SALAH PAHAM

28 5 3
                                        

Minhyuk bergegas menuju sebuah tempat yang dipesan Changsub untuk makan siang. Changsub bilang ingin menceritakan sesuatu. Ia mengendarai Mercedes benz birunya dengan santai sambil mendengarkan musik. Setelah memparkir mobilnya dengan benar, ia menulis pesan pada Noona kalau ia sudah bersama Changsub.

Minhyuk masuk restoran mewah itu dan melihat Changsub sudah ada disana menyantap daging-daging mahal kesukaannya.

"daebak" kata Minhyuk melihat hamparan daging lengkap.

"makanlah hyung, kau tak sedang diet kan?" kata Changsub.

"kau yang harus berhati-hati, musikalmu belum selesai" kata Minhyuk menyumpit dan memanggang bagian daging kesukaannya.

Mereka makan dengan nikmat.

"Ada apa?, Jika ini hanya aku, berarti ada hal penting yang mengganggumu" tanya Minhyuk. Changsub berusaha mengunyah dagingnya dan  menelannya. lalu ia diam, mengambil lagi selembar daging dan memanggangnya.

"aku tidur dengannya" kata Changsub. Minhyuk tersedak.

"apa? Maksudmu, Eunhye?" tanya Minhyuk. Changsub mengangguk.

"Ia menginginkanku dan memuaskanku di tempat tidur" kata Changsub ringan. Minhyuk berhenti makan. menatap Changsub tajam.

"itu hanya nafsumu?" Tanya Minhyuk. Changsub menaruh Sumpitnya dan berhenti makan.

"hyung ..."

"Lee Changsub!" kata Minhyuk semakin menatapnya tajam.

"ya, awalnya merasa tak enak padanya, aku terbiasa memeluknya, menciumnya. Dia menginginkanku, Hyung" Minhyuk mendengarkan. "Kemudian aku begitu bernafsu dan ... kau tau ..."

"itu bagus untukmu dan Eunhye. Kalian bisa memulainya darisana. Keinginanmu untuk menidurinya menandakan perasaan sayangmu terhadapnya tumbuh bukan sekedar dari kakak ke adik"  Kata Minhyuk

"aku setuju, tapi ... masalahnya ..."  Changsub ragu.

***

Pertunjukan kedua Maehwa kali ini ingin tampil lebih sempurna. Bagaimanapun, ada bagian dari dirinya yang sangat ingin validasi dari orang lain bahwa ia adalah seorang penampil yang baik.

Seperti biasa, ia akan datang, melakukan GR, didandani dengan baik dan menyimak setiap adegan dengan baik. Namun malam itu ada hal tak biasa yang ditangkapnya.

"Suara nona Kim tak seperti biasanya." katanya pada salah satu rekan musikalnya.

"aku mendengarnya biasa saja." kata rekannya itu.

Terdengar seperti biasa, tapi ada yang aneh. Resonansinya berbeda.

"Apakah ia sedang sakit?" Batin Maehwa.

Dalam beberapa segmen yang tak melibatkan Changsub serta Eunhye, Maehwa bertemu dengan Changsub.

"CEOnim, apakah nona Kim sedang sakit?." tanya Maehwa. Changsub mengrenyitkan dahi. "ini hanya pendengaranku saja atau memang ada yang berbeda dari penampilan nona kim?"

"aku? ada apa denganku?" belum sempat Changsub menanggapi, Eunhye muncul dibelakang Maehwa. Maehwa terkejut dan tampak gugup.

"Ah Nona Kim, Maafkan aku. Aku hanya merasa ..."

"kau sudah berpengalaman di bidang ini sebelumnya, nona Song?" Eunhye memotong pembicaraan. Maehwa menggeleng pelan dan menunduk. Ia malu.

"maaf, aku lancang" kata Maehwa pelan.

"Kau sedang mencari perhatian tuan Lee? Nona?"

"Eunhye yaaaa ... " Changsub menghentikannya. "Ia hanya mengkhawatirkanmu. Kau tak kenapa-kenapa?" Tanya Changsub. Eunhye diam saja, Ia berjalan menabrak bahu Maehwa dan melewati Changsub dengan kesal.

Pertunjukan harus terus berjalan. Eunhye bersikap sangat profesional sampai akhir. Maehwa merasa benar-benar tak enak.

Ia merapikan barang-barangnya setelah pertunjukan dan berniat meminta maaf pada Eunhye yang ada di ruangan lain. Sekali lagi, baru sampai di pintu langkahnya terhenti karena mendengar suara Changsub ada didalam.

"kau marah pada Maehwa tanpa alasan?" tanya Changsub. Eunhye diam saja. Membereskan barang-barangnya dibantu seorang asisten.

"kau membelanya, ia membicarakanku. Sangat tidak sopan" Maehwa mendengarnya dari luar dengan perasaan tak enak.

"Ia hanya bicara suaramu terdengar berbeda dari biasanya"

"tau apa dia soal suaraku?"

"mungkin dia khawatir padam .."

"OPPA!!!!!" Changsub berhenti bicara "keluarlah dari ruanganku!" Perintah Eunhye. Changsub memahaminya. Ia bangkit dan keluar dari ruangan. Diluar ia bertemu dengan Maehwa dengan mata berkaca-kaca. Changsub memegang pundak Maehwa dan menggeleng.

"tidak sekarang" katanya lembut.

Maehwa meninggalkan panggung pertunjukan dengan hati terluka. Ia tak bermaksud jahat pada Eunhye. Tapi Eunhye salah paham. Ia berjalan pelan setelah turun dari bis tanpa menyadari seseorang memperhatikannya dari kejauhan.

***

Noona memanggang sepotong tenderloin yang akhirnya ia nikmati berdua dengan peniel malam itu.

"Haruskan aku menuangkan Champagne, Peniel?" tanya Noona. Peniel tersenyum saja, menikmati potongan daging yang terasa lembut dan enak buatan Noona.

Minhyuk memperhatikan dengan sebal.

"sekalian saja kau minta aku menyalakan lilin dan kuputarkan lagu klasik romantis." katanya menyeringai. Noona dan Peniel terbahak. Malam ini Noona sengaja mengajak Peniel menemaninya makan Steak dirumah Minhyuk karena Minhyuk sudah kenyang makan daging. Ini salah Minhyuk karena tak memberitahu Noona kalau ia akan makan banyak daging dengan Changsub sementara Noona sebetulnya sudah mempersiapkan agenda makan daging juga untuknya.

Peniel makan dengan cepat dan menyeruput cola dinginnya. Sementara Noona membereskan perlengkapan makan, Peniel dan Minhyuk berbincang di ruang depan.

"Changsub hyung sulit ditebak." kata Peniel setelah mendengar cerita Minhyuk.

"Kukira ia hanya sedang memproses perasaannya" Kata Minhyuk.

"tak mungkin ia tak memiliki sedikit saja perasaan pada Eunhye." Peniel menambahkan. "terlalu singkat untuk menyimpulkan rasa cinta kepada orang lain yang bahkan tak ia kenal"

"Tapi segala sesuatunya bisa saja mungkin" Noona muncul membawa sepiring potongan buah. Peniel dan Minhyuk menatapnya "Aku khawatir semakin ia menyangkal perasaannya, semakin ia mencintainya dan semakin sakit perasaannya kelak." Noona duduk disamping Minhyuk. Peniel mengangguk setuju.

Pertemuan Changsub dengan Minhyuk tentu bukan tanpa alasan. Ia ingin memastikan perasaannya pada seseorang.

***

BITTER SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang