TCA >23

1.7K 64 1
                                    

Happy Reading!

Flashback

Waktu menunjukkan pukul 02.00. Azfi bangun dari tidurnya, ia langsung bergegas mandi dan mengambil air wudhu.

Setelah selesai mandi, Azfi berjalan menuju masjid. Bukan hanya Azfi saja yang melaksanakan sholat tahajjud, tetapi ada banyak santri juga yang melaksanakannya.

Sampai di masjid, ia langsung menggelarkan sajadah nya.

***

Arsya keluar dari asrama untuk melaksanakan sholat tahajjud, tetapi ia ingin membangunkan temannya untuk melaksanakan sholat tahajjud juga.

"Can, kamu ga sholat tahajjud?" tanya Arsya sembari menggoyangkan lengan Candra.

"Apa sih, gue masih ngantuk. Lo sendiri aja sono," balas Candra. Ia tak membuka matanya untuk menjawab pertanyaan dari Arsya.

Arsy mendengar itupun langsung berjalan meninggalkan Candra seorang diri di kamar asramanya.

Ia berjalan sembari menghirup udara pagi. "Jam segini disini ternyata enak juga ya, seandainya dirumah ibu adem seperti ini. Aku bakal betah disana."

Melihat masjid yang cukup ramai, ia pun langsung bergegas mencari tempat air wudhu yang kosong. Namun nihil, tak ada tempat wudhu yang kosong.

Ia harus menunggu seseorang selesai dari wudhunya.

"Sya, habis gue aja. Kosong kok," ujar teman satu kelasnya.

Arsya mengangguk.

Hanya menunggu waktu beberapa menit saja, teman satu kelasnya ini selesai juga. Arsya langsung ke tempat wudhu itu.

***

Allahuakbar

Arsya melaksanakan sholat tahajjud dan tempatnya di paling pojok belakang, karena ia tak kebagian tempat didepan.

Assalamu'alaikum warahmatullah, inni as'aluka fauzambil jannah.

Assalamu'alaikum warahmatullah, inni as'aluka najata minannar.

Arsya pun selesai sholat dan ia berdoa untuk apa yang ia inginkan.

Santri-santri sedang murajaah hafalannya, sedangkan Arsya mencari seorang ustazah Fira.

Mata Arsya tertuju pada seorang perempuan yang sedang duduk sembari memegang Al-Quran. Arsya berlari menuju perempuan itu.

"Assalamu'alaikum, ustazah," salam Arsya pada Azfi yang sedang murajaah hafalan.

"Waalaikumsalam, Arsya."

Arsya bingung harus memulai berbicara dari mana. "Kenapa Arsya? Wajah kamu terlihat seperti bingung gitu," sahut Ustazah Fira.

"E-em, gini ustazah. Kemarin ustazah pernah bilang, kalau jika ingin ikut bersama ustazah, Arsya harus bilang pada ustazah. Dan jika Arsya tidak ingin ikut, maka Arsya pun harus bilang pada ustazah."

"Jadi, Arsya kesini mau bilang sesuatu pada ustazah. Arsya tidak ingin ikut bersama ustazah, Karena Arsya mau melanjutkan pendidikan Arsya disini dan Arsya pun ga mau meninggalkan nenek Arsya yang sering di bentak sama ibu Arsya. Disini Arsya dekat dengan rumah nenek. Ustazah, Arsya minta maaf, Arsya ga bisa ikut dengan ustazah, padahal Arsya mau ikut biar Arsya mencari suasana baru, tetapi di sisi lain, Arsya ga mau meninggalkan nenek disini tanpa Arsya," jelas Arsya.

Memang benar, Arsya tak ingin meninggalkan neneknya di kota ini sendirian. Karena Arsya takut setiap kali Arsya pulang kerumah, pasti saja ibu Arsya selalu membentak Arsya karena anaknya sudah masuk lingkungan pesantren.

Takdir Cinta Azra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang