23. Perasaan

413 31 4
                                    

Harsha datang bersama dengan kedua orang tua nya. Mereka satu keluarga sudah mendarat di bandara Ngurah Rai sore tadi. Nakula merasa senang karena akhirnya Harsha tiba untuk menemani dirinya. Karena tanpa adanya sahabat nya itu, ia merasa bosan dalam liburan ini.

Harsha langsung saja menghampiri kamar Nakula. Pria itu tengah menonton acara tv sambil memakan camilan. Nakula tersenyum cerah kala bel berbunyi menandakan jika sahabat nya itu sudah berada di depan pintu.

"Harsha!" ia memeluk Harsha dengan kencang saat pintu baru saja terbuka.

"Astaga Nakula, gue kecekek ini!" rengek Harsha yang kini mendapat pelukan erat dari sahabat nya.

"Baru juga se hari gak ketemu, udah kangen aja lo sama gue."

"Ndak kangen si sebener nya, cuman kalau ga ada kamu aku bosen aja." sontak Harsha berdecih mendengar nya.

"Yuk masuk!" Nakula menarik tangan Harsha untuk masuk ke dalam. Di dalam sana, mereka berdua banyak berbincang. Banyak yang mereka ceritakan selama satu hari tak bertemu. Sahabat akan selalu seperti itu, bahkan jika kita tidak bertemu dalam beberapa jam saja pasti akan ada banyak hal yang ingin segera di ceritakan.

"Mas Abim selalu aja deketin aku selama ga ada kamu disini." tukas Nakula.

"Bukanya kalau ada gue pun dia tetep akan deketin lo ya? dia itu kan ajuin kerja sama ini juga karena pengen deket sama lo lagi."

"Maksud nya?!" kedua mata Harsha membulat, mulut nya baru saja keceplosan soal rahasia nya dengan Abimanyu.

"Eh m-maksud gue, dia pengen deket dengan gue!"

"I-iya gitu, kan lo tau dulu gue suka sama dia." Harsha meringis, dalam hati ia merutuki mulut nya sendiri.

"Kamu suka sama mas Abim lagi?!" Nakula reflek menepuk paha Harsha dengan kencang.

"Ish, jangan pukul gue!"

"Ma-maaf. . . kamu beneran suka lagi sama dia Sha?" dengan pelan Nakula bertanya.

"Iya, gue suka lagi sama Abimanyu. Kenapa? bukannya lo udah ga cinta sama dia ya? jadi Abimanyu buat gue aja" ucap Harsha tanpa menunjukan ekspresi bohongnya yang membuat Nakula menelisik tajam.

"Kata siapa aku ga cinta sama mas Abim?!"

"Mas Abim itu cinta pertama nya Nakula, ga boleh ada yang ambil!" desak Nakula dengan menggebu, ia kesal dengan Harsha saat ini.

"Loh, kalau lo masih cinta kenapa bersikap kayak gitu ke Abimanyu?" Harsha bertanya dengan wajah menuntut.

"Gitu gimana? aku biasa-biasa aja."

"Lo marah sama Abimanyu."

"Siapa yang marah? aku cuman pengen jaga jarak dulu sama dia." Nakula mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Jaga jarak tapi ga gitu caranya. Ketemu aja gamau, dikit-dikit marah kalau dia mau perbaiki masalah kalian. Kalau dia ngajak ngobrol lo, pasti lo ngehindar."

"Itu karena aku sebel kalau liat muka dia, dia ngingatin aku sama wanita itu!"

"Udah berapa kali gue bilang kalau Abimanyu sama Ningning itu ga ada hubungan apa-apa. Mereka cuman sebatas temen, bahkan Abimanyu ngaku sama gue kalau dia anggap Ningning itu kaya adek nya sendiri. Lo jangan lupa Na, siapa yang bikin Abimanyu bisa sampai di titik ini. Lo juga jangan lupa kalau ga ada Ningning, mungkin Abimanyu udah ga selamat waktu itu!"

"Kok kamu jadi belain wanita itu lagi sih?! sebenarnya yang temen kamu itu aku atau dia?!"

"Kenapa sekarang semua jadi salah aku? salah aku kecewa sama mas Abim? salah aku marah karena dia kasih janji palsu ke aku?!"

ABIMANYU || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang