TCA >18

1.7K 73 0
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ

Gimana kabarnya?

Kalau masih mau lanjut baca, pencet bintang di pojok kiri, okeee?

Setiap paragraf komen juga tak apa, itu membuat kara senangg...

ig>> wp.maniskaraku

HAPPY READING

***

Setelah beberapa jam di dalam taksi, akhirnya sampai di pondok pesantren Al-Hafiz. Azfi turun dari taksi dan membayar, ia melihat-lihat asrama santriwan dan santriwati.

Disaat ingin masuk ke ndalem Azfi melihat seseorang yang tak asing dari tubuh nya, seperti ku kenal. pikir Azfi.

Azfi ingin menghampiri seseorang itu, keinginan itu diurungkan. Tak lain seseorang itu ialah Gus Rama yang sedang berbincang dengan akhwat. Namun Gus Rama tahu jika Azfi sedang melihat langsung saja Gus Rama berlari ke arah Azfi. Sedangkan Azfi sudah lari lebih dulu setelah melihat Gus Rama sedang melihat dirinya.

"AZFIIIII!" teriak Gus Rama.

Namun sayangnya Azfi tak jadi masuk ke ndalem, ia pergi keluar pondok.

"Pak, berhenti!" Azfi memberhentikan sebuah ojek yang lewat di depannya. Ia naik ojek itu dan Azfi meminta untuk segera menjalankan motornya.

Gus Rama yang tengah berlari mengejar Azfi itu pun gagal untuk memberhentikan langkah Azfi. Ia mengusap wajah kasar dan berteriak sehingga membuat semua santri didalam asrama keluar.

"AAAAAAAAAAA," teriak Gus Rama, Kyai Hafiz yang sedang mengajar pun keluar dari kelas karena mendengar teriakan.

"Astaghfirullahalazim!"

Kyai Hafiz menghampiri Gus Rama yang sudah terduduk di depan gerbang pesantren. "Nak, bangun," ujar Kyai Hafiz. Ia menarik tangan Gus Rama dengan pelan.

Kyai Hafiz mengantarkan Gus Rama ke ndalem, disana ada bunda Hawa. Melihat bunda Hawa, Gus Rama langsung masuk ke dalam pelukan bunda Hawa. "Bunda, Rara salah paham, bunda. Ama harus bagaimana? Sekarang Rara sudah pergi bersama ojek bunda," adunya pada bunda Hawa.

Bunda Hawa pun terkejut, pasalnya ia belum melihat Azfi pulang ke pesantren. "Coba ceritakan, Ama," pinta bunda Hawa.

Gus Rama melepaskan pelukan itu dan menarik napas dalam.

"Bunda, Ama benar tidak tahu jika Rara berada di pesantren—

***

Disisi lain, Azfi turun di sebuah TPU. Ia mampir sebentar ke makam ayah Hasan. Azfi jongkok dan mengusap batu nisan itu.

"Assalamu'alaikum Yah. Ayah, Adek takut gagal menjadi seorang istri yang baik. Adek takut di cap durhaka sebagai istri. Adek tau jika lari dari masalah itu bukan suatu jalan yang bisa membenarkan masalah tersebut, tetapi Adek sudah terlanjur sakit melihat itu, Yah. Sangat sakit jika terus terbayang di pikiran Adek. Ayah, Adek kesini ingin meminta izin pada ayah untuk tidak datang kembali ke pesantren Al-Hafiz. Adek ingin menenangkan diri Adek dahulu, jika sudah sembuh Adek akan kembali dengan sendirinya. Ayah, jika Gus Rama kesini dan melihat disitu ada kertas, suruh dibaca." Dengan kekehan kecil dari mulut Azfi.

Seusai itu, ia pergi kembali ke ojek itu dan mampir di sebuah restoran. Azfi lapar belum makan dari pagi. Ia memesan nasi goreng dengan minuman green tea.

Takdir Cinta Azra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang