desire (sungjake)⚠︎

1.2K 31 0
                                    

Sunyi, itu lah keadaan ruangan yang besar saat ini. Hawa yang diciptakan tak menegangkan sekalipun, semua pengawal berada disana dengan posisi berdiri menyamping, menunggu kehadiran yang dihormat.

Pintu besar itu masih tertutup rapat, hanya ada satu orang yang terduduk dengan diam menatap lurus kearah pintu tersebut. Meja yang panjang penuh dengan berbagai hidangan yang diletakkan disana, tangannya dilipat dengan alis yang menukik, pasalnya ia sudah menghabiskan waktunya untuk duduk dan diam disana sedari tadi.

Tuk

Sepatu yang dikenakan disebelah kanan itu mengeluarkan suara, dan mampu mengalihkan pandangan seluruh pengawal hingga asisten yang berdiri tepat dibelakangnya melangkahkan kakinya, "Apa ada sesuatu yang mengganggu tuan?" asistennya bertanya seraya menyatukan kedua tangannya.

"Kapan manusia biadab itu akan sampai?"

Beberapa pengawal membuka matanya lebar, mereka mengetahui jika tuan yang terhormat nya itu sudah berada dipuncak frustasi, menunggu dan hanya diam benar-benar menguras seluruh energinya dan mungkin pedang akan diangkat yang berujung mengakhiri nyawa seseorang.

"Sesaat lagi akan sampai, begitu kabar yang ku dapatkan tuan"

"Apa pedangku aman dibelakangmu john?"

"Mereka semua aman tuan"

Tak lama kemudian pintu besar itu terbuka, menampakkan beberapa pengawal.

"Maaf telah membuat menunggu"

Suara dari seberang sana, rambut hitam yang mengkilap dan wangi parfum yang begitu maskulin bisa tercium begitu kuat. Tangannya diletakkan dibagian dada sebelah kanannya, kemudian ia membungkukkan badannya sebagai sapaan.

"Turunkan pisau ditanganmu itu, tuan jake"

Jake masih menahan pisau itu, niatnya ia akan melayangkan pisau itu dan mengenai sasarannya. Ia mendengus tak suka dengan ucapan pria tersebut.

"Tutup mulut sampahmu itu sunghoon"

Lengan sunghoon terangkat, telapak tangannya mengisyaratkan kepada seluruh pengawal dan asisten untuk meninggalkan ruangan tanpa terkecuali.
"Siapa yang memerintah kalian untuk keluar?" Jake berucap demikian masih dengan pisau digenggaman nya.

"Keluar" Sunghoon bersuara, tatapannya dingin. Suasana menjadi sedikit menegang, para pengawal tak kunjung ada yang meninggalkan ruangan hanya karena jake melarang nya.
"Apa kalian tidak bisa memahami bahasa manusia?"

Satu persatu pengawal tersebut meninggalkan ruangan diikuti dengan asisten yang berdiri dibelakang jake.
Kemudian pintu besar itu ditutup.







Dengan perlahan ia melangkahkan kakinya menghampiri pria yang duduk diujung sana, yang masih setia dengan pisau nya itu.

"Aku datang bukan untuk membawa keributan"

"Membuang waktu"

Sunghoon menghela nafasnya, badannya ia bungkuk-an sedikit kemudian tangannya mencoba meraih pisau itu, "Jangan mendekat" tegasnya kepada pria disebelahnya itu yang sudah siap untuk mengambil pisau tersebut.

Sunghoon tersenyum, ia menegakkan tubuhnya sembari merapihkan lengan panjang nya. "Berhentilah untuk bersandiwara jake"

Pisau itu diletakkan, ia menolehkan kepalanya menatap wajah paras tampan pria yang bernama sunghoon itu.

"Aku sedikit mengantuk"










Telapak tangannya menyentuh punggung mulus itu dengan lembut, membuat desahan kecil terdengar. Ruangan dingin itu terasa menjadi sedikit panas, bunyi dari penyatuan kedua bibir itu tak ada hentinya.

noending [en-]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang