Esok paginya Eunhye sudah rapi. Ia mengenakan pakaian yang sudah ia cuci dan keringkan. Changsub yang baru saja bangun mencoba mencerna situasi.
"Eunhye? kau mau kemana?" Changsub mendekatinya dan memegang kening Eunhye. Eunhye tersenyum manis. "Sebentar" kata Changsub. Changsub masuk lagi untuk membersihkan diri lalu kembali pada Eunhye yang sudah menunggunya diruang tamu.
"oppa, malam ini pementasanmu kan?, aku akan pergi ke kantor agensi musikal untuk menandatangi pemutusan kontrakku" Eunhye tersenyum diantara matanya yang sembab. Changsub menatapnya hangat. Ada penyesalan di wajah Changsub.
"Eunhyeyaaaa ..." Katanya dengan suara yang masih parau karena bangun tidur.
"Oppa, Maafkan aku." Katanya pelan. Changsub mendekatinya. Memberinya pelukan hangat. Eunhye tak tahan lagi. Tangisannya tumpah. Changsub hanya diam saja. Memeluknya erat dan mengecup penuh kasih sayang Eunhye. "aku akan sembuh kan, oppa?". Changsub mengangkat wajah Eunhye dan mengangguk.
"kau akan kembali menjadi seorang aktris musikal berbakat. kau yang terbaik, Eunhye"
"bagaimana jika aku tak sembuh?, Oppa pasti semakin tak mau padaku karena aku tak berguna" Eunhye cemberut.
"sssssttt, fokuslah pada penyembuhanmu. Bagaimana jika tinggal disini bersamaku?" Tanya Changsub. Eunhye menggeleng.
"aku bukan perempuan murahan" katanya kesal. Changsub menggodanya.
"benarkah?, bahkan aku sudah tau bentuknya"
"oppaaaaa..." Eunhye memukul pelan bahu Changsub. Changsub memeluknya lagi. Semakin erat.
"Eunhye, kau tak ingin menanyakan sesuatu padaku?" Tanya Changsub. "agar kau tak penasaran".
"ini soal nona song?" Tanya Eunhye melepaskan pelukan Changsub. Ia membelakangi Changsub menatap Toserba sebrang. "Oppa ingin aku bertanya kenapa oppa memilihnya?" Ia menoleh ke arah Changsub. Changsub duduk. Eunhye mengikutinya.
"kau tak bisa meremehkan kemampuannya, kau tau itu kan?"
"oppa memilihnya karena dia murid oppa kan?" Tanya Eunhye. "Bukan karena oppa ..." Changsub menatapnya tajam. "... oppa mengerti maksudku kan?" Changsub menghela nafas panjang. "Bagaimana jika hatimu justru terbuka olehnya?. Kalian akan saling berpelukan, berciuman dan sebagainya." Air mata Eunhye menggenang karena begitu cemburu. Lagi-lagi Changsub memahaminya, tapi ia tak bisa menyangkal bahwa apa yang dibayangkan Eunhye pasti terjadi. Secara profesional, itu pasti terjadi.
"kau tau aku tak pernah melibatkan perasaanku dalam pekerjaan kan, Eunhye?" kata Changsub.
"kalaupun oppa menjaminnya, itupun tetap bukan karena aku. Haruskah aku menyerah oppa?"
Changsub mengingatnya. Usia Eunhye baru 20 tahun ketika pertama kali mereka bertemu untuk sebuah project musikal. Saat itu Changsub hanya melihatnya sebagai lawan main, ia pun belum pernah dapat peran nomor 1. Eunhye begitu cantik dan energik. Ia sangat berbakat. Mereka kerap dipasangkan dalam berbagai pementasan musikal di Korea selatan. Eunhye gadis yang berani.
"Changsub oppa, selamat atas comebackmu" katanya memberikan sekotak coklat.
"ini mahal" kata Changsub. Eunhye sumringah.
"aku beli pakai uangku sendiri" katanya Ceria. Changsub mengacak-acak rambut Eunhye. "oppa bagaimana jika oppa jadi pacarku? sepertinya aku menyukai oppa"
Changsub bahkan masih ingat bagaimana pertama kali Eunhye memintanya jadi pacar dan bagaimana Eunhye tiba-tiba mengecupnya. Hanya saja pada saat itu Changsub sibuk menata hatinya yang masih terluka karena perpisahannya dengan Camelia. Ia tak ingin jatuh cinta, tak ingin melukai, tak ingin terluka. Hatinya sejak hari itu tertutup dan membeku. Bahkan Eunhye tak mampu mencairkan dan membukanya. Changsub begitu menyayangi Eunhye. itu benar. tapi tak lantas mau menjadikan Eunhye kekasihnya. Perasaan cintanya tak ada untuk Eunhye.
Eunhye dihadapannya sekarang sudah lebih dewasa. Ia banyak menangis walau karirnya cemerlang.
Changsub menatap dalam Eunhye yang mulai menitikkan air mata.
"kau mau menyerah?" Kata Changsub. Eunhye menatapnya tajam. Changsub melangkah mendekatinya, menghapus air mata Eunhye dan memeluknya dengan hangat.
"bagaimana aku bisa menyerah kalau oppa begini?" katanya menangis lagi. "aku begitu cemburu." katanya. Changsub memeluknya lebih erat. Ia tak akan sanggup melukai perasaan Eunhye lebih dari ini. Perasaan cinta Eunhye tak bersalah. Ia memahaminya.
"menginap semalam lagi ya?. sampai Eunhye benar-benar sehat" Eunhye menggeleng.
"Tidak oppa, aku akan semakin sakit hati ketika oppa pulang nanti malam dan menemaniku tidur. kau habis mencium wanita lain. aku akan membencinya" kata Eunhye. Changsub terkekeh. Ia mengusap lembut kepala Eunhye.
"baiklah, berjanjilah untuk segera sembuh dan bernyanyi lagi untukku. Mau obatmu?" tanya Changsub menggoda. Eunhye menggeleng.
"tidak, oppa belum mandi" Eunhye melepaskan diri, berlari kecil, Changsub mengejarnya
"Eunhye yaaaaa ... obatmu sudah siap. Kamari"
"tidak, aku tak mau obatku pagi ini" Eunhye terkekeh, Changsub menariknya dan menyudutkannya ke dinding. Ia mengecup kening Eunhye dengan manis.
***
Maehwa tak bisa tidur semalaman. Setelah bicara pada Eomma. Ia begitu gelisah. Ia berusaha sekeras mungkin berlatih sendirian dalam kesunyian sampai larut malam. Pagi ini ia merasa mual dan begitu pusing karena terlalu khawatir.
"makanlah ini" kata Eomma mengambilkan obat herbal untuk Maehwa.
"aku akan ke pusat untuk berlatih sebentar Eomma"
"jangan cemas, semua akan baik-baik saja. Maehwa ku yang terbaik bukan?" Eomma menyemangatinya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER SWEET
Fiksi PenggemarChangsub menatap nanar gelas kopi dinginnya. Setelah Camelia, belum ada satupun perempuan yang mampu mencairkan hatinya. Bahkan tidak dengan Yuri. Setelah pernikahan Eunkwang, ia hanya ingin berfokus pada karirnya. Persetan dengan ucapan orang dilu...