11. cherche une carte

550 148 18
                                    

Haii, karena malming jadi aku kasi bonus nih🍑

Selamat malming sama abang jenderal

Setelah berhasil mengajak Rosanné pergi, mereka akhirnya memulai perjalanan ke pusat kota. Jeffryson akan menjelaskan semuanya pada Rosanné, t-tidak maksudnya semua hal yang akan Rosanné lakukan di sana. Perdebatan kecil kembali terjadi antara keduanya.

Wajar saja karena posisi Rosanné sama sekali tidak benar dalam hal ini. Bagaimana bisa dirinya yang merupakan warga negara Prancis harus menyelinap dan menjadi pencuri di negaranya sendiri.

Mereka akan pergi ke pusat kota tepatnya kantor militer Prancis. Jeffryson menyuruh Rosanné untuk mengambil sebuah peta yang ada di sana sementara dirinya akan menyamar menjadi seorang penjaga yang bertugas di jalan masuk. Itulah mengapa Jeffryson mengenakan seragam milik tentara Prancis hari ini.

Seragam itu milik mayat tawanan yang saat ini telah mati karena disandera tanpa makan dan minum.

"Kau menyuruhku menjadi pencuri di negaraku sendiri?" Rosanné tampak kesal menatap dengan alis yang menyatu pada sang jenderal yang tengah fokus menyetir.

"Kau harus mau Rosé! Kau tawananku!" Tegas Jeffryson

"Aku milik negaraku, Jeff. Kau selalu mengatakan hal yang sama hanya karena aku takut dan tidak bisa untuk melawan." Suara Rosanné naik satu oktaf meski intonasinya masih terdengar lembut seperti biasanya

"Rosé, ini tidak akan merugikan negaramu ... Aku hanya akan menjemput prajuritku yang mereka sandera." Kepalanya menoleh sesaat pada Rosanné

"Tidak Jeff, kali ini aku tidak bisa menuruti perintahmu.."

"Menurut lah Rosé ini mendesak! Pasukanku kekurangan prajurit untuk berperang, kami bisa saja kalah dalam sekali serangan oleh Prancis."

Rosanné frustasi kepalanya terasa berat seketika. Hal ini sama saja dengan ia memikul beban dari dua negara sekaligus. Ia menatap jalanan berbatu yang mereka lalui pikirannya menerawang jauh memikirkan harus menjawab seperti apa yang terpenting akan jawaban itu adalah bagaimana nasibnya selanjutnya.

Sementara Jeffryson juga diam seakan membiarkan gadis itu untuk berfikir. Dengan harapan jawaban yang akan ia terima bukanlah hal yang membuatnya kecewa.

Masuk ke kantor militer bukanlah hal yang mudah apalagi harus mencuri sesuatu didalamnya. Mencari barang yang tak pernah di lihat sekalipun kemudian diambil tanpa ijin tentu akan membahayakan keselamatan. Ini bukan hanya tentang siapa dan berasal dari mana. Ini menyangkut akan dua negara yang saling bermusuhan dan harus digenggam oleh seorang gadis perawat yang tak tahu seluk beluk peperangan.

Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri, Rosanné telah mendapat jawabannya. Ia menghela napas berat,  "aku akan melakukannya."

Jeffryson menoleh pada Rosanné mengabaikan jalanan lurus di hadapannya, melempar senyum tipis sangat tipis meski masih bisa terlihat.

"Ini bukanlah hal mudah, Rosé tapi aku yakin kau bisa melakukannya. Peta itu adalah kertas dengan warna kuning dengan gambar dan keterangan parit milik Prancis," tutur Jeffryson kini nadanya terdengar sedikit lebih bersemangat

Rosanné diam, kembali memikirkan apakah keputusannya ini adalah benar dan tidak membahayakan dirinya

"Dengar, kau harus berhati-hati aku akan menyamar sebagai prajurit penjaga dan menunggumu di jalan masuk. Ingat kau tidak boleh berbicara apapun pada mereka kau tidak boleh melaporkan kejadian ini. Kita akan terancam, kau dan aku akan tertembak jika sampai kau menceritakan ini."

Rosanné meneguk salivanya mendengar penuturan itu. Memikirkan kembali apakah rencana yang ia pikirkan sendiri akan berhasil ataukah malah sebaliknya.

"Aku percaya padamu, Rosé." Jeffryson menatap dengan keyakinan pada Rosanné

GERMANY, 1917 (The Train Love and Fire)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang