Nakula berjalan dengan langkah cepat mengejar Harsha yang juga berjalan di depan nya. Sahabatnya itu tidak mau mendengarkan semua protes nya. Nakula kesal karena Harsha melimpahkan tugas ini pada nya.
"Harsha!" panggil nya namun tak di gubris oleh Harsha yang malah dengan santai mengabaikannya.
"Harsha tunggu ih!"
"Aku gamau ya kerja bareng dia, kamu ini kenapa si harus terima kerja sama dia?!" Ia berhenti begitu melihat Harsha menghentikan langkahnya.
Harsha berbalik badan, menatap Nakula dengan jengah. "Nakula, tolong abaikan perasaan lo dulu selagi bekerja. Ini udah tugas lo sebagai kepala divisi dan gue gamau tau!" tegas Harsha memperingatkan sahabat nya itu.
"Aku bakal turuti semua perintah kamu Harsha kecuali bekerja dengan dia!" ucap Nakula.
Nakula itu keras kepala dan sulit untuk di atur. Ia akan menolak segala sesuatu yang membuat nya tak nyaman.
"Nakula, kenapa lo jadi sebenci ini ke Abimanyu? dia ga melakukan kesalahan fatal ke lo kan?" tanya Harsha yang tak mengerti kenapa Nakula jadi berubah seperti ini. Hanya karena melihat Abimanyu sahabat nya itu menjadi pembangkang.
"Menurut mu dia gak melakukan kesalahan? Harsha, aku pikir kamu yang paling tau perasaanku selama ini. Aku pikir kamu yang paling paham tentang apa yang aku pikirkan, dan sekarang kamu bertanya ke aku kesalahan apa yang udah dia perbuat?" Nakula menatap Harsha dengan tatapan kecewa. Nakula pikir Harsha berada di kubu nya, Nakula pikir Harsha mendukung keputusan nya.
"Bukan gitu maksud gue Na. Abimanyu itu hanya korban, dia gatau apa-apa kan waktu dia Amnesia. Hilang ingatan juga bukan kemauan dia. Gue ngedukung lo Na, gue sahabat lo dan gue juga gamau temen gue hancur karena perasaannya sendiri" ujar Harsha mencoba memberi pengertian.
"Jadi maksud mu ini semua salah ku? perasaan ku yang salah?"
Harsha menggeleng, bukan ini juga yang ia maksud. Nakula telah sepenuh nya salah paham. Harsha mengerti apa yang dirasakan Nakula tapi ia juga paham jika Abimanyu tidak bermaksud menyakiti Nakula. Harsha melakukan ini hanya untuk mengembalikan dua hati yang berantakan di antara dua teman nya. Ia tidak ingin Nakula dan Abimanyu menjadi musuh.
"Nakula lo salah— " ucapannya terhenti.
"Aku ga ngerti Sha, ternyata kamu lebih memikirkan dia daripada perasaan sahabat mu sendiri"
"Nakula— " sahabat nya itu meninggalkannya sebelum ia selesai bicara. Harsha paham jika Nakula sedang marah padanya saat ini.
Harsha bingung bagaimana menjelaskan ini semua pada Nakula, mengetahui jika sahabat nya itu memiliki sifat keras kepala dan tak mau mengerti yang membuat nya kesulitan untuk memberitahu Nakula tentang apa maksud nya.
***
Saat ini Nakula duduk termenung di atas balkon. Malam ini langit terlihat cerah dan bintang-bintang bertebaran menghiasi sepi nya malam. Pria itu memikirkan segala ucapan Harsha pada nya. Semua yang di katakan Harsha membuat pikirannya kacau.
"Bapak. . . apa perbuatan Nakula pada mas Abim itu salah?"
"Nakula hanya kecewa pak, Nakula hanya ingin menyembuhkan luka di hati Nakula" pria manis itu menatap bulan yang bersinar lebih terang di antara sinar yang lain.
Jika dulu bintang adalah Abimanyu, kini bulan merupakan perantara antara bapak dan juga dirinya. Ia teringat jika dulu sangat suka mengobrol dengan bapak karena bapak akan selalu memberikannya wejangan dan ajaran-ajaran baik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIMANYU || Nomin
FanfictionAbimanyu merupakan seorang anak dari kalangan bawah. Ia memutuskan untuk bekerja ke China dan meninggalkan kekasih juga keluarganya. Namun siapa sangka, di negri orang Abimanyu malah mengalami kejadiaan naas hingga membuat hidup nya berubah seketika...