41. Kau harus tanggungjawab

215 9 1
                                    

Setelah 4 hari tidak sedarkan diri, akhirnya Siwoo terbangun juga. Saat Siwoo terjaga, dilihat di dalam kamarnya tiada siapapun. Tetapi di sisi kanannya ada satu kerusi dan jas diatasnya.

Siwoo cuba membangunkan dirinya, dia mau cuba duduk. Sambil bangun, dia memegang perut kirinya yang ditikam tempoh hari.

" Arghh... " Siwoo menghela nafas panjang.
Dia melihat sekeliling. Di luar agak gelap dan hujan deras. Siwoo menoleh ke arah kiri dan melihat ada bungkusan hadiah buah buahan bercampur, dilihat ada kad di atasnya.

Siwoo mengambil kad tersebut dan membukanya perlahan.

- Terima kasih kerana telah membantuku menemukan Dohyuk Hyung, jika kau membaca ini, bermakna aku udah di Melborn.

Siwoo, aku menitipkan Dohyuk hyung padamu. Dia telah berada disisi mu selama berhari-hari demi menunggumu bangun kembali.

Berbahagialah kalian. Jika kau menyakitinya, aku akan ambil dan tidak akan pernah menyerahkannya kembali.

Aku mengalah padamu di kehidupan ini. Tetapi di kehidupan akan datang dan seterusnya, Hyung adalah milikku! - Sean

Siwoo menghela nafas panjang. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

Dohyuk masuk membawa air panas dan handuk. Dia sebenarnya keluar sebentar untuk menukar handuk yang baru untuk membersihkan badan Siwoo petang itu.

Dohyuk terkejut. Siwoo sedang duduk menatapnya. Entah bagaimana dia harus bereaksi. Dohyuk berhenti sebentar di hadapan pintu kamar sebelum melangkah masuk beberapa saat kemudiannya.

Dohyuk berjalan menghampiri Siwoo. Siwoo hanya memerhatikannya tanpa berpaling ke arah lain.

Dohyuk meletakkan air panas dan handuk di atas meja di tepi katil. Kemudian dia duduk perlahan-lahan di atas kerusi.

" Kau, akhirnya bangun.. " suara Dohyuk perlahan.

" Haa.. syukurlah.. " Dohyuk menghela nafas panjang.

Siwoo masih merenungnya. Dohyuk yang sadar diri diperhatikan hanya mendiamkan diri. Pipinya merah. Dia merasa malu.

" Ah apa kau mau minum. Aku ambilkan air. " Dohyuk bangun. Tetapi tangan ditarik Siwoo.

" Gimana keadaanmu? " Siwoo bertanya dengan perlahan.

" Ah aku baik-baik aja.. " Dohyuk menunduk. Badannya gementar. Dia malu untuk melihat wajah Siwoo.

" Kau baru sadar, biar aku panggilkan nurse " Dohyuk melepaskan pegangan Siwoo perlahan. Tetapi tiba-tiba Siwoo menarik tangannya lebih kuat. Dohyuk terjatuh atas dadanya.

" Ah maaf. " Dohyuk coba bangun. Tetapi pinggangnya langsung dipeluk Siwoo dengan erat.

Wajah mereka bertentangan. Muka Dohyuk memerah. Siwoo merapatkan wajahnya.

" Aku senang, kita bisa bertemu lagi. Aku kira, aku tidak bakal selamat.. " kata Siwoo dengan jarak wajahnya yang sangat dekat.

" Bau kau harum. " sambung Siwoo.

" Ahh aku mau panggilkan nurse dulu! " Dohyuk melepaskan pegangan Siwoo dan berjalan pantas keluar kamar. Siwoo tersenyum dengan sinis.

Dohyuk memegang dadanya di luar kamar. Dadanya berdegup kencang.

" Apa-apaan. Aku jadi sukar bernafas.. " Dohyuk menelan liurnya perlahan. Tiba-tiba dia berkeringat.

Dengan cepat dia menuju ke arah nurse berdekatan.

*********************************************

" Jadi tuan Siwoo, petang ini atau besok anda udah bisa pulang. Tetapi nasihat saya, jangan tinggal sendirian buat sementara waktu. Anda butuh bantuan untuk melakukan banyak hal. Anda juga perlu berjalan perlahan dalam satu minggu ini, dan jangan banyak bergerak. Ini demi mengelakkan lukamu terkoyak lagi, ya " doktor menjelaskan kondisi Siwoo. Dohyuk yang berada di samping juga mendengarkan.

Setelah perbincangan selesai, doktor meminta izin untuk pergi melawat pesakit lainnya.

Dohyuk langsung membenarkan kedudukan duduk Siwoo dan meletakkan bantal di belakang Siwoo. Jadi Siwoo bisa bersandar dengan selesa.

" Jadi, apa kamu mahu pulang ke rumah ibumu? Atau rumahmu sendiri? " Tanya Dohyuk sambil mengambil sebiji epal dan pisau. Dia mau memotongkan buah buat Siwoo.

" Aku mau pulang ke rumahku sendiri.. " jawab Siwoo sambil bersandar.

" Baik, jadi aku akan upah nurse untuk menjagamu di rumah. Jangan khuatir aku akan bayar semuanya " Dohyuk fokus memotong kulit epal.

" Ga, aku gamau dirawat nurse " kata Siwoo sambil merenung Dohyuk.

" Apa kau tidak dengar kata doktor tadi? Kau tidak seharusnya tinggal sendiri.. " Dohyuk menoleh ke arah Siwoo dengan wajah serius.

" Ya aku tidak sendiri.. " kata Siwoo.

Dohyuk mengerutkan dahinya. Kemudian langsung terpikir di kepalanya, Siwoo mempunyai pacar. Yang kemarin ditemui di cafe. Cowo yang sama Siwoo ciuman depan matanya tahun lalu.

" Ah iya. Baiklah.. aku paham.. " Dohyuk kembali melihat ke arah buah epal. Dadanya rasa berat.

" Apa yang kau pahami? " soal Siwoo.

" Ya maksudku aku tahu kamu tidak tinggal sendirian.. " jawab Dohyuk. Suaranya perlahan.

Dohyuk menghulurkan satu potongan buah ke Siwoo.

Siwoo mengambilnya, langsung memegang tangan Dohyuk juga.

" Kau.. aku mau kau menjagaku di rumah ku.. " kata Siwoo dan menatap tepat ke mata Dohyuk.

Dohyuk terkejut. Wajahnya memerah lagi.

" Kok aku. Aku ga ngerti ngurus orang sakit. " Dohyuk melepaskan tangan Siwoo dan kembali memotong buah.

" Aku jadi begini kan kerna menyelamatkanmu. Jadi kau harus bertanggungjawab. Kau akan mengurusku di rumah selama aku sakit! " Siwoo menggigit buah epal di tangan.

Dohyuk menoleh ke arah Siwoo. Dia menelan liurnya.

" Tapi aku, aku benar tidak ngerti menjaga orang sakit. Lebih baik kita upah nurse aja " jelas Dohyuk.

" Ngga " jawab Siwoo ringkas.

" Aku mau kau yang merawatku. Masakin buatku. Mandikan aku. Pakaikan pakaianku. Menyenangkan hatiku.... " Siwoo melirik ke arah Dohyuk. Dohyuk tidak mampu berkata apa.

Dia menunduk lagi, dan mengigit bibirnya sendiri. Pipinya semakin merah menahan malu.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

nota penulis : bermulalah perjalanan baru dua cowo ganteng ini 😁😝😝

-Ququrie-

My Suha Side Story - FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang