Maehwa menyelesaikan kelasnya dengan baik dan memilih untuk pulang terlambat karena harus mencari buku partiturnya yang hilang.
Sore itu sekolah sepi, tak banyak kegiatan kecuali beberapa grup kelas menari sedang latihan.
"Kau ikut Audisinya?" Changsub menyapanya dengan ramah. Maehwa terkejut dan melihat sekeliling. khawatir ada yang memperhatikan. lalu mundur beberapa langkah dari jarak Changsub yang semakin dekat menghampirinya. "apa aku semenakutkan itu?" tanya Changsub sebal.Entah kenapa dengan Maehwa akhir-akhir ini. Ia hanya tak berani bertatapan dengan Changsub terlalu lama. Terlebih ia mengingat mimpinya yang terakhir. Jantungnya berdegub kencang. Ia salah tingkah.
"ti ... tidak" kata Maehwa tergagap
"waeeee .." Changsub menatapnya heran
"aku tak ingin ada yang memperhatikan kita dan mereka salah paham" kata Maehwa.
"kenapa mereka harus salah paham?. Jika mereka membuat issue pun aku tak keberatan, aku tak punya wanita." Maehwa membuang pandangannya sebal membuat gerakan mata berputar lalu berbisik pada dirinya sendiri.
"tak punya wanita katanya" dengan pelan dan sebal. Changsub mendengarnya
"itu benar!"
"berhenti membual. 'bunga mawarku', aktris yang kemarin datang menemuimu dan siapa lagi setelah itu?" Entah kenapa Maehwa mengatakannya dengan nada sebal.
"oppa!!" sebuah suara muncul dari kejauhan. Changsub menatap Maehwa yang penasaran siapa pemilik sumber suara itu. Ia tersenyum jahil dan mengerjai Maehwa.
"Ah, Yeobo?, anak bayiku sudah mau keluar dari perut istriku?" katanya kencang. Yuri mendekatinya dengan sebal dan tersenyum manis. Maehwa menoleh cepat tanpa Ekspresi. Ia menatap Changsub sambil menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Changsub menangkap tatapan itu dan tersenyum gemas.
"Aku terlalu berespektasi, sampai jumpa besok CEOnim." ia mengangguk cepat dan tersenyum pada Yuri sambil berlalu.
Yuri menatap punggung Maehwa dengan penasaran.
"Siapa dia?" kata Yuri pada Changsub. Sore itu Changsub mengajaknya berjalan-jalan dan meminta Yuri untuk datang ke Sekolah. Changsub menaikan alis matanya dan tersenyum pada Yuri. "aaaaah wanita yang kau ...." Kata Yuri tak melanjutkan kalimatnya.
"Ayo kita jalan-jalan, bayi samchon harus beli mainan bagus sore ini" katanya memapah Yuri ke parkiran.
***
Maehwa berjalan cepat membuang nafas berat dan langkah panjangnya. Entah kenapa ia merasa kesal.
"Seharusnya aku tak kesal, tapi kasihan sekali wanita-wanita itu. Brengsek!" Katanya menggerutu. tak lama melihat mobil Changsub melintas dengan Yuri didalamnya. Mereka terlihat gembira. Hati Maehwa semakin kesal karenanya.
"Jika bukan karena Eommaku, aku tak ingin ikut Audisi." gerutunya. "Aku tak harus sering bertemu laki-laki hidung belang sepertinya."
***
Hari Audisi tiba. Audisi ini khusus bagi siswa dan siswi sekolah saja. Audisinya hanya untuk peran kecil yang melengkapi beberapa adegan dalam drama musikal. Bukan peran yang penting tapi akan membantu latihan mental para siswa secara langsung di atas panggung. Tentu saja mereka akan dapat bayaran darisana.
Sekolah ramai, karena sebagian besar hanya ingin melihat Eunhye dan Eunkwang yang diminta Changsub jadi juri hari itu. Tapi tentu saja itu sulit. Audisi dilakukan satu persatu diruang tertutup.
Maehwa ikut mengambil nomor Antrian. Ia terlihat santai karena tak mau terlalu memforsir dirinya. Tak lolos hari inipun tak mengapa. Ia tak harus bertemu Changsub lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER SWEET
FanfictionChangsub menatap nanar gelas kopi dinginnya. Setelah Camelia, belum ada satupun perempuan yang mampu mencairkan hatinya. Bahkan tidak dengan Yuri. Setelah pernikahan Eunkwang, ia hanya ingin berfokus pada karirnya. Persetan dengan ucapan orang dilu...