SUDAH TIDAK MARAH

33 4 4
                                    

Malam ketika Changsub hendak bercerita pada Eunkwang diurungkannya karena ia harus menemui Maehwa terlebih dahulu.

Ia hanya datang membuat Eunkwang penasaran dan pamit untuk pulang. Begitu juga pada Hyunsik. Entah mengapa lidahnya kelu saat ingin bercerita pada mereka.

Kali ini ia datang lagi dan memantapkan hati untuk menceritakannya pada Eunkwang.

"Itu ...." Changsub ragu.

"Apakah dia mirip mantan kekasihmu yang bernama Aliya itu, Oppa?" Kata Yuri sambil membelai perutnya yang mulai tampak besar.

Changsub terhenyak.

"Bagaimana kau bisa tau?" Seru Changsub. Eunkwang diam saja memperhatikan.

"Aku dan Lily Eonni  Deiji Eonni dan Jangmi eonni. Bukankah kalian orang-orang yang sulit lepas dari masa lalu?. Bahkan Minhyuk Oppa tak bisa berhenti mencintai Eonni sampai detik ini. Kau pun sama. Kalau akhirnya kau mencair, pasti karena sebuah kemiripan. Jika bukan wajahnya, kali ini apa?"

Changsub dan Eunkwang terpana pada kemampuan analisa Yuri. Sangat tajam.

"Dia sama sekali tidak mirip dengan Aliya. Tidak ada yang sama. Aku juga tak mengerti kenapa aku melakukan itu padanya. Aku hanya melihatnya sekilas dan ...." Changsub diam

"Kau merasa dia mirip Aliya, makanya kau mendekatinya. Bukankah ini juga ceritaku bertemu Yuri?" Kata Eunkwang.

Changsub tak bisa berkata-kata. Ia tak bisa menyangkalnya. Mereka benar.

Hari itu ia hanya berkeliling dan mendapati seorang muridnya melantunkan sebuah partitur indah. Sekelebat ia melihat Aliya pada wajah gadis itu dan ia mendekatinya. Ia tak sadar kenapa ia melakukan hal tak senonoh itu pada Maehwa. Tapi Eunkwang dan Yuri benar, ia hanya seperti melihat sosok Aliya dengan kemampuan bernyanyi yang lebih baik.

"Ottoke?" Kata Changsub linglung.

"Jangan jatuh cinta padanya hanya karena ia mirip seseorang. Lelakiku melakukan banyak hal bodoh karenanya. Untung aku mencintainya" kata Yuri bangkit melirik tajam pada Eunkwang. Eunkwang menatapnya penuh cinta "ayo makan, mumpung masih hangat". Mereka pun beranjak, tak mengatakan apapun selama makan dan cerita tentang Maehwa berlalu sebagai suatu kebodohan Lee Changsub begitu saja.

***

Maehwa mengangkat sumpit nasinya dengan enggan. Ia tak bernafsu makan beberapa hari ini. Eomma mulai merasa khawatir.

"Masakanku tak enak akhir-akhir ini?" Tanya Eomma hati-hati. Maehwa menataonya dengan perasaan bersalah.

"Tidak Eomma" kata Maehwa enggan.

"Tidak enak?"

"Ah, maksudku, masakan eomma tetap enak. Aku ..." Maehwa terdiam

"Apa yang mengganggumu?" Tanya Eomma sambil menyumpitkan kimchi ke mangkuk Maehwa. Maehwa menggelengkan kepalanya. Ia ingin menceritakan semuanya pada Eomma. Tapi ia takut eomma marah dan melakukan hal yang dapat memperburuk keadaan. Lebih baik ia diam saja walau pikirannya masih tak karuan.

"Tidak kenapa-kenapa Eomma, aku hanya sedikit lelah akhir-akhir ini" Maehwa berusaha memberikan senyum terbaiknya dan menyantap masakan Eommanya dengan lahap. "Eomma, hari ini aku ingin berjalan-jalan membeli eskrim sebentar" katanya. Eskrim kadang bisa mendinginkan kepala walau cuaca mulai sering mendung.

"Baiklah, pergilah dan bawa payungmu" kata Eomma.

***

Maehwa pergi hanya mengenakan setelan training berwarna abu, ikat rambut sembarangan, sandal karet dan sebuah tas kecil. Tak lupa menenteng payung yang diminta Eommanya.

BITTER SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang