22. Bali

366 27 3
                                    

Sesuai undangan dari perusahaan jika kini mereka mendapat tiket untuk liburan ke Bali bersama dengan para orang penting lain-nya. Semua berangkat bersamaan. Nakula dan lainnya menaiki pesawat yang sama begitu pula dengan Abimanyu. Namun, berbeda dengan Harsha karena pria itu tak nampak di antara banyak nya orang-orang perusahaan.

Harsha bilang, ia akan menyusul karena besok harus menjemput pak John yang dimana ayah nya sendiri, yang baru saja menyusul untuk pulang. Karena pria itu tak ada saat ini, Nakula hanya bisa terdiam menatap awan. Ia juga enggan untuk mengajak berbicara orang lain yang kebanyakan jauh lebih tua dari nya.

Saat ia tengah terdiam menatap jendela, Nakula sedikit terhenyak karena kedatangan seseorang yang kini langsung duduk di sebelahnya yang kebetulan kosong. Pria itu tak lain adalah Abimanyu. Nakula mengerjap pelan, tak pernah menyangka jika Abimanyu akan duduk di sebelahnya.

Tanpa perduli, ia kembali menolehkan kepala menghadap jendela. Menghiraukan seseorang di sebelahnya itu, seakan tak ada siapapun di sampingnya. Abimanyu sendiri hanya tersenyum kecut melihat betapa acuh nya Nakula terhadap kehadirannya. Ia juga tak berencana untuk mengambil kursi di sebelah pria manis itu. Tapi karena pak Hendra- jajaran direksi yang sangat ia hormati meminta nya untuk pindah duduk menemani Nakula yang terlihat sendirian. Dan tanpa bisa menolak, Abimanyu mau tak mau mengiyakannya.

Sampai beberapa jam berjalanan yang mereka habiskan hanya tertidur dan saling berbincang kecil. Berbeda dengan Nakula yang tertidur di pundak Abimanyu tanpa ia sadari.

***

Kurang lebih dua jam berjalanan, mereka akhirnya sampai di bandara. Bus kecil menjemput mereka untuk mengantarkan ke hotel. Semuanya sudah dipersiapkan dengan baik, jadi mereka hanya menikmati perjalanan dan liburan ini.

Sesampainya di hotel, mereka mulai mengambil kunci masing-masing dan berjalan menuju kamar masing-masing. Abimanyu melihat Nakula yang tengah menarik koper nya menuju lift. Berbeda dengan dirinya yang tak membawa apapun, hanya seorang diri. Abimanyu pun sedikit mempercepat langkahnya guna menyusul Nakula, dan tepat saat itu juga ia menarik koper merah jambu itu dari tangan Nakula.

Pria manis itu sontak menoleh, dan sedikit terkejut melihat Abimanyu sudah berada di sebelahnya. "Ngapain?" tanya nya, menaikkan sebelah alis nya.

"Biar aku aja yang bawa, kamu pasti lelah." jawab Abimanyu tanpa menoleh.

"Aku nggak naik tangga sampai ke lantai tiga ya" mendengar itu Abimanyu menelan ludah dan mengerjapkan mata pelan, canggung dengan suasa yang tiba-tiba ini.

Nakula hendak mengambil alih koper nya lagi. Akan tetapi, pria itu langsung menggeser nya dan berjalan mendahului dirinya. Nakula yang melihat itu hanya bisa mematung. Melihat punggung tegap itu mulai berjalan di depannya. "Terserah deh." gumam nya sembari mengedikan bahu dan mengikuti Abimanyu.

Sampai didepan kamar hotel nya, Nakula dengan ragu mengucapkan terima kasih pada Abimanyu. "Makasih. . . " ujar nya.

Abimanyu tersenyum sedikit lebar, hati nya berdegup kala melihat Nakula yang nampak malu-malu di hadapannya. "Sama-sama, kalau kamu butuh bantuan bisa panggil aku aja, kamar kita hadap-hadapan" Abimanyu menunjuk kamar di belakangnya, tepat di depan kamar Nakula.

Tanpa menjawab, Nakula hanya mengangguk pelan. Ia pun permisi untuk masuk kedalam karena sekarang ia butuh beristirahat. Abimanyu yang melihat pintu tertutup pun hanya bisa menggaruk pelipis nya dan ikut masuk kedalam kamar nya juga.

ABIMANYU || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang