28. Sebuah Ungkapan

430 36 5
                                    

"Mama, kita mau kemana?"

Ningning berjalan sembari menggandeng tangan kecil Jiao. Wanita itu berencana untuk mengajak putri nya pergi berjalan-jalan, agar Jiao tidak merasa jenuh berada di hotel.

"Mama ingin mengajak Jiao jalan-jalan. Jiao. . . Mama minta maaf untuk yang semalam sayang." Ningning menghentikan langkahnya, dan berdiri menghadap anak itu.

Jiao yang mendengar itu lantas menggeleng, ia genggam erat tangan Ibu nya. "Mama tidak pernah berbuat salah, jadi jangan minta maaf. Ini karena Jiao sendiri yang tidak sabar untuk bertemu dengan Papa." timpal Jiao dengan raut bersalah.

Ningning tersenyum teduh, "Kalau begitu, Jiao janji untuk sabar ya?" pinta Ningning yang kini mengulurkan jari kelingkingnya. Jiao memperhatikan sang Mama, dan anak itu dengan cepat menautkan kelingking milik nya.

"Jiao janji Mama!" tukas nya.

Kedua nya berjalan menuju mobil. Di depan sana sudah ada Xiaojun yang akan menjadi supir mereka. Meskipun Ningning tidak tahu tempat-tempat di sini. Tapi jika ada Xiaojun pasti semua akan berjalan dengan lancar.

Mereka masuk dan mobil mereka pun mulai berjalan. Jiao melihat gedung-gedung besar yang biasa ia lihat saat berada di China. Menurut nya disini tidak begitu nyaman, ia lebih suka berada di negara nya sendiri jika dibandingkan tinggal disini. Saat pertama kali ia menginjakkan kaki di Indonesia, Jiao selalu mengeluh karena cuaca yang begitu berbeda dengan di China. Jiao sangat tidak tahan dengan cuaca panas yang membuat nya berkeringat, ia tidak tahan perasaan lembab itu.

Saat memikirkan tentang China, tiba-tiba Jiao terpikirkan sebuah makanan kesukaannya di musim dingin. Meskipun cuaca saat ini begitu panas, tapi Jiao begitu menginginkan mie udon yang biasa ia makan ketika musim dingin di China.

"Mama, Jiao ingin makan udon." ucap Jiao di tengah perjalanan.

"Kau ingin udon? tapi dimana kita mencari nya?" tanya Ningning.

"Maaf Nyonya, mungkin ada restaurant Jepang di sekitar sini? saya akan melihat Maps terlebih dahulu." timpal Xiaojun yang ikut menengahi.

"Baiklah Xiao, kau cari tempat yang menjual udon."

Xiaojun lantas meminggirkan mobil nya sebentar untuk melihat handphone nya. Akan berbahaya jika ia membuka handphone sembari menyetir. Ia pun membuka Maps dan mencari tahu tempat menjual udon yang sangat dinginkan oleh majikan nya itu.

"Nyonya, ada kedai udon terdekat di sini." tukas Xiaojun.

"Benarkah? kalau begitu mari bawa kita kesana Xiao!" pria itu pun mengangguk patuh. Ia pun kembali menjalan kan mobil nya untuk menuju ke tempat tersebut.

"Kenapa Jiao tiba-tiba menginginkan udon?" tanya Ningning pada si anak.

"Hanya ingin Mama. Tiba-tiba saja Jiao merindukan rasa dari kuah udon yang lezat." jawab sang anak dengan raut cerah nya.

"Kau baru satu hari berada disini Jiao, dan sudah merindukan mie udon?"

"Memangnya kenapa Mama? Jiao akan selalu merindukan China, dimana dan kapanpun Jiao berada." tukas si kecil dengan bangga.

"Baiklah-baiklah." Ningning hanya bisa mengusap rambut si anak dengan sayang, ia ikut merasakan aura bahagia dari sang putri.

Beberapa menit perjalanan mereka untuk mencari udon, dan akhir nya mereka berhenti di depan sebuah Mall besar. "Seperti nya kedai itu ada di dalam Mall ini, Nyonya."

"Kau parkiran dulu mobil nya Xiao."

"Baik."

Setelah Xiaojun berhasil membawa mobil ke tempat parkir. Ningning dan Jiao turun bersamaan. Anak itu terlihat begitu sumringah dan nampak bersemangat. "Yeay, kita makan udon!"

ABIMANYU || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang