Changsub dan Eunhye kembali ke apartemen dalam diam.
"aku mandi sebentar dan pakai pakaian dalammu, Eunhye. Itu sama sekali tak pantas. kau seperti wanita murahan." cecar Changsub.
"oppa, kenapa semarah itu? pakaian dalamku basah, jadi aku tak memakainya" Eunhye menjelaskan.
"Maehwa bisa salah paham!" nada bicara Changsub meninggi
"Maehwa? ada apa memangnya dengan Maehwa?" Eunhye semakin bingung dengan sikap dan ucapan Changsub. "Dia hanya akan menganggap kita sepasang kekasih dan lalu apa?" Eunhye melanjutkan "kau menyukainya, oppa?" Wajah Changsub merah padam. Ia berhenti disana.
"dia .." Changsub diam, begitupun Eunhye. "... muridku" katanya datar dan menatap Eunhye. Eunhye diam saja. Ia masuk ke kamar Changsub untuk membereskan barang-barangnya tanpa banyak berkata-kata.
Changsub mandi dengan perasaan tak menentu. Aneh sekali ia khawatir Maehwa salah paham karena pakaian Eunhye. Changsub juga merasa bersalah karena berteriak sekencang itu pada Eunhye. Ia berdiam lama di dalam kamar mandi dan membiarkan tubuhnya terguyur air cukup lama. setelah cukup ia hanya mengaitkan handuk menutupi setengah tubuh telanjangnya dan membiarkan bagian atas tubuhnya terbuka dan mengering.
Changsub masuk ke kamarnya dan mendapati Eunhye sedang berjongkok di pojok ruangan mengeringkan pakaian basahnya dengan hair dryer yang ia temukan di laci.
"Eunhye ya ..." kata Changsub lembut. Eunhye tak menoleh.
"mmmm" katanya datar. Eunhye mematikan hair dryer dan berlalu melewati Changsub untuk memakai pakaian dalamnya di kamar mandi. Kemudian keluar lagi dengan masih mengenakan pakaian Changsub. Changsub masih disana, belum berpakaian.
"akan kuantar kau pulang, istirahatlah dan kita bertemu di pusat latihan." kata Changsub bangkit dan pergi mengambil pakaiannya.
Eunhye diam sepanjang perjalanan, begitupun Changsub. Changsub merasa tak enak dan juga khawatir Eunhye salah paham. Sebenarnya tak masalah baginya jika Eunhyepun salah paham, karena Eunhyepun bukan siapa-siapa baginya.
Eunhye terlihat murung dibalik kacamata hitam milik Changsub dan Changsub melihat itu dari sudut mata yang tak ia lepaskan dari jalanan. Eunhye melepas kacamatanya dan menatap keluar jendela. Changsub menepikan mobilnya dan berhenti.
"Eunhyeya .." Panggilnya ".. kemari" kata Changsub. Changsub meraih sabuk pengaman disisi kanan Eunhye dan memasangkan ke kunciannya. Ia menatap Eunhye dengan tatapan dalam.
"gomawo" kata Eunhye singkat.
"aku hanya takut ia menyebarkan rumor yang tidak-tidak. Tak ada apa-apa diantara kita walau mereka meyakini kita berpacaran. Maafkan aku karena berteriak padamu." Kata Changsub.
Eunhye diam saja. Sebetulnya ia tak merasa khawatir pada keberadaan Maehwa. Baginya Maehwa bukan siapa-siapa. Tapi hatinya sakit karena Changsub bereaksi berlebihan. Changsub membelai pipi Eunhye dan air mata jatuh dari salah satu sudut matanya.
"Eunhye yaaaaa ... kau menangis?? Maafkan aku. hatimu pasti sakit sekali." Changsub menenangkannya. Eunhye hanya mengangguk pelan.
"kita harus cepat sampai, oppa" kata Eunhye mendorong tubuh Changsub. Rasanya ia ingin dipeluk oleh lelaki manis di hadapannya. Tapi sekali lagi Changsub bukan siapa-siapa walau ia bisa kapan saja meminta pelukan darinya.
Changsub kembali ke balik kemudi dan mengemudikan mobilnya dengan tenang. Sampai dikediaman Eunhye. Ia pamit dan meninggalkan Eunhye sendirian disana.
***
"kau melihatnya?" Tanya Eunkwang. Yuri menyiapkan beberapa pakaian Eunkwang agar serasi ia kenakan untuk syuting hari ini.
"ya, oppa" kata Yuri singkat.
"aku menemui Changsub oppa dan berpapasan dengannya. Mereka seperti sedang bertengkar." kata Yuri. Eunkwang tak berpakaian, ia baru selesai mandi dan hanya mengenakan pakaian dalam. ia duduk di tempat tidur sementara Yuri mencarikan kemeja yang pas untuknya.
"ia semirip itu dengan Aliya?" tanya Eunkwang tanpa tahu kalau dirinya pun pernah bertemu Maehwa ketika Audisi kemarin.
Yuri menggeleng. Ia duduk menemani Eunkwang dengan susah payah karena perutnya semakin besar.
"aku hanya bertemu Aliya eonni 1 kali, bagaimana aku bisa ingat wajahnya. Tapi gadis ini tak mirip dengannya sama sekali. Tentu saja mereka orang yang berbeda" Kata Yuri dengan wajah Lucu. Eunkwang tak menghiraukan lagi ucapan Yuri. Ia menatap istrinya itu dengan tatapan meminta sesuatu. "kenapa menatapku begitu? pakai kemejamu" kata Yuri mencoba bangkit. Eunkwang mendekati istrinya dan menyentuh perut bulat Yuri.
"Aku mencintaimu dan bayiku" katanya hangat. Yuri mengusap wajah Eunkwang dan mendaratkan sebuah ciuman. tangan Eunkwang bergerak semakin keatas, meremas apa yang bisa dan seharusnya ia remas dengan halus.
"aaaah ..." Yuri bereaksi "kau sudah makan, masih belum kenyang?" Tanya Yuri.
"Yeobo, aku harus minum susu sebelum berangkat kerja" Kata Eunkwang tersenyum menyeringai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER SWEET
FanficChangsub menatap nanar gelas kopi dinginnya. Setelah Camelia, belum ada satupun perempuan yang mampu mencairkan hatinya. Bahkan tidak dengan Yuri. Setelah pernikahan Eunkwang, ia hanya ingin berfokus pada karirnya. Persetan dengan ucapan orang dilu...