14. Berhentilah!

311 14 0
                                    

Dohyuk baru selesai mandi. Setelah siap berkemas, dia berniat untuk turun bersarapan sebelum pergi ke pejabat dan menguruskan beberapa hal.

Jam menunjukkan 8.30 pagi.

" Masih awal. Yah kita makan dulu deh.. " Dohyuk melangkah keluar dari bilik hotel. Di laluan lantainya masih kelihatan sunyi.

Tetamu kemarin masih kecapean mungkin.

Dohyuk berjalan menuju ke arah lif. Sambil menunggu, dia memeriksa ponsel.

- Hyung, selamat pagi! Jangan lupa isi tenagamu dengan melihat selfi aku pagi ini! - text dari Sean beserta satu foto baru bangun tidur membuatkan pagi Dohyuk ceria.

- Ya, kau imut. Terima kasih! -

Lif berhenti. Dohyuk masuk ke dalam. Ditekan tombol 1, ground floor. Lif turun perlahan satu lantai. Tidak berhenti. Turun satu lantai lagi. Lif berhenti.

Lif terbuka. Tetapi tiada yang masuk. Dohyuk yang lagi sibuk melihat ponselnya melihat ke depan.

Siwoo. Ternyata itu Siwoo. Dihadapannya Siwoo lagi berdiri. Kaku terkejut.

Dohyuk melirik anak matanya ke tombol nomer, lantai 4.

Dohyuk menelan liur. Di dalam hatinya berharap, Siwoo tidak masuk. Dan perlahan-lahan pintu lif mulai tertutup.

Pap! Tiba-tiba pintu lif ditahan. Dan kembali terbuka.

Siwoo menahan pintu lif dari tertutup. Perlahan Siwoo melangkah masuk. Dohyuk memalingkan wajahnya. Dia berkeringat. Dadanya berdebar.

Setelah masuk, tiba-tiba Siwoo menekan tombol lantai tiga. Dan kemudian tombol lantai dua. Itu disengajakan.

' Brengsek. Kenapa dia melengahkan lif ini dari turun! ' Dohyuk mengetap bibirnya.

Siwoo berdiri sedikit hadapan dari Dohyuk. Tiba-tiba dia mengiringkan badannya. Dohyuk terkejut. Dia melangkah ke belakang sedikit.

' Kenapa aku rasa takut.. ' Dohyuk sedikit gemetaran.

" Apa kabarmu? " Siwoo bersuara perlahan tetapi tidak memandang Dohyuk.

Dohyuk hanya mendiamkan diri tidak mahu berinteraksi sama sekali.

' Cepatlah lantai satu.. Tolong.. ' hatinya masih berdebar.

" Aku berbicara denganmu.. " kata Siwoo tenang.

" Bukan urusanmu. " Dohyuk tegas. Masih berdebar dan berkeringat.

Lantai tiga terbuka. Tiada yang masuk. Pintu lif tertutup lagi.

" Sombong sekali.. heh " Siwoo senyum sinis.

" Aku yakin kau tidak pernah lupa tentangku, bukan? " kata-kata Siwoo yang angkuh membuatkan Dohyuk muak.

Lantai dua terbuka, tiada juga yang masuk. Lif tertutup sekali lagi.

' Cuman dua lantai kok terasa lama. Aku mahu keluar dari sini! ' Dohyuk menggengam tangannya.

Ting! Lantai satu. Ground floor. Perlahan lif terbuka. Dohyuk udah bersedia mahu keluar.

Pintu lif terbuka.

Dohyuk dengan pantas melangkah keluar sementara Siwoo hanya berdiri tidak bereaksi. Selangkah Dohyuk keluarkan kaki, lengannya ditarik.

" Agh! " Dohyuk tersentak dan menjerit kecil. Dia ditarik masuk semula ke dalam lif dan dengan pantas Siwoo menekan tombol pintu ditutup. Tombol nol ditekan, parking.

" Apa-apaan ini?! " Dohyuk menolak tangan Siwoo yang menggenggam lengannya dan menjauhi Siwoo.

Lif turun ke lantai paling bawah, parking. Pintu terbuka.

Siwoo menarik kembali lengan Dohyuk dan menariknya keluar. Dohyuk cuba melepaskan lengannya tetapi Siwoo ternyata lebih kuat.

" Apa ini? Kenapa kau menarik aku! " Dohyuk sedikit menjerit. Setelah Siwoo menariknya sedikit jauh dari lif, Siwoo berhenti dan melepaskan tangan Dohyuk.

" Aku mahu bertanyakan satu hal, Park Dohyuk. " Siwoo bersuara dengan nada serius.

" Apa kau mau? Aku tiada urusan denganmu. "

" Video yang kau kirimkan ke Suha, itu siapa? " Siwoo sudah tahu sejak awal memang itu adalah Dohyuk. Tetapi dia mahu mendengar sendiri dari mulut Dohyuk.

" Bukan urusanmu! Itu urusan perusahaanku! "

" Siapa laki-laki yang diperkosa itu? " Siwoo ulangi soalannya.

" Aku tidak tahu! Aku tidak kenal! Aku dapat rakamannya dari teman! " suara Dohyuk bergetar. Wajahnya pucat. Dia takut. Setiap kali itu tentang pemerkosaannya, dia pasti gementar ketakutan.

Dohyuk memalingkan wajah. Badannya gemetaran.

' Siwoo tidak perlu tahu itu aku! Tidak! '

" Dohyuk.. " Siwoo cuba memegang bahu Dohyuk yang kelihatan gementar.

Dohyuk terkejut dengan sentuhan itu dan menjauhkan diri. Badannya shock. Matanya memerah. Bibirnya bergetar.

" Jangan.. jangan sentuh aku.. " Dohyuk menjauhkan diri beberapa tapak dari Siwoo.

Siwoo merenungnya. Matanya redup melihat Dohyuk yang gemetaran.

' Kau masih trauma sehingga hari ini Dohyuk. Berterus teranglah.. Kau harus menerima rawatan.. ' Siwoo melepaskan nafasnya perlahan.

" Ada apa lagi? Aku mau pergi.. " Dohyuk tidak memandang wajah Siwoo. Setahun berlalu. Siwoo juga terlihat seperti orang yang sangat asing padanya.

Siwoo hanya mendiamkan diri dan memerhatikan Dohyuk.

" Jika tiada aku pergi dulu! " Dohyuk berpaling dan terus berjalan pantas ke arah lif.

Siwoo melihat Dohyuk pergi memasuki lif dan tidak mengejarnya.

' Dohyuk ah.. berhentilah. Berhentilah menipu diri sendiri! '

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

nota penulis : traumanya Dohyuk tidak pernah hilang. benar, dia butuh bantuan 😭😭

-Ququrie-

My Suha Side Story - FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang