21. Liburan?

348 27 1
                                    

Abimanyu masuk kedalam apartemen nya dengan perasaan campur aduk. Hati nya masih begitu sesak melihat pria yang dicintai nya itu berubah drastis. Dulu yang begitu mencintai nya sekarang mencoba untuk menjauh dari nya. Ia rebahkan tubuhnya di atas sofa, helaan nafas lelah terhembus dari bilah bibirnya. Ia usap wajah nya dengan kasar, lalu termenung begitu saja.

"Sial! apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan hati nya kembali?" pria itu menggerutu sembari memukul angin. Ia begitu kecewa melihat perilaku Nakula terhadap nya.

"Kenapa kamu susah sekali untuk dibujuk Nakula?" tanya nya pada diri sendiri.

"Kalau terus begini, aku harus gimana?"

Abimanyu memikirkan banyak cara untuk bisa menarik hati Nakula untuk kembali bersama nya. Akan tetapi, semua usahanya belum juga membuahkan hasil. Tidak perduli semanis apapun ia memperlakukan  Nukala, pria manis itu tetap tak meluluhkan hati nya untuk Abimanyu.

Sampai saat ini, ia hanya bisa menghela nafas untuk menenangkan dirinya. Abimanyu tak boleh marah, ia harus tetap sabar untuk mengejar cinta Nakula. "Aku harus telfon Harsha"

Ia pun merogoh saku celananya untuk mengambil handphone dan menghubungi Harsha. Ia mencoba melakukan panggilan. Namun, panggilannya tak mendapat jawaban. Kepalang kesal, Abimanyu melemparkan handphone itu ke sofa di sebelahnya.

"Hah. . . " Abimanyu kembali bersandar, kedua matanya terpejam erat. "Sampai kapan kamu mau menjauhi aku, Naku?" gumam nya pelan.

Sedangkan saat ini, Harsha tengah berjalan terburu-buru di bandara. Sebelumnya, ibu nya menelfon jika ia harus menjemput sang ibu yang baru saja pulang dari London. Pria tan itu memang memiliki dua orang tua yang masih lengkap, namun keduanya harus tinggal di London untuk mengurus beberapa pekerjaan yang memang tidak bisa di handle dari jarak jauh.

*****

"Sorry, tadi gue beneran ada urusan. Gue harus jemput nyokap gue di bandara."

Setelah sekian lama, akhirnya Harsha menelfon Abimanyu terlebih dahulu untuk menanyakan dinner yang merupakan bagian dari rencananya. Pria itu berharap agar rencana makan malam itu berhasil dengan lancar.

"Kamu beneran ga bohong?"

"Buat apa juga gue bohong, orang gue juga kaget kalau ternyata orang tua gue pulang."

"Jadi gimana?" tanya Harsha pada akhirnya.

"Gagal."

"Kok bisa, kenapa dia bisa pergi ninggalin lo?"

"Itu juga karena kesalahan saya Sha, kalau saya ga bahas soal itu dia mungkin ga bakal pergi."

Harsha mendesah geram, ia tidak percaya jika rencananya gagal begitu saja. Karena kecerobohan temannya itu sendiri.

"Kan udah gue bilangin, kalau lagi sama dia jangan dulu bahas hal begituan. Habisin waktu lo sama dia tanpa perasaan itu."

"Saya tau apa yang saya lakukan itu kesalahan. Mau bagaimana lagi, sekarang saya juga harus memikirkan cara lain untuk membuat Nakula mau memaafkan saya."

"Yaudah deh, nanti gue bantu pikirin cara lain supaya Nakula mau terima lo lagi."

Keduanya sama-sama merasa lelah. Abimanyu bingung harus berbuat apalagi untuk membuat hati nakula kembali takluk. Dan Harsha juga merasa khawatir jika memang benar perasaan Nakula pada Abimanyu benar-benar sudah hilang.

Harsha tak mau jika kedua sahabat nya itu berpisah. Memang, perasaan kecewa sering kali membuat hati merasa tak nyaman dan tak mau percaya lagi pada seseorang. Tapi Harsha tak mau membuat sahabatnya itu terus memendam rasa benci karena kecewa nya yang ia tahan.

ABIMANYU || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang