16. Rencana

463 35 3
                                    

"Saya harus berbuat apa Harsha?"

Saat ini Abimanyu dan Harsha tengah menghabiskan waktu bersama di ruang kerja milik Harsha. Tempat ini sudah sepi sejak beberapa jam yang lalu. Tapi kedua pria itu belum ada niatan untuk segera pulang.

"Kenapa? apa yang udah lo perbuat ke Nakula?"

Abimanyu bersandar pada sofa dengan tatapan sendu. Ia memikirkan pujaan hati nya itu yang masih saja kesal padanya. "Saya sudah membuat nya marah-marah."

"Soal tawaran jadi model itu?"

Abimanyu mengangguk lesu yang membuat Harsha berdecak. "Lo tau kan sifat Nakula itu gimana? harus nya lo ga boleh langsung nyerang dia dengan tawaran bodoh lo itu. Nakula itu keras kepala, lo harus bisa buat dia nyaman di dekat lo. Perhatikan setiap lo mau ngomong sama dia."

"Tapi saya juga berbicara dengan baik-baik. Apa salah nya membuat dia menjadi seorang model?"

Harsha menepuk kening nya karena jengah. Abimanyu tidak paham dengan apa yang dikatakan Harsha.

"Ya lo mikir lah, dia itu kepala divisi. Kerjaannya ngurus dokumen-dokumen dan berkas kantor. Masa lo suruh dia jadi model secara tiba-tiba, dia pasti risih bro." kata Harsha dengan penuh kepastian yang membuat Abimanyu mengangguk paham.

"Terus, saya kudu piye Sha?"

"Gue bakal coba bujuk dia buat terima tawaran lo ini. Nah, dengan begitu akan ada banyak alasan supaya lo bisa sering ketemu dengan dia dan ngobrol secara langsung!"

Abimanyu berbinar dan bibir nya itu melebar penuh semangat. Ide yang diberikan Harsha itu sangat lah bagus untuk nya. "Dengan begitu, saya bisa mengajak Nakula makan malam dengan alasan untuk membahas pemotretan?!" Harsha mengangguk cepat, kedua nya melakukan tos ala pria karena sudah menemukan rencana.

"Tapi kalau dia menolak gimana?" tanya Abimanyu pada Harsha.

"Lo tenang aja, gue akan ancam dia nanti." Harsha tersenyum miring, menunjukan wajah jahil nya pada Abimanyu.

"Kamu bakal ancam dia dengan apa Harsha? dia itu tidak akan takut sama kamu, yang ada pasti kamu yang takut sama dia!"

"Enak aja! Nakula itu ya, paling takut soal urusan pekerjaan. Gue bakal ancam dia dengan bawa-bawa pekerjaan biar dia mau nurut."

"Kamu mau memecat Nakula?!" gertak Abimanyu tak terima.

"Cuman ancaman, dia pasti takut gue pecat dari perusahaan ini. Secara dia itu kan males banget buat nyari pekerjaan lagi." Harsha tersenyum bangga.

"Kamu jangan pecat dia beneran yo!"

Abimanyu sudah menunjukan telunjuknya itu untuk memperingati Harsha. Dia tidak akan setuju dengan cara ini, karena Nakula pasti akan bersedih. Abimanyu tidak ingin membuat Nakula nya itu bersedih.

"Kagak elah, cuman buat ancaman aja."

Abimanyu pun mengangguk setuju. Ia tersenyum tipis dan tidak sabar untuk segera melihat Nakula lebih lama lagi. Karena saat ini pun ia sudah merindukan sosok manis itu.


***

"Nakula!"

Harsha berdiri tak jauh dari pria manis itu berada. Nakula tengah berbincang dengan salah satu karyawan. Semenjak kemarin Nakula sama sekali tak mengirim pesan atau bahkan mengobrol dengannya. Harsha tahu jika Nakula masih tersinggung dengan ucapan nya waktu itu.

Harsha berjalan mendekat, ia bisa melihat jika Nakula mencoba tak menghiraukan panggilan Harsha. Ia melengos dan wajah nya seketika terlihat begitu jutek.

ABIMANYU || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang