Besoknya..
Bel pulang sekolah berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas untuk pulang dan menuju parkiran mengambil kendaraan mereka. Sedangkan Asya dan yang lain masih tetap setia di kelas.
Asya masih berada di kursinya sambil merapikan barang-barang yang berada di atas meja. Namun, kegiatannya pun sedikit tertunda akibat pertanyaan dari Mira.
"Lo jadi nonton basket Sya?" tanya Mira duduk di sebelah Asya sambil membawa tas yang berada di depannya.
"Iya jadi, gue udah izin dan diizinin." jawab Asya menatap wajah Mira.
"Naik apa?" tanya Nia tiba-tiba.
"Kayaknya naik ojol deh, soalnya gue kaga bawa motor. Sengaja,"
"Oalah, hati-hati ya Sya. Sorry banget gue ngga bisa nemenin," ujar Nia.
"Gue ngomong kan gapapa Ni, santai aja." Asya lanjut merapikan barang-barangnya. Setelah selesai, ia pun menggendong tas ungunya di pundak.
"Ya udah gue duluan ya temen-temen." Asya melambaikan tangan dan berjalan keluar kelas.
"Lo udah pesen ojolnya?" tanya Siska sedikit berteriak.
"Belom, ini mau gue pesen. Bye bye." jawab Asya lagi-lagi sambil melambaikan tangan.
Asya menuruni anak tangga satu per satu, melihat bahwa koridor bawah sudah sepi tak berpenghuni. "Apa kelas dua belas lagi ngebet banget pulang ya? Biasanya mereka paling lambat keluar kelas,"
Ia pun mengambil ponselnya untuk membuka sebuah aplikasi berwarna hijau untuk memesan kendaraan. Sambil menunggu, ia berjalan menuju taman koridor kelas dua belas.
Ia duduk diantara kursi yang kosong. Beberapa menit setelahnya, ponsel Asya bergetar dan berbunyi. Asya melihatnya dan ternyata Rafael meneleponnya.
"Halo?-"
"Sya, lo dimana?" tanya Rafael di seberang sana dengan nada khawatir, mungkin?
Asya pun melihat sekeliling, sudah cukup sepi. Apakah Asya sudah cukup lama duduk di taman ini, tapi ojek online yang Asya pesan tak kunjung datang.
"Gue masih disekolah, lagi nunggu ojol," jawab Asya dengan suara sedikit kencang.
"Loh, lu kaga bawa motor?" tanya Rafael lagi.
"Ngga, kalo bawa motor gue takut nyasar, makanya gue mesen ojol," jelas Asya sambil memainkan kakinya yang sedang melayang tidak menginjak tanah karena ia sedang duduk di kursi.
"Ojol nya belum nyampe kah? Masih lama kagak, kalo masih lama gue jemput aja." Suara Rafael terdengar cukup kencang, kemungkinan besar ia sudah tiba di tempat perlombaan.
"Eh ngga usah, yang ada lo balik lagi. Kayanya udah mau sampe deh, bentar gue cek."
Asya pun mengecek apakah ojek online yang ia pesan sudah tiba atau belum, ternyata saat Asya sedang mengecek ke dalam aplikasi, ojek online Asya baru saja sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going
Ficção AdolescenteRafael Samudra Sanjaya adalah laki-laki yang menjabat sebagai ketua jurnalis di SMA Wiragama. Rabella Asya Afifah adalah siswa di SMA Wiragama yang menjabat menjadi sekretaris PMR di sekolahnya. Awalnya mereka berada di dalam satu sekolah yang sama...