Tanah sedikit basah bekas salju karena sebelumnya di bersihkan menciptakan jejak bergaris dari alat yang digunakan. Sekelompok perawat yang tidak sedang berjaga diminta untuk membersihkan jalanan château dari salju sementara tanah lapang di ujung jalan adalah tugas para serdadu. Daun daun dari pohon ek meneteskan setitik benda putih ke halaman yang telah disulap menjadi tempat membuat hidangan. Bagaimanapun peliknya keadaan perang, masalah perut tetap harus diperhatikan.
Di halaman belakang château yang luas dengan atap dari benda seadanya menjadi tempat berkumpul para gadis gadis perawat. Mungkin ini bisa menjadi bagian dari kenangan menyenangkan saat perang. Bisa bercengkrama dengan teman sebaya atau setidaknya sesama wanita. Sejak seharian kemarin mereka telah melewati satu hari penuh dengan luka dan jeritan bau anyir dari darah bercampur dengan bau obat obatan yang dipakai dokter.
Entah bagaimana sebelumnya para serdadu itu makan atau bagaimana semua bahan makanan sebanyak itu bisa tiba-tiba datang di halaman château. Yang pasti sekarang semua bahan makanan itu telah diangkut ke halaman belakang dan menjadi tugas para perawat yang sedang tidak berjaga untuk memasak makanan yang nantinya akan disajikan untuk para tentara di château yang sedang di rawat.
"Aku benar benar belum tidur sampai hari ini. Keadaan di sini lebih mengerikan dari pada bayanganku saat berada di kereta yang membawa para perawat."
Wanita berambut pixie cut berwarna coklat terang duduk menyilangkan kaki sambil menatap sekelilingnya, perawat perawat yang sibuk dengan sayur yang akan mereka olah. Disudut dekat pintu, Rosanné hanya memperhatikan cara mereka berbicara yang logatnya sedikit berbeda dengannya. Meski sama sama berbahasa Prancis namun mereka lebih terkesan hati hati dalam memilih kata.
"Kau benar Beth, front line⁴ benar benar sangat mengerikan padahal aku sudah terbiasa membantu dokter menangani tentara yang terluka saat di wilayahku dulu." perawat lainnya yang terlihat sedikit lebih muda dari wanita berambut pixie tadi menyahut memberikan pendapatnya. Wajahnya tampak sekali jika ia benar benar tidak menyangka akan mendapatkan hal mengerikan di tempat ini
"Bagaimana bisa tidur jika bau darah dimana mana dan jeritan kesakitan dari mereka terus membuat aku tidak tega."
Semua perkataan mereka benar, jeritan jeritan kesakitan dari para serdadu yang bahkan sudah ditangani dengan baik masih saja merasa mereka akan menjemput ajal sebentar lagi.
"Hei, ada yang bisa membantuku mengambil air di sana?"
Gadis seusia Rosanné dengan rambut yang terikat rapi menjadi pusat perhatian para rekannya. Ditangannya ada dua buah ember yang cukup besar
"Biar aku saja." Rosanné menyahut, ia rasa pekerjaannya sudah selesai dengan semua tumpukan peralatan makan yang ia keluarkan dari box kayu
Dengan setengah berlari Rosanné menghampiri wanita yang mungkin usianya tak jauh darinya. Mengambil salah satu ember agar masing masing membawa satu. Semua orang disini ramah dan tidak memilih kawan berdasarkan ras atau kasta.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERMANY, 1917 (The Train Love and Fire)✔️
Ficção Histórica"𝘔𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵" Ditengah kengerian Perang Dunia 1 Rosanne seo...