TCA >25

1.7K 65 1
                                    

Happy Reading!

[TANDAI TYPO!]

Pada pagi hari pukul 02.00, Gus Rama bangun dari tidur untuk menunaikan shalat tahajjud. Langkah kakinya menuju kamar mandi.

Ia mandi wajib terlebih dahulu, karena sehabis melakukan sesuatu.

Gus Rama keluar dari kamar mandi yang sudah memakai baju koko beserta warungnya. Ia ingin sekali membangunkan Azfi, tetapi tak tega untuk membangunkannya.

AllahuAkbar

Gus Rama melakukan shalat tahajjud hingga salam. Selesai shalat tahajjud, ia mendengar suara ponsel. Deringan dari ponsel itu membuat Azfi juga ikut terbangun.

"Siapa, 'a?" tanya Azfi sembari mengucek matanya.

"Bang Zay, Ra. Ada apa ya, jam segini telpon kita?"

Untung saja ponsel Azfi tak jauh dari Gus Rama, ia mengambil ponsel itu dan menyalakan loudspiker.

"Assalamu'alaikum, dek?"

"Waalaikumsalam, kenapa bang?"

"Loh, Gus? Azfi nya kemana?"

"Ada di samping saya, kenapa bang?"

"Ibu Gus, ibu meninggal."

Innalillahi Wainnailaihi Roji'un.

Seketika raut wajah Azfi berubah, ia menangis dan meminta pada Gus Rama untuk pulang ke rumah ibunya. "A'a, ibu gak ada, 'a. Ini prank abang bukan, 'a? Kalau beneran terjadi gimana, 'a?"

***

Sampai di Jawa Barat pukul 04.00. Mereka sudah sampai di rumah ibu Nada, Azfi langsung bergegas keluar dari mobil sembari menangis. Ia tak memperdulikan tamu-tamu yang sedang melayad.

Tepat di ruang tamu, tubuh ibu Nada tertutup dengan kain-kain, Azfi terduduk di sebelah jasad ibu Nada.

"Ibu, kenapa ibu ninggalin Adek? Ayah sudah meninggalkan Adek, bu. Sekarang kenapa ibu menyusul ayah? Mungkin ayah disana kangen ibu, ya? Sampai-sampai harus membawa ibu dari kehidupan, adek. Ibu harus tau, foto yang ibu kasih, Adek sudah menemukan orangnya, bu. Tetapi beliau tidak mengetahui bahwa di depannya itu adalah anak kandungnya, bu." Azfi menceritakan tentang bertemunya dengan seorang ayah kandung pada jasad ibunya, walau tak mendengar respon, seenggaknya Azfi bisa mencurahkannya pada ibu.

Zyan mendengar Azfi telah menemukan ayah kandungnya, ia pun langsung memeluk Azfi. "Adek, yang sabar. Suatu saat Adek akan bertemu dengan ayah yang sudah mengetahui bahwa Adek itu anak ayah."

Ia terisak di dalam pelukan Zyan, sementara Gus Rama, ia hanya melihat Azfi yang sedang meneluk Zyan tanpa adanya kata cemburu dalam hatinya. Niat Gus Rama ingin ke kamar mandi, tetapi mendengar suara Zyan khawatir itu tak jadilah ke kamar mandinya.

"Dek, Adek! Bangun, dek! Gus, Azfi Gus. Dia kenapa?" teriak Zyan yang membuat Gus Rama berputar balik.

Gus Rama membawa Azfi ke dalam kamarnya, ia mencari kayu putih untuk menyadarkan Azfi yang tengah pingsan. "Ra, jangan bikin aku khawatir, jangan pergi dari kehidupanku, Ra. Cukup ibumu yang pergi asalkan kamu jangan, Ra. Aku belum bisa hidup tanpamu." Ia masih berusaha mengoleskan kayu putih pada hidung Azfi.

Takdir Cinta Azra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang