CHAPTER 2 = Bertemu

322 11 0
                                    

Jangan lupa vote ya guyss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote ya guyss

(❁'◡'❁)

Kedua perempuan itu akhirnya setia di depan laptop milik Asya. Asya duduk dengan kaki yang ia lipat dan diatasnya terdapat guling kesayangannya untuk ia jadikan tumpuan tangannya. Sedangkan Bunga, ia menonton sambil tengkurap dan ditumpu oleh satu guling yang lain milik Asya. Mereka berdua asyik menonton drakor sampai tak terasa hari sudah sangat malam.

Paginya, mereka bangun untuk sarapan bersama dengan keluarga Asya. Mereka berdua berjalan menuju meja makan yang sudah terisi berbagai macam makanan. Di ujung meja makan, terdapat Ayah Asya, Satrio. Ayah Asya sedang menyeruput air hangat, sedang Mama Asya, Sinta, sedang berada di dapur.

Asya dan Bunga duduk di samping kanan Ayah Satrio. Beberapa detik mereka duduk, terdengar suara melengking yang sedang memanggil Mama Sinta. Ia adalah Keisa, Adik Asya yang biasa dipanggil dalam keluarganya dengan nama Eca. Eca sendiri menginjak kelas 1 SMP.

Mereka semua sarapan, tidak ada yang berbicara selama kegiatan sarapan ini terjadi. Sampai pada akhirnya Mama Sinta membuka suara.

"Bunga, emangnya Mama sama Papa kamu kemana?,"

Bunga menaruh sendoknya, "Mereka lagi pergi ke luar kota Tan, makanya aku kesini,"

Mama Sinta hanya menganggukkan kepala pelan.

"Sya, jalan yu. Mumpung lo lagi libur," Ujar Bunga yang langsung mendapat tatapan tajam dari Asya.

"Udah sono jalan sama Bunga, bener kata Bunga. Mumpung kamu libur, biar otot-otot kamu gerak," Ujar Ayah Satrio.

"Ya," Asya menjawabnya dengan sedikit jutek.

Selesai sarapan, mereka berdua benar-benar melakukan jalan pagi mengelilingi komplek rumah Asya. Komplek rumah Asya begitu asri, dan sejuk.

Mereka berjalan sambil membicarakan topik random yang terbesit dari pikiran mereka berdua.

Saat mereka berjalan ingin pulang ke rumah Asya, Asya bertemu dengan laki-laki yang pernah ia temui satu tahun yang lalu. Lelaki yang membuat Asya berdebar tak karuan saat bertemu dengannya.

"Bung, bisa lari?,"

"Lari? Ya bisa lah, kan gue punya kaki," Jawab Bunga.

"Ya udah, hitungan ke tiga. Kita lari," Asya sudah menyiapkan posisi untuk berlari kencang.

Bungan kebingungan, "E-eh? Ada apaan?,"

"Udah lari aja,"

"1 ... 2 ... 3 ... Lari,"

Mereka berdua pun berlari sampai berada di gang rumah Asya.

"Huh .. Huhh ..,"

"Sya, lo kenapa sih. Tiba-tiba ngajak gue lari ga jelas gitu, mana belum pemanasan," Ujar Bunga sambil mengatur nafasnya.

Asya pun hanya mengelap keringat yang berada di wajahnya sambil mengatur nafas. Perlahan, Asya menjawab pertanyaan Bunga.

"Panjang ceritanya, intinya gue ketemu sama laki-laki yang pernah ngebuat gue masuk bk pas SMP," Jelas Asya.

"Ya terus?,"

"Ah panjang, nanti kapan-kapan gue ceritain,"

"Ya udah dah, gue balik dulu dah Sya. Salam sama Tante Sinta ya,"

"Lah ilok, lu abis lari pasti ngos-ngosan, istirahat dulu di rumah gue,"

"Gapapa, gue mesen ojek online aja. Gue jalan ke depan dah biar gampang nyarinya, titip salam ya Sya," Bunga pun berjalan sambil meninggalkan Asya sendiri dan membuka ponselnya untuk memesan ojek online.

Asya lanjut berjalan menuju rumahnya, kemudian ia masuk ke dalam rumah.

"Loh Mba? Bunga mana?," Ujar Mama Sinta.

"Dia katanya mau pulang Ma, pesen ojol,"

"Oh yowis,"

"Ya udah aku mau ke kamar dulu ya," Ujar Asya berjalan menuju kamarnya.

Sesampainya Asya di dalam kamar, ia langsung mengambil handuk yang tergantung di samping lemari. Ia langsung menuju kamar mandi, karena sudah merasa kegerahan. Setelah mandi, ia pun merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang