TCA >15

2K 101 5
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ

Gimana kabarnya?

Kalau masih mau lanjut baca, pencet bintang di pojok kiri,okeee?

Setiap paragraf komen juga tak apa, itu membuat kara senangg...

ig>> wp.maniskaraku

HAPPY READING

***

kematian adalah kehidupan yang sesungguhnya.

"Gus," panggil Azfi, kini ia duduk di sofa yang berada di balkon kamarnya.

"Dalem, sayang." Gus Rama menghampiri Azfi dan duduk di samping Azfi.

Ada hal yang mengganjal di pikiran Azfi, dan ia pun harus mengungkapkan hal itu. Ia juga penasaran dengan jawabannya.

"Gus suka merokok?" Gus Rama menggeleng.

"Kalau suka perempuan lain, maksudnya selain Rara, ada?" tanya nya seraya menatap Gus Rama. Namun Gus Rama mengangkat satu alis nya.

Kemudian Gus Rama tersenyum bahkan tatapan Gus Rama seperti sudah sangat sayang pada Azfi.

"Ada."

"Siapa?"

"Bunda."

Azfi menghela nafas pelan dan mengalihkan pandangan nya ke langit-langit malam. "Selain bunda?"

"Sini saya jelaskan. Gini sayang, aa tidak menyukai perempuan selain bunda dan kamu. Kalaupun ada itu mungkin anak-anak kita nanti. Jika aa menikah lagi memangnya kamu mau?" Azfi menggelengkan kepala nya.

"Nah, itu juga jawaban aa. Memang poligami diperbolehkan oleh agama Islam. Tetapi aa gak akan sanggup poligami kamu, Ra. Satu cukup, lebih dari cukup."

"Boleh, kamu bertanya kepada aa lagi. Sekiranya ada pertanyaan yang mengganjal di benak pikiran kamu, Ra." Gus Rama memperbolehkan bertanya kembali dan ia siap untuk menjawab pertanyaan yang nanti dilontarkan.

"Jika suatu saat Ra sudah gak ada, apa aa akan menikah lagi?" tanya nya.

"Aa terus berdo'a agar Allah memisahkan kita bukan dengan orang ketiga atau kata pisah, melainkan dengan kematian yang memisahkan kita. Dan aa pun gak akan menikah lagi, kecuali kamu lebih dari satu. Enggak bercanda sayang. Sudah yah jangan bahas kematian, sebetulnya aa takut dengan kematian."

"Aa ingin kita meninggal bersama-sama, tetapi kita tidak tau tentang takdir kita."

"kematian adalah kehidupan yang sesungguhnya."

***

Dipukul pagi hari, tepat nya jam 03.00 Gus Rama membangunkan Azfi yang tengah tertidur. Ia lupa bahwa hari ini harus pergi keluar kota untuk mengisi acara abi. Ia menggantikan abi nya yang belum pulang dari luar kota pula.

Gus Rama sudah mandi, sudah sholat tahajud juga, menunggu subuh dan tinggal ia pergi berangkat ke bandara saja. Tak enak hati jika meninggalkan nya tanpa sepengetahuan. Pasalnya tadi malam habis membahas kematian.

Ia melangkahkan kaki nya ke kasur dan sedikit menundukkan badannya untuk membangunkan Azfi. Ia meniup pelan wajah Azfi. Azfi pun terganggu dengan tiupan itu.

"Kenapa sih a?"  tanya nya dengan suara serak nya.

"Kumpulin nyawanya dulu, sehabis itu duduk dan tatap mata aa." Azfi pun duduk dengan mata terpejam hingga beberapa menit ia membuka mata nya.

Takdir Cinta Azra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang