Bel pulang sekolah berbunyi, para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas dengan cepat. Namun tidak dengan Asya, ia masih setia di tempat duduknya bersama dengan Mira yang sedang merapikan barang-barangnya.
"Lo mau balik jam berapa, Sya?" tanya Mira sambil memasukkan buku ke dalam tas.
"Kayaknya bentar lagi deh. Lo kalau mau balik duluan, balik aja." jawab Asya yang masih fokus mengerjakan tugasnya.
"Beneran nggak papa?" Mira memastikan.
"Iya, beneran. Nyokap lo udah nungguin di depan kan?"
"Iya sih bener, ya udah gue duluan ya Sya. Lo jangan balik sore banget," ujar Mira.
"Iya, aman. Tinggal dikit lagi ini," ucap Asya.
"Ya udah gua balik ya." ujar Mira yang langsung bertos-an tangan dengan Asya.
"Bye"
"Bye"
Saat ini, yang berada di kelas hanya Asya. Ia masih fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Padahal tugas tersebut bisa dikumpulkan lusa, namun Asya memutuskan untuk mengerjakan lebih dulu.
Setelah selesai, ia langsung menutup buku kemudian merapikan barang-barangnya. Memasukkan pulpen ke dalam tempat pensil dan memasukkan bukunya ke dalam tas. Tidak lupa untuk memakai sepatu, karena kebiasaan Asya saat di dalam kelas adalah melepas sepatunya.
Asya langsung berjalan keluar kelas, tidak lupa untuk menutup pintu kelasnya. Ia melihat sekeliling, sepi. Saat ini, di koridor kelas X hanya ada Asya. Bergegas ia berjalan dan menuruni anak tangga.
Saat Asya berada di lantai bawah, ia melihat lapangan penuh dengan anak-anak basket. Ia mengecek hari di ponselnya, hari senin. "Ngapain mereka di lapangan? Bukannya ekskulnya hari Kamis ya?" pikir Asya.
Di tengah perjalanan menuju gerbang, ia sengaja melirik ke arah lapangan. Ternyata mata hitamnya bertabrakan dengan mata coklat milik seorang laki-laki yang menghantarkan dirinya ke rumah kemarin dan memakai jersey berwarna biru tua dengan nomor punggung 19.
Laki-laki tersebut melambaikan tangan sambil tersenyum, Asya pun juga tersenyum menjawab senyuman dari laki-laki itu.
Karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.15 WIB, Asya mengisyaratkan pada Rafael untuk pamit pulang, hal itu dijawab Rafael dengan anggukkan kepala.
(❁'◡'❁)
Beberapa hari kemudian Asya membawa tote bag untuk memasukkan buku paketnya yang sebagian berada di dalam kolong mejanya.
"Kayaknya next gue bakal pake tote bag terus deh." ujar Asya sambil memasukkan buku paketnya ke dalam tote bag berwarna krem dan terdapat gambar kucing di tengahnya.
"Kenapa emang? Kok tiba-tiba banget," sahut Mira
"Biar tas gue nggak terlalu berat, ntar gue nambah pendek lagi," jawab Asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going
Teen FictionRafael Samudra Sanjaya adalah laki-laki yang menjabat sebagai ketua jurnalis di SMA Wiragama. Rabella Asya Afifah adalah siswa di SMA Wiragama yang menjabat menjadi sekretaris PMR di sekolahnya. Awalnya mereka berada di dalam satu sekolah yang sama...