Warning!
"Mau coba ciuman sama gua gak kak?"
Tangannya terangkat, jari tangannya menyisir rambut nya kearah belakang."Gila" Balas yang lebih tua, ekspresi nya menunjukkan tak suka begitu mendengar kalimat yang diucapkan adik kelas nya.
"Why? Are you perhaps scared that you might asking more for it?" Dengan menantang ia bertanya dan ada sedikit kesan menggoda, kakak tingkatnya paham betul kalau ia hanya ingin menantang saja tanpa ada maksud lebih.
Langkah nya diambil, mendekati adik kelasnya yang tak jauh dari tempat dimana ia berdiri. "Me? I think you're the one who gonna beg for it mr. sim"
"Mungkin? Sayang banget juga liat bibir lu nganggur gitu kak"
"I don't smoke at all kak, all i want is kiss your lips evan"
Bermula dari taruhan tersebut lah, mereka bisa sampai ditahap dimanapun evan berada dan menemui jake maka ia harus bergulat lidah dengannya.
Tak setiap waktu nya, tetapi jika ada kesempatan maka jake si adik kelasnya selalu menarik lengannya dan membawa dirinya entah kemana hanya untuk melakukan aktivitas tersebut.
Jika ditanya apa ia tak jatuh menaruh perasaan pada adik kelasnya sendiri, jawabannya tentu tidak pada masa itu. Namun jika evan ditanya saat ini, mungkin ia akan menjawab;
"Kayaknya gua udah gila"Salah satu teman dekat dikelasnya menatap kebingungan, "Gila kenapa beb?"
"Lu pernah suka sama manusia? Cowok atau cewek gitu?" tanya evan yang justru balik bertanya pada teman kelasnya.
"Sayang banget gak pernah, tapi kalau suka bidadari mah pernah gua, suka banget gua sama si pipi gembul itu tuh"
"Sunoo?"
Yang ditanya mengangguk menanggapi tebakan nya, membuat evan menggelengkan kepala nya. Sunghoon, teman satu nya ini memang bucin tak tertolong. Pasalnya mereka berdua bahkan menjalin hubungan begitu mengenal diri satu sama lain dalam waktu 3 bulan.
...
"Bibir lu manis kak, gua suka"
"I might ended up fucking you right now, your face keep asking for it evan""Punya gua, jangan kasih ke yang lain ya kak"
Kepala nya sedikit pening, merasakan seluruh bisikan yang memenuhi seluruh pendengarannya. Bulu kuduknya meremang, hawa hari ini sedikit dingin ditambah ia harus menahan untuk tak berteriak kala pendengaran nya terus memutar suara halus yang menggoda dirinya.
Beberapa hari akhir, evan bisa merasakan perasaan yang tak biasa. Degup jantung nya berpacu lebih cepat ketika ia berada di sebelah adik kelasnya, keringat dingin di bagian dahi nya, serta telapak tangan yang ikut berkeringat karena ia terlalu sering mengenalnya ketika bersama dengan adik kelasnya.
Evan mendengus pelan, ia tak ingin kalah dari taruhan bodoh tersebut. Ini semua karena ia tak ingin merasa payah, menjadi seseorang yang cepat mengakui kalau dirinya kalah lebih dulu.
Kaki nya melangkah ketika bus yang menuju arah apartemen miliknya sudah datang, memasuki bus tersebut mencari tempat duduk yang tersisa.
Evan menelengkan kepalanya ke arah sebelah kiri, memperhatikan pemandangan langit sore yang bisaia lihat melalui jendela. Langit jingga yang dihiasi dengan burung yang berterbangan mampu membuat dirinya merasa tenang sedikit, setidaknya ia tak memikirkan bocah ingusan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
noending [en-]
Historia Cortafull of enha one-shot/two-shot mature content! Homophobic dni. Do not copy my work. [18/05/23] #1 sunhee [10/05/23] #1 sunjake [05/09/23] #1 hoonjake