Happy Reading.
~Kita tidak boleh memendam masalah sendiri, jika kita tidak bisa menyelesaikannya.~
-Nur Azfira Azzahra-
Takdir Cinta Azra
by maniskaraku"Ustazah," panggil Arsya. Ustazah Fira hendak pergi sebentar untuk mengambil ponsel nya, namun tak jadi disaat Arsya memanggilnya.
"Iya, kenapa Arsya?"
"Kata ustazah tadi, kita tidak boleh memendam masalah sendiri jika kita tidak bisa menyelesaikan nya. Jadi boleh kah Arsya bercerita pada ustazah?"
"Tentu boleh, Arsya."
"Sebelum Arsya kesini, mamah Arsya sempat bentak bentak nenek. Arsya gak tega lihat nenek dibentak, Ustazah. Nenek suruh Arsya berangkat ke pesantren aja, padahal Arsya nolak buat berangkat ke pesantren hari ini. Gak pa-pa Arsya dapat hukuman juga, yang penting nenek gak di pukul sama mamah."
"Tapi, nenek tetap maksa Arsya buat berangkat hari ini. Arsya manut, Arsya juga sudah punya janji sama nenek. Jika Arsya sudah selesai hafalan 30 Juz, Arsya bakal bawa nenek jauh dari mamah."
Penjelasan dari Arsya membuat Azfi menangis. Ia ingin memeluk Arsya, tetapi bukan mahram.
Jadi, selama ini Arsya berangkat ke pondok itu karena ingin menjauhkan nenek dengan mamah nya.
"Arsya kesini naik apa?" tanya Azfi.
Arsya mengusap air mata nya yang ingin terjatuh. "Arsya naik angkot, Ustazah."
"Arsya, nanti kalau Ustazah sudah dapat pengganti lagi, Arsya mau ikut Ustazah?"
"Sama-sama di pesantren, cuman disana lebih banyak santri putra. Arsya bisa cerita-cerita sama Ustazah lagi, Arsya bisa, jika Arsya ingin pulang, Ustazah hantarkan ke rumah," sambung nya.
Azfi sudah ada keinginan untuk pulang ke pesantren Al-Hafiz. Namun jika sekarang belum waktu yang tepat. Rasa kecewa kemarin masih ada di dalam benak pikirannya.
"Nanti, kalau Arsya ada keinginan ikut dengan Ustazah, bilang sama Ustazah, ya? Sekarang kembali ke kelas kamu, selepas itu bersih-bersih kelas dan asrama. Ustazah baru dapat notif dari Ning Hanin, katanya besok libur. Cuman satu hati loh, Arsya. Kasih tau teman-teman nya."
Arsya mengangkat tangannya, seperti hormat pada Ustazah. Namun Ustazah Fira terkekeh melihat Arsya hormat padanya.
Arsya pamit pada Ustazah Fira untuk kembali ke kelas dan berlari seperti superhero. Melihat itu Ustazah Fira menggelengkan kepala nya seolah lucu dengan tingkah laku Arsya.
Azfi menatap ponsel nya dan mengambil secarik kertas yang berisi nomor kakaknya, ia menghubungi nomor itu, namun tak kunjung diangkat.
***
"Assalamu'alaikum, Mbak di dalam ada Ning Hanin enggak?" ucap Azfi pada Mbak ndalem yang sedang piket.
Mbak ndalem itu bernama Fitri, ia sedang ditugaskan oleh abah Arsyad untuk membersihkan ndalem. Memang dirinya juga ada jadwal hari ini untuk piket.
"Ada Mbak, tapi Ning Hanin lagi ada di kamar," balas Mbak Fitri, "nanti saya panggilkan dulu."
Disaat Mbak Fitri sedang memanggil Hanin, Azfi melihat-lihat santriwati dan santriwan sedang membersihkan kelas dan asrama nya.
Tak lupa, ia juga selalu membawa foto card ayah Hasan. Ia memandang foto itu seraya memperhatikan santri-santri yang sedang membersihkan kelas atau asramanya.
Tiba-tiba ada tepukan di bahunya yang membuat Azfi tersentak kaget. "Astaghfirullah, kamu toh, Nin?"
"Hahaha, iya Mbak Fira ku yang cantik," puji Hanin untuk Azfi dengan diiringi senda gurau.
"Iya Nin, iya."
Sebetulnya, ia tak enak untuk mengucapkan hal ini. Namun merasa dirinya sudah siap untuk bertemu kembali.
Azfi bingung bagaimana caranya untuk bilang pada Hanin. Dan bagaimana juga, ia bilang pada Hanin untuk acara tersebut.
"Nin," panggil Azfi.
Akhirnya, Azfi memutuskan untuk meminta izin pada Hanin.
"Esok, kan, santri-santri pada libur. Gimana kalau kita adakan kegiatan, biar santri-santri enggak pada bosen disini."
Memang setiap libur santri-santri ini biasanya pada ke ruangan ustazah untuk meminta kegiatan, namun sekarang Azfi tau, jika libur seperti ini enaknya di adakan kegiatan.
"Boleh Mbak, tapi apa?" tanya Hanin.
"Mbak sih maunya acara bakar-bakar. Nanti kalau mau, Mbak pagi-pagi pergi ke pasar."
"Boleh, Mbak," balas Hanin.
Esok harinya, jam 05.00 Azfi pergi ke pasar jalan kaki, dikarenakan pasar dengan pondok pesantren Hidayah jaraknya lumayan dekat.
Ia izin pada satpam yang sedang berjaga. "Pak, saya mau pergi ke pasar dan saya juga sudah dapat izin dari Ning Hanin," ujar Azfi.
Pak Tena—dia adalah satpam di pondok pesantren Hidayah. Sudah bekerja selama kakek dari Hanin masih ada disini.
Pak Tena membukakan gerbangnya dan Azi pun berterima kasih pada Pak Tena.
Ia berjalan sembari menikmati angin di pagi hari. Entahlah rasa nyaman tinggal disini semakin untuk tak mau pulang ke rumah asalnya. Tak lupa juga Azfi selalu membawa foto card dan ponselnya di saku gamisnya.
Sebentar lagi sampai di pasar, namun Azfi merasa ada seseorang yang sedang mengikutinya. Ia menengok ke arah belakang namun tak ada satu orang yang sedang mengikutinya.
Mungkin perasaan aku aja kali ya? Pikir Azfi.
***
"Bos, dia sedang ada di pasar sendirian," ujar pria yang berpakaian berwarna serba hitam.
"Ikutilah dia pergi kemana saja, jangan sampai hilang jejak," ucap seseorang di seberang sana.
"Siap, bos!"
***
"Ini sudah, ini juga sudah, apalagi ya yang belum?" gumam Azfi yang sedang mengecek belanjaannya. Ia membeli hampir dua kantong kresek besar. Dirasa sudah dibeli semua, Azfi balik ke pesantren Hidayah lagi.
Rasanya sangat berat membawa belanjaan seperti ini, apalagi membawa beban yang sedang dirasakannya.
Tak cukup lama, Azfi sampai di pesantren. Ia membawa semua kresek itu ke dapur santri agar santri itu bekerja sama untuk memasaknya nanti.
Tiba-tiba ada suara langkah kaki seperti sedang menghampiri dirinya. Azfi yang sedang membereskan semua perbelanjaan itu diatas meja, namun ada sebuah tepukan yang cukup keras di bahunya.
"DOR!" teriak Hanin yang membuat Azfi tersentak kaget.
"Sendirian aja, Mbak. Yang lain kemana, Mbak?" ucap Hanin sembari bertanya.
"Mbak ga tau kemana mereka semua, yang jelas Mbak disini sendirian, nin."
Hanin yang sedang membantu Azfi agar tidak kelelahan, ia mengajak Azfi bermain teka-teki.
"Mbak, coba tebak, gajah terbang nampak apanya?" tanya Hanin yang membuat Azfi berpikir keras.
"Emang gajah bisa terbang, nin?"
"Udah, Mbak jawab aja."
"Badannya?"
"Salah, tetot, jawaban yang benar adalah nampak bohongnya. Kan, gajah ga bisa terbang Mbak."
Hanin dan Azfi pun tertawa terbahak-bahak. Disaat Azfi sedang tertawa, tiba-tiba ada yang memanggil dirinya.
"Teh Azfi?"
-Tbc-
Siyuu di next part...
Vote+komennya yukk biar bisa lanjut ke part selanjutnya...Cirebon, 15 Januari 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Azra [END]
Romance[TAHAP REVISI]⚠️⚠️ DILARANG PLAGIAT [SEBELUM BACA FOLLOW AKUN INI DULU] {Judul awal: 479 DAYS} **** Sebelumnya mohon maaf, jika kegiatan dipesantren itu tak sama dengan kegiatan di pesantren asli yang bukan di wattpad. Karena saya sendiri tak tau ke...