EKSTRA PART ¹

1.1K 50 1
                                    

Happy Reading!

Perempuan yang kini tengah duduk dikelas dengan teman-temannya. Ia melihat bahwa ada seorang guru yang tergesa-gesa berlari ke arah kelasnya.

Guru yang bernama Rena pun sampai dan diam berdiri didepan meja Zizi.

"Nak, ikut Ibu pulang ya?"

Zizi pun berdiri dan berjalan disamping ibu Rena. "Memangnya kenapa, bu?"

"Sudah, ikut Ibu saja ya?"

Zizi yang sedang berbincang dengan teman-temannya pun memilih ikut dengan ibu Rena.

Anggukan kepala dari Zizi pun terlihat oleh mata ibu Rena. "Iya bu, Zizi izin untuk membereskan buku-buku Zizi dulu ya bu?"

"Siap nak."

"Ibu tunggu diluar ya."

Saat Zizi sedang membereskan alat tulisnya, ia mendapat pertanyaan dari temannya.

"Zi, kamu mau kemana? Sampai-sampai ibu Rena yang mengajak kamu, mau healing sama ibu Rena?" tanya teman Zizi yang bernama Dina.

"Aku tidak tahu Na, aku hanya mengikuti perintah beliau."

Alat tulis pun sudah masuk kedalam tas semua. Ia pun berpamitan pada teman-temannya.

"Aku izin dulu ya, besok lagi kita cerita-ceritanya."

Zizi melambaikan tangannya kearah teman-temannya. Saat sampai di pintu masuk, ia melihat ibu Rena yang sangat cemas.

"Ngapunten bu, Zizi sampun rampung."

***

Melihat banyak kendaraan bermotor yang berlalu lalang, dan banyak sekali pengendara yang selalu membuat Zizi iri.

Dimulai dari anak perempuan dengan ayahnya yang sedang menaiki becak. Walau hal itu sederhana, tetapi bisa membuat hati Zizi luluh dan ingin merasakannya.

'Kapan Zizi merasakan seperti dia Ayah, Uma?'

Tak terasa ibu Rena mengendarai sepeda motor bukan untuk pulang ke rumah Zizi, melainkan ke arah rumah sakit.

Yang dimana rumah sakit ini tempat bertemunya kedua orang tua setelah kejadian yang lalu.

Motor ibu Rena sampai di parkiran rumah sakit.

"Maaf ibu, bukannya ibu menyuruh Zizi untuk pulang ke rumah, bukan ke rumah sakit?" Zizi bertanya dengan heran.

Ibu Rena hanya tersenyum simpul pada Zizi dan menarik tangan Zizi untuk di genggam.

"Tangannya jangan sampai lepas dari tangan ibu ya, Zi?" Zizi mengangguk patuh.

Suasana rumah sakit tak begitu menyeramkan, namun Zizi begitu trauma jika kakinya menginjakkan rumah sakit ini.

"Ibu, kita mau kemana?"

Tepat ibu Rena berhenti berjalan, Zizi melihat paman Zay dan Umi Aisyah sedang duduk menunggu didepan ruang UGD.

Deg!

"Paman, Umi," gumam Zizi.

Ia menengok ke arah ibu Rena dan bertanya, "Ibu, mereka paman dan umi Zizi?" tanya Zizi pada ibu Rena.

Ibu Rena mengangguk.

Zizi pun langsung berlari hingga terjatuh dihadapan paman Zay dan umi Aisyah.

"Astaghfirullah, nak," lirih umi Aisyah sembari membantu Zizi yang sedang terjatuh.

Takdir Cinta Azra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang