32. Alur Takdir

455 32 9
                                    

Sudah dua hari semenjak saat itu Nakula dan Abimanyu tidak bertemu sama sekali. Nakula bekerja seperti biasa dan langsung pulang, ia juga tidak melihat Abimanyu berkeliaran di kantor perusahaan Harsha. Jujur saja jika Nakula juga merindukan sosok pria tampan itu. Tidak lama hubungan mereka membaik, hal seperti ini justru datang dan memisahkan keduanya lagi.

Nakula tidak mengeluh akan hal itu, ia bersikap seperti biasa seakan tidak terjadi hal apapun. Ia ingin berusaha untuk tidak memikirkan Abimanyu, karena mungkin setelah itu ia benar-benar takkan bertemu dengan pria itu lagi.

"Nakula!"

Dari kejauhan sana ada Harsha yang memanggil nya. Pria manis itu berbalik badan dan melihat Harsha yang berjalan mendekatinya. 

"Lo mau langsung pulang?" tanya Harsha tepat di hadapan Nakula.

"Iya, aku mau langsung istirahat." jawab nya. Harsha hanya menganggukan kepala, lalu tersenyum simpul.

"Yaudah kalau gitu. Tadinya sih mau gue ajak ngopi bentar, tapi karena lo kayak nya capek banget jadi gue juga mau pulang aja."

"Eh, kalau kamu mau aku temani juga gapapa kok Sha." ujar Nakula, ia merasa tak enak pada boss sekaligus sahabat nya itu.

"Gapapa, gue juga pengen istirahat dirumah. Gue nanti bikin kopi sendiri aja." kata Harsha dengan senyuman tulus.

Nakula menghela nafas, dan mengangguk. Ia sangat lelah saat ini dan langsung ingin pulang. Kedua nya pun berjalan bersama ke arah parkiran, lalu berpisah setelah nya. Harsha tahu jika sahabat nya itu masih bersedih, ia memikirkan bagaimana cara untuk menghibur sang teman. Namun, melihat Nakula yang tampak kelelahan membuatnya urung dan membiarkan sahabatnya itu beristirahat dirumah.

Mobil Nakula melintas di jalanan malam dengan kecepatan sedang, menikmati pemandangan malam hari di jalanan yang sudah sedikit sepi dengan perasaan yang nampak gulana.

Udara malam yang dingin menerpa kulit wajahnya dari samping. Ia membuka sedikit kaca mobil nya agar angin malam bisa masuk kedalam. Nakula butuh menghirup udara segar untuk menyegarkan pikirannya yang berkecamuk. Entah kenapa ia terus saja memikirkan Abimanyu dan sangat merindukan sosok itu.

Berkali-kali ia berusaha menghapus Abimanyu dari pikirannya, namun Nakula tetap tidak bisa berhenti memikirkannya. Nakula sangat rindu, ia sangat ingin bertemu dengan Abimanyu. Nakula pusing, ia yang memutuskan Abimanyu untuk pergi tapi ia juga yang sangat merindukan Abimanyu. Entah lah, ia mungkin akan kesulitan untuk tidur malam ini.


***


Sedangkan pria kelahiran Jawa itu tengah duduk termenung di ruang kerja di apartemen nya. Mata yang kosong dan wajah yang datar menunjukkan jika dirinya tidak baik-baik saja. Seharian ia hanya melamun, dan bahkan ketika putri nya mengajak nya berbicara ia suka tidak fokus.

Abimanyu juga memikirkan pujaan hati nya. Bagaimana ia bisa bertemu dengan Nakula lagi, karena saat ini ia harus meluangkan waktu untuk putri nya. Ia membawa Ningning dan Jiao untuk tinggal di apartemen nya selama beberapa waktu. Ia ingin sekali pergi dan menemui Nakula. Tapi, ia urungkan hal itu demi menjaga perasaan putri kecil nya.

"Papa. . . "

Netra nya bergerak reflek saat suara kecil terdengar di depan pintu ruang kerja nya. Anak kecil bernama Jiao itu  mengintip di celah pintu yang di bukanya sedikit. Melihat apakah Ayah nya itu sibuk atau tidak.

Abimanyu yang melihat keberadaan gadis kecil itu lantas memanggil nya dan bertanya. "Jiao, kenapa kau berdiri disana nak?"

Si kecil dengan ragu membuka pintu sedikit lebih lebar dan masuk dengan perlahan. Raut anak itu nampak sedikit enggan, dan ragu-ragu.

ABIMANYU || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang