Happy Reading!°°°
-Pesantren Al-Hafidz-
Kyai Hafidz sedang berkeliling di area asrama putra, tetapi kyai Hafidz tidak sengaja melihat putranya sedang berkelahi dengan santrinya.
"RAMA STOP! JANGAN SEPERTI ITU!" teriak kyai Hafidz. Ia pun berjalan dengan cepat mendekati Gus Rama dengan salah satu santri. Yang diniatkan hanya untuk mengecek para santri-santrinya, tetapi tidak jadi karena melihat perkelahian itu.
Gus Rama dan santri tersebut terkejut karena dengan adanya keberadaan kyai Hafidz sedang menuju kearahnya dengan keadaan marah.
"Astaghfirullah," lirih Gus Rama, ia seketika berhenti karena mendengar suara abinya. Gus Rama yang terus berucap istighfar itu tiada henti, entah karena takut pada abinya atau memang karena telah berbuat kesalahan.
"Ck, gara-gara lo Gus gue bisa dimarahin sama Kyai Hafidz! Kenapa lo cari gara-gara sama gue?" ucap santri tersebut yang bernama Rizky. Ia pula saudara jauh Gus Rama yang menyantri di pesantren Al-Hafidz karena keinginan ibu dari Rizky.
Dengan masih menggunakan logat lo-gue, bukan dengan aku-kamu.
Karena Rizky belum terbiasa menggunakannya, harap kyai Hafidz dan para keluarga ndalem harap memakluminya.
"Rama kamu pulang kerumah dan jangan masuk kekamar dahulu!" ucap kyai Hafidz dengan nada tegasnya, karena jika tidak nada tegas Gus Rama akan membantah perintahnya.
"Tapi Abi—" balas Gus Rama dengan menundukan kepala, namun kyai Hafidz memotong ucapannya.
"Jangan membantah Abi, Gus!"
Gus Rama berjalan menuju ndalem dengan wajah merah seperti ingin menangis. Namun ia tahan, tak mungkin juga jika menangis diluar rumahnya. Sampai-sampai nanti ada yang menertawakan dirinya.
"Rizky kamu diperlakukan saja dengan Gus Rama?" tanya kyai Hafidz.
"Tidak Kyai, hanya dipukul saja, tetapi itu tidak sakit," ucap Rizky dengan kepala menunduk patuh.
"Kamu bener hanya dipukul sama Gus Rama? Memangnya kamu melakukan apa? Dan kenapa bisa Gus Rama memukuli mu Rizky." Kyai Hafidz bertanya kembali pada Rizky, ia juga pasti tahu jika Gus Rama sudah berbuat pasti saja santri-santri dahulu yang memulai perbuatannya.
"Maaf Kyai saya mengirim surat kepada santriwati, Kyai," jelas Rizky dengan menundukkan kepalanya, ia pun takut akan hal sama dengan Gus Rama yang akan dilakukan kyai Hafidz terhadap dirinya.
"Baiklah ..., saya maafkan kamu, tetapi jangan diulangi lagi," perintah kyai Hafidz.
Menurut kyai Hafidz memafkan karena hal seperti itu mudah, tetapi tidak dengan hal yang sudah jadi masalah besar, itu bukan hal mudah dimaafkan.
"Terimakasih Kyai, saya izin kembali ke asrama Kyai, assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam."
Rizky berjalan kearah asrama nya, sebetulnya ia takut akan mendapatkan hukuman dari kyai Hafidz. Namun kyai Hafidz tak setega itu. Berbeda halnya dengan Gus Rama, jika santri-santri sudah melakukan kesalahan, ia akan mendapat hukuman atas apa yang telah diperbuat.
Kyai Hafidz pun langsung berjalan menuju rumahnya dan tidak jadi untuk mengecek asrama-asrama putra.
Didalam lubuk hatinya, kyai Hafidz hari ini akan mengadakan pengecekan lemari para santri, namun tak jadi karena hal itu.
Sesampainya di ndalem, kyai Hafidz melihat anaknya sedang menangis di pelukan istrinya atau nyai Hawa. kyai Hafidz tersenyum melihat pemandangan seperti itu, anak ini manja sekali. Batin kyai Hafidz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Azra [END]
Romance[TAHAP REVISI]⚠️⚠️ DILARANG PLAGIAT [SEBELUM BACA FOLLOW AKUN INI DULU] {Judul awal: 479 DAYS} **** Sebelumnya mohon maaf, jika kegiatan dipesantren itu tak sama dengan kegiatan di pesantren asli yang bukan di wattpad. Karena saya sendiri tak tau ke...