SEMUA AKAN BERLALU

43 5 6
                                    

Setelah kejadian si rumah sakit, Eunhye sampai pada hari ini. Ia mengemas dan mengirim semua barang di apartemennya ke London. Menyisakan beberapa benda yang bisa ia bawa dengan koper. Ia Menatap apartemennya yang mulai kosong.

Eunhye mengganti nomornya dan tak membiarkan Changsub menghubunginya. Ia sudah ikhlas dan memaafkan dirinya sendiri dan orang lain yang pernah penyakitinya. Eunhye tak pernah berpamitan lagi. Ia hanya akan memberi tahu semua orang ketika ia sampai di London besok.

Ia berangkat hanya ditemani mantan managernya sampai bandara. Setelah melakukan seluruh pemutusan kontrak dan membayar denda. Ia keluar dari agensi tempatnya bernaung dan digantikan oleh kehadiran Maehwa yang berstatus siswa di sekolah milik Changsub.

Bandara terasa sunyi walau aslinya ramai. awak media ramai berbondong menunggui Eunhye. Keberangkatan Eunhye hari itu sudah diketahui oleh media dan mereka menayangkan langsung siaran itu di televisi dan berbagai platform sosial media.

Tak ada pertanyaan yang ia jawab, tak ada konfrensi pers. Hanya beberapa fansnya yang ikut mengantar dan tampak menangis. Eunhye benar-benar memutuskan untuk menyelesaikan urusannya disana. Ia gak akan menoleh lagi, tak akan kembali lagi, tak akan mencari lagi.

Eunhye menyerah, dan pergi dari Korea Selatan untuk selamanya.

***

Changsub menonton kepergian Eunhye di bandara dengan sekaleng bir di tangannya. Ia sangat terpukul dan kecewa pada dirinya sendiri.

Andai saja ia tau saat itu Eunhye sangat terpuruk. Andai ia bertanya, Andai ia mencari. Tapi ia tak melakukan itu semua. Ia merasa dengan hilangnya Eunhye saat itu, akan memudahkannya membuka hati pada Maehwa yang kini jadi kekasihnya.

"Apa yang telah kulakukan, Hyunsik?" tanya pada Hyunsik yang menemaninya minum siang itu.

***

Sejak hari itu, Semua orang menyembuhkan luka. Changsub berusaha semudah mungkin melupakan rasa bersalahnya pada Eunhye. Ia begitu menyayangi Maehwa.

Mereka masih berjalan dibelakang semua orang dan fokus pada pekerjaan masing-masing. Nama Maehwa semakin melambung tinggi. Ia ditawari berbagai project untun Musikal dengan bayaran yang sangat tinggi. Tentu saja Changsub sangat bangga.

"Semakin hari, semakin seksi, aku sangat bangga padamu Maehwa." Kata Changsub disela-sela cumbuannya malam itu. Ia mengulum bibir Maehwa tanpa ampun. Terkadang Maehwa sulit bernafas karena ciuman lelaki kesayangannya itu.

"kenapa bernafsu sekali menciumku seperti itu?" Kata Maehwa melepaskan ciumannya dari Changsub dan menatap lekat mata lelaki itu. Changsub mengusap wajah Maehwa dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Aku harus pulang" katanya sambil merapikan rambut dan pakaian. Mereka tak melakukan apa-apa malam ini. Maehwa harus menyimpan energinya untuk pementasan barunya.

"kau akan berciuman dengan laki-laki lain." Kata Changsub "kau sudah tau siapa lawan mainmu?" Maehwa mengangguk.

"Seo Eunkwang" katanya

"APA???!!!!! Tidak tidak tidak ... tak boleh Seo Eunkwang" kata Changsub sebal. "Mana boleh kau berciuman dengan kakak iparmu" Changsub bangkit mengambil ponselnya untuk menelepon Eunkwang. Maehwa mengambil ponsel itu dan mematikannya. "Ya!!"

"Berlebihan sekali, bahkan tak ada adegan berciuman dalam naskahku. Sejauh ini, ciuman profesionalku masih dimenangkan oleh Lee Changsub"

"Benarkah?" tanya Changsub.  Maehwa memeluknya.

"Aku pasti akan sibuk untuk berlatih" Katanya. Changsub memahaminya.

"Aku sudah terbiasa" katanya

"Terbiasa?" Maehwa mengerenyitkan dahi. Changsub mengangguk.

"Eunhye pun dulu seperti itu." katanya

"kenapa jadi membicarkan, Eunhye?" Maehwa menatapnya sebal.

"Kau sudah berjanji padaku untuk tak sebal jika aku membicarakannya. Dia adikku" Kata Changsub. Maehwa berusaha menyembunyikan rasa sebalnya. "Aku mengenalnya saat debut. Memang menyebalkan dan kadang aku merasa terganggu olehnya. Tapi ada kalanya aku merindukannya saat dia ada pekerjaan lain." Changsub tersenyum mengingatnya. "itu akan terjadi padamu, aku akan merindukanmu setiap hari dimana kita tak bertemu" Kata Changsub menatap Maehwa lembut. Maehwa tersenyum saja. Ia tak tau harus bereaksi seperti apa.

***

Maehwa pulang ke rumahnya dan memeluk Eomma.

"kau dari rumah pacarmu?" tanya Eomma. Maehwa mengangguk. Eomma berbalik, menatapnya "kalian baik-baik saja?"

"ya, kami baik-baik saja"

Maehwa masuk ke kamarnya merebahkan diri di atas kasur empuknya sambil menatap langit-langit kamar.

"aku harus bertahan, aku harus benar-benar bertahan" katanya menepuk dada sendiri.

Sejak kepergian Eunhye, tak ada yang berubah dari sikap Changsub. Hanya saja, sejak hari kepergian Eunhye, Changsub kerap membicarakan Eunhye. Awalnya Maehwa merasa risih dan tak suka. Tapi Changsub bilang itu hanya sementara. Eunhye akan terlupakan dan tak akan pernah hadir lagi dalam ingatan Changsub. Maehwa menahannya. Maehwa meyakinkan dirinya kalau Changsub hanya untuknya untuk saat ini. Eunhye hanya kenangan yang akan segera dilupakan dan berlalu. 

BITTER SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang