Limapuluh Tiga 🕊

66.4K 3.8K 97
                                    

Follow Ig @widyaarrahma20_
Yg ada _ nya
Untuk keseruan cerita wattpad ini

Happy Reading















Hp Hamdan berkali kali bergetar tanda telfon masuk dari sang abah namun tak dia angkat, sedangkan di Hp Adhifa semua nomor orang Pesantren diblokir dan dihapus sementara oleh Hamdan, demi kebaikkan Adhifa

Wanita itu orangnya gak enakkan dan gampang kefikiran, Hamdan takut mempengaruhi kandungannya

Setelah jam makan siang Hamdan kembali bekerja sedangkan Adhifa kembali beristirahat

Sedangkan di Pesantren, Umi Ruqoyah duduk lemah dikasur yg ada diruang tengah, sebenarnya bukan kasur tebal melainkan matras yg sering abah gunakan untuk mutholaah

"Hamdaan, Fajriiin, Shofiaaa, Umi kangeeeen" rancaunya sedari tadi

Habibah berkali kali menelfon sahabatnya namun sudah tak aktif dia tak sadar nmernya sudah terblokir oleh Adhifa

"Umi, istighfar nggeh"

"Hamdaaan, naaak umi minta maaf naaak, Shofiaaa"

Suasana Ndalem sangat kacau, 2 wanita yg dihormati di Ndalem tergeletak di ruang tengah, sedangkan para santri masih bertanya apa sebabnya

Dikantor polisi, Fajrin sudah masuk ke salah satu sel yg kosong sedangkan abah Ibrohim dilarang ikut masuk

Fajrin akan disidang Lusa, sampai Hamdan memutuskan akan diperlanjut atau dicabut gugatannya

"ITU ANAK SAYA ! DIA BUKAN PENJAHAT SEPERTI KALIAN YG SUKA NEMBAKKI ORANG !!!"  Abah Ibrohim tersulut emosi

Beliau berkali kali menyerang polisi yg bertugas dengan melempari batu, menendang dan lainlain

Kedua Kang Ndalem yg menjadi supir dan asisten pun terpaksa menarik sang kyai masuk ke Mobil

"BUKA MOBILNYA, SAYA MAU JEMPUT FAJRIN !"

"Ngapunten abah, Umi gak sadarkan diri, Ning Reni juga"

"Itu bukan urusan saya, urusan saya itu Fajrin !"

"Jalankan mobilnya mas, suasana ndak kondusif kalau beliau disini" ucap salah seorang pada supir Ndalem

Kang Umar yg menjadi supir abah pun mengangguk karna takut dan menjalankan mobilnya meskipun Abah berteriak teriak kesetanan meminta turun karna tak membawa putranya

Beliau juga terus terussan menelfon Hamdan namun putra ke 2nya itu tak menjawab

Baru saja 1 pesan masuk dari Hamdan yg langsung beliau baca

Abah lihat sendiri kan ? Saya gak main main dengan ucapan saya, Fajrin akan membusuk di Penjara !!

Membaca itu Abah Ibrohim semakin marah, dia berteriak teriak tak jelas hingga sampai di teras Ndalem barulah abah diam

Menjaga wibawanya didepan para santri, abah langsung masuk dan melihat istri juga menantunya tergeletak diruang tamu

Abah mengintrupsi para Ustadzah yg ada disana untuk pergi, namun sebelumnya mereka menuntun Reni menuju kamar jadilah di ruang tengah hanya ada abah dan umi

"Hamdaaan naaak umi minta maaf naaak, kasian abangmu naaak" rancau umi didepan suaminya dengan mata tertutup

"Mi, Istighfar mi"

"Shofiaaaa pulang naaaak, umi sendirian naaak"

Hati Abah sakit mendengar rancauan istrinya, beliau pun merasa dihindari oleh wanita yg beliau nikahi 32 tahun itu

"Mik, hei sadar, istighar"

"Hamdaaan, Shofiaaaa, Fajriiiiinnn, Umi kangeeennn"

Abah Ibrohim menegakkan badannya lalu memeluk sang istri yg memejam kan mata itu

"Istighfar, istighfar jangan ngerancau begini"

Umi Ruqoyah membuka matanya lalu menangis dalam pelukan sang suami

"Aku salah apa bah hiksss kenapa anak anakku saling bermusuhan sampai berurusan dengan polisi bah"

"Abah yg salah mi, abah yg terlalu egois mi"

"Hamdaaan, Shofiaaa, Fajriiin naaak umi gak suka kalian begini naaak"

Abah Ibrohim mengeratkan pelukannya pada sang istri, sekarang anak anaknya sudah tak lagi ada didalam genggamannya

Hamdan dengan pekerjaannya, Shofia yg memilih kabur entah kemana, dan Fajrin yg ada didalam penjara karna kesalahannya

Ini membuat abah Ibrohim sadar akan sifat buruknya yg membuatnya kehilangan anak anaknya

Dan rasa sakit hatiny semakin bertambah mendengar rancauan istrinya, yg terus meminta maaf pada anak anaknya padahal dirinya lah yg bersalah

"Sudah yah, kita selesaikkan ini baik baik yah"

"Kita ke Hamdan aja abah, kita minta maaf abah, umi gak masalah kalau harus sujud dikaki Hamdan abah, asal dia mau memaafkan kita dan memberitau dimana Shofia dan membebaskan Fajrin"

"Iya, umi pulihin diri baru kita ke Hamdan yah"

"Umi gapapa abah, umi gak sakit, ayo kita ke Hamdan abaaah"

Kyai Ibrohim oun menghembuskan nafas beratnya, sungguh dirinya tengah lelah namun jika tak gerak cepat, nasib putra pertamanya akan lebih buruk dari sekarang

"Umi siapin baju umi dan abah yah, kita nginep"

"Tapi Reni gimana Bah ?"

"Nanti abah suruh Cila dan Hima nginep jagain Reni"


Umi Ruqoyah yg masih lemas pun memaksakan diri untuk berdiri memberekan bajunya, mengambil ktp nya dan sang suami lalu menyuruh mba ndalem membawa tasnya ke mobil

Tak sampai setengah jam umi dan abah serta 1 kang Ndalem sudah masuk ke dalam mobil, mobil itupun berjalan meninggalkan pesantren berpapasan dengan mobil milik Hima yg akan menjaga Reni

Perjalanan 5 jam mereka tempuh dengan hati penuh doa agar Allah luluhkan hati putra keduanya, umi Ruqoyah berkali kali menelfon sang putra namun tak diangkat bahkan nomernya sudah diblokir oleh sang menantu

"Bah, umi mohon setelah Hamdan menyetujui mencabut kasusnya, jangan ganggu dia, biarkan dia hidup dengan keinginannya begitupun Shofia, jangan paksa dia untuk menikah dengan Adnan bah"

Abah lagi lagi menghembuskan nafas beratnya, beliau harus merelakan lagi 1 calon menantu yg sudah beliau rencanakan

Gus PerwiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang