PERMINTAAN

64 5 8
                                    

"Eunhye ya, kau tak perlu banyak bicara. kau pasti sudah mengajukan perawatan ke Rumah Sakit. Yang paling penting sekarang adalah suaramu membaik." Kata Minhyuk.  Eunhye mengangguk.

"Tinggalah bersama Changsub untuk sementara waktu. Ia akan menjagamu dengan baik." Noona menambahkan.

Eunhye bangkit dari duduknya menatap keluar jendela.

"aku akan pulang." katanya lemah. "aku tak mau merepotkan oppa, dia harus menyelesaikan pekerjaannya dan aku akan beristirahat di apartemenku saja."

"wae Eunhyeya?" tanya Minhyuk.

"Dia tak perlu bertanggung jawab atas diriku, oppa. Changsub oppa bukan siapa-siapaku. Aku bukan pacarnya."

"Eunhye ..."

"dia belum membuka hatinya untuk siapapun, termasuk aku. Aku benar-benar tak mau merepotkannya. Berada di dekatnya walau ia tak menolakku hanya akan menyakitiku" Eunhye menoleh pada Minhyuk.

Minhyuk diam. Eunhye benar. Walau Changsub dan Eunhye sudah menghabiskan waktu bersama bahkan melakukan hal seperti orang berpacaran, tetap saja Changsub orang yang sulit ditebak. Bahkan pembicaraannya beberapa waktu lalu di restoran daging bersama Changsub membuat Minhyuk sakit kepala.

***

Hari ini Maehwa pertama kali berlatih untuk menjadi pemeran utama Musikal. Tentu saja ia canggung dan melakukan banyak kesalahan. Ia terlalu gugup seolah semua orang kini tiba-tiba membencinya. Changsub kerap menahan emosi. Tapi semua atas keinginannya.

"cut!" teriak Sutradara. "kita sudahi latihan hari ini." Katanya sangat ketus. Changsub memahaminya. Bisa saja ia meminta Solar menggantikan Eunhye. Tapi ini sangat mendesak, Solarpun tak akan sanggup. Semua orang pulang dengan wajah tampak lelah terlebih Maehwa. Ia masih ada diruang latihan. Berdiri sendirian ditengah ruangan dengan peluh bercucuran. Kemudian terduduk, menunduk dan menangis.

Changsub menghampirinya, membawakan sebotol air minum dan duduk disampingnya.

"Maafkan aku Maehwa" katanya pelan

"kau jahat sekali CEOnim" Katanya terisak. "kau menempatkanku jadi orang tak berguna" Katanya.

"tidak Maehwa, aku sangat percaya pada kemampuanmu. Kau hanya gugup."

"aku tak bisa!!" Tangisan Maehwa semakin kencang. Tak seperti pada Eunhye. Entah mengapa Changsub tak bisa menyentuh Maehwa untuk menenangkannya. Tapi hatinya terluka melihat Maehwa seperti ini.

"Maehwa, kau tidak sedang merebut tempat siapapun. Ini akan jadi bekal yang bagus untuk pengalamanmu. Jika kita berhasil, namamu akan naik. Ingat lagi cita-citamu. Eommamu pasti akan bangga" Changsub meyakinkan.

Changsub benar. Menjadi pemeran utama dalam musikal kali ini bukan keinginannya. Tapi jika ia berhasil menampilkan yang terbaik, bukankah akan bagus baginya?. Ia berhenti menangis dan menatap Changsub. Changsub menghapus air mata Maehwa dengan jari telunjuknya.

"ayo kita berlatih" Changsub bangkit menyodorkan tangannya. Maehwa menyambutnya.

"CEOnim, aku punya permintaan" Katanya pelan. Changsub mendengarkan.

"apa itu?"

"Jangan ..." Maehwa ragu "Jangan menciumku selama sesi latihan. Kau boleh melakukannya hanya ketika pementasan"  Maehwa menundukan wajah.

Changsub tersenyum

"baiklah, jika itu keinginanmu. Tapi berjanjilah padaku untuk latihan sungguh-sungguh. Nama baik sekolah sekarang ada ditanganmu, Maehwa"

Maehwa mengangkat wajahnya dan mengangguk.

"ne ..."

"apa?"

"ne ..."

"NE!!, lantangkan suaramu" Seru changsub dengan wajah dan suara tegas. "ayo kita mulai"

***

Eunhye duduk melamun menatap toserba disebrang apartemen Changsub. Sudah larut dan Changsub belum pulang. Sementara ia tidak bernafsu makan apapun hari ini.

Changsub pulang tanpa mengetuk pintu. Eunhye menoleh. Changsub tersenyum dan terlihat lelah. Eunhye tersenyum padanya. Changsub menghampirinya dan memegang kening Eunhye.

"sudah tak demam" kata Changsub

"oppa kelihatan sangat lelah" katanya pelan. Changsub mengangguk dan mengambil segelas air. "aku pasti menyulitkanmu" Kata Eunhye. Changsub menatap ke arahnya. Bohong jika ia bilang Eunhye tak menyulitkannya. Kenyataannya memang Changsub kesulitan. Tapi Changsub tak mengatakan apapun. Ia memilih diam.

"aku mandi dulu" katanya berlalu. Eunhye menunggunya dengan sabar. Changsub selesai dan membuatkan semangkuk bubur hangat untuk Eunhye yang seharian tak nafsu makan. Mereka duduk berdua di ruang makan.

"Rasanya enak?" tanya Changsub. Eunhye mengangguk. Walau tenggorokannya masih terasa sedikit sakit. "kudengar kau mematikan ponselmu seharian. Managermu menemuiku, Aku hanya mengatakan kau akan baik-baik saja bersama Noona dan Minhyuk." Kata Changsub mulai menjelaskan situasi hari ini.

"oooo, mereka menemaniku. Tapi aku takut mereka bosan, Jadi tak apa mereka berdua pulang lebih cepat" Eunhye menikmati buburnya pelan-pelan. "Para pemain ...." Eunhye berhenti.  Changsub menatapnya. Eunhye melanjutkan makan. Tapi Changsub tetap menatapnya dengan tajam.

"kau tau aku paling tak suka dengan kalimat yang tak selesai?" katanya tajam. Eunhye salah tingkah, Ia takut Changsub marah.

"Mia Eonni menggantikan peranku?, Oppa?" Tanya Eunhye sedikit terbata. Changsub tak menjawabnya. Ia menghindari Eunhye dengan menaruh piring kotor bekasnya makan. Eunhye tak melanjutkan. Setelah makan, Changsub mengambil sekaleng bir dan minum di ruang tamu, menatap Eunhye yang masih makan sendirian.

"Song Maehwa menggantikanmu" Kata Changsub lantang sambil meneguk birnya. Eunhye tersedak. Ia berhenti makan. Tak berani menatap Changsub. Makanan di hadapan Eunhye tiba-tiba menjadi hambar dan tak enak rasanya. Ia bangkit dan membereskan makanannya. Mengambil segelas air minum dan pergi ke kamar Changsub tanpa bicara sepatah katapun dan bertanya apapun pada Changsub. Changsub tau ini akan terjadi. Ia memahami perasaan Eunhye. Tapi Eunhye harus terbiasa menganggap dirinya bukan orang spesial untuk Changsub.

Changsub menyusulnya dan melihat Eunhye meringkuk membelakanginya. Ia bahkan terlalu lelah untuk menjelaskan apapun yang tak ingin Eunhye dengar malam ini darinya. Changsub mengusap sayang rambut Eunhye dan mengecupnya pelan, Lalu menarik selimut hijau tebal kesukaannya dan tidur saling membelakangi.

"Selamat malam Eunhye" katanya pelan. Eunhye tak menjawab, tapi air mata hangat tiba-tiba mengalir pelan menyentuh pipinya.

'Besok saja, besok saja Changsub'

***

BITTER SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang