Happy Reading!
°°°Setelah membereskan pakaiannya, Gus Rama, kyai Hafidz dan nyai Hawa ikut serta mengantarkan anaknya ke pondok pesantren Al-Hikmah tepatnya didaerah Jawa Tengah, yang jauh dari pesantren Al-Hafidz.
Kyai Ahmad dan nyai Sarah—selaku pemimpin pondok pesantren Al-Hikmah, mereka pun sudah dikaruniai dua anak. Anak yang pertamanya yaitu perempuan yang sudah berusia tujuh belas tahun, dan anak kedua laki-laki yang baru berusia dua tahun.
"Assalamu'alaikum," salam kyai Hafidz didepan ndalem. Ia diperintahkan untuk langsung saja ke area ndalem oleh satpam pondok pesantren Al-Hikmah.
"Wa'alaikumsalam," balas kyai Ahmad. Tak menyangka sahabat kecil yang selalu bersama kini bertemu kembali.
"Ya Allah Kyai Hafidz, tak kiro dudu sampeyan, mlebu dhisik Kyai Hafidz," ucap kyai Ahmad sembari menyuruh kyai Hafidz dan nyai Hawa serta Gus Rama untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Duduk dulu Kyai, Nyai, Gus," ujar salah satu anak kyai Ahmad yang perempuan sambil membawakan minuman untuk tamunya.
"Matur nuwun Nduk."
Kini keberadaan Gus Rama berada disamping kyai Hafidz yang masih berdiri, entah karena pemalu atau memang tak ingin berdekatan dengan yang bukan mahramnya. Gus Rama sedari tadi menundukkan kepalanya, tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya.
"Gus, duduk sini sebelah Abi," perintah kyai Hafidz.
"Nggih Abi," balas Gus Rama, ia berjalan menuju kyai Hafidz berada dan duduk disamping abinya.
"Sudah lama nggak kesini Fidz."
Kyai Ahmad memulai pembicaraan agar suasana tak terasa sangat hening. Ia pun sedikit menyeruput teh buatan anaknya, persis mirip dengan buatan istrinya.
"Niki kulo langsung nyampeaken niat, dadi iku kulo pengen nitip aken anak kulo iki, samping kulo Kyai. Iki anake ning pesantren Al-Hafidz sering gawe ulah karo santri-santri. "
Abi dari Gus Rama ini menjelaskan mengapa Gus Rama akan dititipkan dipesantren ini. Memang ada tujuan yang sebenarnya, sebelum ada tujuan seperti itu.
"Oh— gitu toh yowes mboten nopo-nopo Fidz, disini juga bisa belajar lebih displin lagi ya, Gus."
"Nggih Kyai."
Setelah berbincang dengan kyai Ahmad, Gus Rama diantar menuju asramanya. Sedangkan kyai Hafidz dan nyai Hawa pulang ke pesantren Al-Hafidz.
Gus Rama membereskan baju, sarung dan lain-lain. Tibalah azan asar berkumandang.
Allahuakbar AllahuAkbar
Gus Rama dan teman kamarnya langsung bergegas menuju masjid. Setelah sholat selesai, mereka tidak langsung pergi ke asrama, tetapi setor hafalan terlebih dahulu.
Gus Rama dan teman sekamarnya setor hafalan ke ustad Adnan. Yang biasa temannya setor hafalan, Gus Rama pun hanya ikut dengan temannya.
Teman-teman Gus Rama atau teman sekamar ada tiga orang yaitu Rafly, Hasby, dan Raka.
Mereka bertiga tidak ada yang mengetahui jika Gus Rama itu adalah seorang anak dari kyai.
"Rafly setelah selesai setor hafalan kita ngapain lagi?" Gus Rama bertanya pada Rafly untuk kegiatan selanjutnya karena Gus Rama belum hafal dengan jadwalnya.
"Itu ke asrama dulu terus ke masjid lagi buat ngaji kitab. Oh iya jangan terlalu formal Ram, gue jadi ikutan formal juga." Rafly tidak menginginkan temannya memakai bahasa yang terlalu baku menurut Rafly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Azra [END]
Romance[TAHAP REVISI]⚠️⚠️ DILARANG PLAGIAT [SEBELUM BACA FOLLOW AKUN INI DULU] {Judul awal: 479 DAYS} **** Sebelumnya mohon maaf, jika kegiatan dipesantren itu tak sama dengan kegiatan di pesantren asli yang bukan di wattpad. Karena saya sendiri tak tau ke...