TCA >7

2.3K 96 0
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ

How are you today?

TANDAI YANG TYPO..



Hari ini adalah dimana hari yang semua santri pada panik. Hari ujian lisan. Ada santri yang belajar dengan giat dan ada yang tidak, macam-macam cara belajar santri di pesantren Al-Hikmah.

Azfi, Khanza, Hasna, dan Bila mereka panik, takut nilainya tidak sesuai ekspektasi mereka. Azfi dibuat panik karena dia baru saja kemarin sampai di pesantren dan belum sempat belajar.

"Za, Na, Bil, kalian udah pada belajar kah?" Tanya Azfi yang sedang duduk di bangku kelas nya. Dia tidak satu kelas dengan Zahra. Karena Zahra lebih dulu masuk ke pesantren Al-Hikmah. Senior.

Azfi duduk dengan Bila di bangku ketiga dari paling depan. "Kalo gue sih udah tapi nggak semua gue pelajari, gue lupa kalo ada ujian lisan gini, lo juga fi udah tau mau ada ujian lisan malah pulang ke rumah, gelo sia."

Azfi membuka lebar matanya. Sebab dirinya bukan lupa dengan adanya ujian lisan ini, tetapi dirinya ada masalah yang harus diselesaikan. "Bukan lupa ege, urusan bokap gue yang dadakan banget,"

Setelah ucapan itu tidak ada lagi yang berani mengobrol, semuanya pada panik dan berusaha mengingat pelajaran atau hafalan-hafalan nya. Biasanya ujian lisan tidak saja dengan pelajaran tetapi ada dengan hafalan kitab, hafalan Al-Qur'an, dan masih banyak lagi.

Disisi lain Gus Rama hanya santai saja dirinya sudah biasa jika ada ujian seperti ini. Dirinya sudah mempersiapkan sedari tadi, sebelum ia pergi ke rumah Azfi. Kenapa Gus Rama sudah tau jika ada ujian lisan?

Gus Rama sudah terbiasa melihat kakak kelas nya seperti itu di pesantren Al-Hafiz. Jadi Gus Rama sudah tau sedari tadi.

"Woi Ram lo kok diem bae nggak tegang nggak apa, orang-orang pada panik gara-gara ujian lisan dadakan ini, lah lo malah diem senyam-senyum kek orang gila lu Ram" Sedari tadi memang Rafly heran dengan sikap Gus Rama.

"Heh astaghfirullah, istighfar Rafly. Jangan bicara seperti itu, tidak baik Raf. Ck, jadinya gue ngomong nya kaku lagi kan, kan"

Gus Rama biasanya memakai bahasa formal jika dengan orang yang baru saja ia jumpai atau orang yang bukan mahram, tetapi dirinya sudah terbiasa berbicara seperti itu dengan teman dekatnya.

"Astaghfirullah maafkan hamba-Mu ini Ya Allah. Yaaaa lo nya sih senyam-senyum kek orang gila tau nggak! Lagi mikirin apaan sih sampai senyum gitu?"

Gus Rama mendelik tajam kerah Rafly, dirinya hanya santai menjawab, "mikirin bini lah masa mikirin lo yang kagak penting gitu" Ups, Gus Rama keceplosan. Dirinya bahwa sedang ada di dalam kelas.

"Woi Ram lo bilang gitu lagi sadar apa kagak, ini lagi dikelas Ram, sadar woi sadar!!" Bisik Rafly pada Gus Rama. Gus Rama pun kaget dan ia lupa bahwa dirinya sedang ada di dalam kelas. Untung tidak ada yang mendengar kecuali si bocah gelo. Gus Rama hanya bisa senyum ke arah Rafly dan yang lainnya.

"Assalamu'alaikum," Ustaz Ardan masuk kedalam kelas dan dirinya langsung duduk di tempat meja guru.

"Langsung mulai saja dari absen pertama hingga absen lima belas, habis itu dari yang terakhir sampai absen ke enam belas, paham nggak?!"

Takdir Cinta Azra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang