekolah dimana Mah? Aku bingung, kadang kalian minta aku disini tapi kalian juga minta aku disana," Ujar Asya bingung.

"Yang deket dari rumah aja mba," Jawab mama Asya.

"Mama.."

"Mbak.. Gapapa ya mbaa, mama nggak bisa mendaftarkan kamu disekolah yang kamu mau," Ujar Mama Asya.

"Tapi Ma, sekolah yang deket rumah itu juga lumayan ...," Ujar Asya.

"Gapapa mbak, sekolah itu Mama sama Ayah masih bisa buat biaya nya," Ujar Mama Asya sambil mengelus rambut Asya.

"Ya udah Ma," Ujar Asya pasrah.

"Sekolah dimana aja sayang, siapa tau rejeki kamu itu ada di sana, dengan kamu belajar di sana bisa membuat kamu lebih maju lagi walaupun bukan di sekolah yang kamu mau, kalau Mbak niat sekolah dengan baik pasti Allah akan memperlancar semua itu," Jelas Mama Asya.

"Iya Ma, "

Asya sangat frustasi, memang sekolah yang diinginkan Asya memang sangat mahal.


(❁'◡'❁)

Beberapa minggu kemudian...

Disinilah Asya sekarang, Asya sedang melakukan pendaftaran ulang di sekolah tujuannya. Asya datang bersama Ayahnya, ternyata banyak siswa yang melakukan daftar ulang dihari yang sama seperti Asya.

Pada hari Kamis, Asya melakukan pendaftaran ulang di sekolah tujuannya. Selagi melakukan pendaftaran ulang, Asya juga berkeliling sekolah tersebut untuk mengetahui apa saja yang ada di sekolah itu, bangunannya seperti apa.

"Buset lumayan juga ini sekolahan, menurut gue ini juga bagus sih. Pilihan emak emang juara say," Ucap Asya.

Setelah berkeliling, Asya kembali ke ruang pendaftaran untuk menemui Ayahnya.

"Mba, ayo ini udah selesai," Ucap ayah Asya.

" Udah? Ya udah ayo pulang," Jawab Asya

Saat perjalanan pulang Asya meminta sesuatu kepada sang ayah.

"Yah ... "

"Apa," Jawab ayah Asya

"Setau aku kalau sekolah disitu sepatu nya harus hitam Yah, kan aku nggak ada sepatu item ... Selama aku MTs kan aku bebas pake sepatu apa aja," Keluh Asya yang baru saja mengetahui peraturan sekolah ini sebab ia berkeliling tadi.

"Yowis nanti beli, tapi bilang Mama dulu," Jawab ayah Asya.

"Oke Yah," Antusias Asya.


(❁'◡'❁)

Malam yang sejuk di hari Jum'at, Asya ditugaskan oleh mamanya untuk membeli tepung di bunderan perumahan. Awalnya Asya menolak, tapi pada akhirnya Asya menyetujuinya.

Asya pergi menggunakan motornya, setelah Asya membeli tepung, Asya langsung kembali ke rumah dan tidak mampir kemana mana karena takut dimarahi oleh ayahnya.

Setelah sampai ke rumah, Asya memberikan tepung tersebut kepada mama nya yang berada di dapur.
Asya pergi ke kamar untuk bermain HP, sesampainya dikamar, Asya mengambil HP yang berada di atas meja belajarnya dan langsung rebahan di kasur.

Asya menyalakan handphone nya, tapi Asya kaget mengapa notif chat di handphone Asya rame sekali, ternyata saat Asya cek. Asya sudah dimasukkan kedalam grup mpls sekolah, syok Asya sangat syok.

"Eh bejir, udah ada grup mpls aja buset, gue gak siap cok," Ujar Asya.

"Ehh ini kelas kelas mpls nya udah dibagi aja," Lanjut Asya

"Kira kira gue sekelas ama si Sila, Lista nggak ya,"

Oh ya, Lista dan Sila adalah teman Asya dimasa MTs. Mereka sepakat lanjut disekolah yang sama karena memang rumah mereka dengan sekolah itu cukup dekat.

Asya membuka satu satu pdf yang dikirim lewat grup tersebut, saat Asya membuka pdf yang ke 4, ia melihat nama Lista di sana dan ternyata tidak ada nama dia di sana, sama juga dengan pdf selanjutnya dimana ada nama Sila dan tidak ada nama Asya. Sepertinya Asya memang tidak ditakdirkan untuk sekelas dengan mereka.

"Yah kaga sekelas ama mereka, ya udah lah gapapa mencari teman baru," Ujar Asya.

Sejujurnya memang Asya tidak ingin sekelas dengan mereka lagi, karena Asya berpikir semasa MTs dia hanya dimanfaatkan oleh teman temannya itu. Tapi mau bagaimana lagi, jika tidak ada mereka Asya tidak ada teman.

(❁'◡'❁)

WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang