14. Penolakan

658 44 8
                                    


Nakula sudah kembali ke Jakarta untuk melakukan kewajibannya sebagai kepala divisi di kantor milik Harsha. Dan kini ia harus disibukkan dengan pekerjaannya yang menumpuk karena cuti. Ia bahkan tidak sempat untuk beristirahat karena Harsha sudah mengirimkannya beberapa dokumen untuk ia selesaikan.

Hari ini suasana di kantor sangatlah sibuk. Semuanya bekerja sangat keras, seperti hal nya Nakula yang kini duduk dengan kedua mata yang fokus menghadap komputer. Ia tengah menyalin beberapa data.

"Ekhem!" suara deheman itu mengejutkannya. Nakula sontak menoleh dan ingin saja mengumpat, namun tidak jadi karena pelaku nya adalah bos nya sendiri.

Bos sekaligus sahabat nya itu dengan santai menyenderkan tubuhnya ke pinggiran meja, dengan kedua tangan yang berada di saku celana. "Harsha kamu ngagetin aku aja!" desis nya tajam, ia tak ingin anak-anak yang lain mendengarnya.

"Ada apa pak?" Ujarnya, bersikap sopan pada atasannya itu.

"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa besok ada meeting bersama direktur perusahaan emas. Kamu sebagai perwakilan kepala divisi harus hadir Nakula" ujar Harsha yang kini sudah berdiri dengan tegap.

"Besok jam berapa pak?"

"Besok malam, di kantor utama. Meeting besok akan membahas launching produk baru dari pihak sana jadi semua kepala divisi harus hadir ya" beri tahu Harsha pada Nakula, tak lupa ia menyampaikan pada karyawan nya itu untuk memberi tahu semua kepala divisi lewat group chat mereka.

"Baik pak, saya usahakan datang dan akan saya sampaikan kepada yang lainnya" Nakula mengangguk rendah. Dan setelah itu Harsha berlalu dari sana.

Nakula menghela nafas pelan, disaat bekerja seperti ini ia harus bersikap sopan santun pada Harsha sebagai bos nya. Kalau tidak, maka ia akan berbicara panjang lebar dan bahkan akan memaki Harsha karena memberikan tugas begitu banyak. Sebenarnya besok malam Nakula ingin sekali bersantai dirumah karena mengingat besok bisa pulang lebih awal. Tapi ia juga harus ingat bahwa ia menjabat sebagai kepala divisi yang bertanggung jawab pada anak buah nya, jadi ia terpaksa harus mengikuti meeting besok malam.

"Hah sial, padahal besok aku pengen banget nonton!" gerutu nya itu. Beruntung Harsha sudah pergi dan tidak mendengarnya. Kalau tidak, pasti posisi nya saat ini akan terpengaruh.

"Eh— Anna!" panggilnya kala melihat salah satu karyawan yang ia kenal berlalu dihadapannya.

"Iya pak, ada apa?" tanya perempuan itu dengan sopan.

"Kamu mau ke cafe kan?" Anna hanya mengangguk.

"Saya nitip kopi hitam tanpa gula satu ya?" ujar nya dan mendapat anggukan lagi dari Anna. Perempuan itu berlalu dari sana dan pergi ke cafe di sebrang kantor. Dan Nakula pun melanjutkan pekerjaannya meskipun dengan mood yang sedikit turun.

Kopi disaat seperti itu adalah keputusan yang bagus untuk mengembalikan mood nya.


***


Keesokan malam nya seperti yang diperintahkan oleh Harsha, pria manis itu masih berada di kantor, padahal karyawan lainnya sudah pulang sejak sore tadi. Nakula terlalu malas untuk bolak balik dari kantor ke apartemen dan ke kantor lagi. Jadi ia memilih untuk menunggu jam 8 malam itu tiba sendirian di kantor. Kepala divisi yang lain jelas belum sampai karena ini baru jam 6 menjelang petang. Sungguh ia merasa bosan dan juga mengantuk.

Ting!

Suara notifikasi dari handphone nya mengejutkannya. Ia nyalakan benda pipih itu dan membuka pesan yang ternyata berasal dari Harsha.

ABIMANYU || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang