Dua Puluh Delapan 🕊

71K 4.3K 23
                                    


Follow Ig @widyaarrahma20_
Yg ada _ nya
Untuk keseruan cerita wattpad ini

Happy Reading






























Suasana pagi ini di Pesantren sangat cerah, secerah wajah mempelai pengantin pria yg sudah bersiap menggunakan jas hitam dengan dalaman kemeja putih dan juga sarung hitam tak lupa pecinya

Dia sudah berada didalam mobil baru saja masuk disusul umi dan adiknya sementara abahnya duduk disamping kursi kemudi

Mobil mulai berjalan meninggalkan Pesantren, menuju gedung pernikahan. Akad akan dilakukan jam 9 dan mereka sudah berangkat di jam setengah 7

Pedang pora akan dilakukan jam 1 siang jadi pagi ini acara khusus keluarga terlebih dahulu

"Degdeggan mas ?" Tanya Shofia

"Banget Shof" jawabnya sembari terkekeh

"Bujangnya umi sudah ketemu jodohnya semua tinggal anak prawannya umi nanti dapetnya orang mana"

"Ih umi nanti lah aku masih mau kuliah"

Inilah yg Shofia kesalkan dari kemarin, banyak yg menanyakan perihal kapan rencana dia untuk menyusul

"Tangannya dingin mas"

"Namanya juga degdeggan Shof"

"Iya yah mas"

Tak terasa 2 jam perjalanan mereka tempuh hingga sampai di gedung pernikahan yg sudah banyak karangan bunga didepannya

Selain Hamdannya seorang Perwira, Ayah Adhifa adalah Letnan Kolonel yg merupakan DanYonif jadi wajar karangan bunga banyak yg ada disana bahkan sebagian di pindah ke Pesantren agar tak terlalu penuh di gedung

Hamdan turun digandeng umi dan abahnya sementara dibelakangnya ada Reni, Fajrin dan Shofia yg sudah memakai seragam kembaran keluarga

"Bismillah" ucap Abah Ibrohim

Semua rombongan masuk kedalam gedung yg berdekorasi serba putih, Hamdan langsung diarahkan untuk duduk di kursi akad sembari menunggu penghulu

Sementara yg lain duduk di kursi yg sudah disediakan, dikursi Akad baru ada Hamdan dan 2 saksi, Letkol Pras dan penghulu belum datang

Hamdan menatap sang adik yg juga menatapnya seakan menginstrupsikan untuk mendekat, Shofia yg peka langsung mendekati sang kakak takut ada yg dibutuhkan

"Minum Shof, haus mas" bisik Hamdan

"Oh ya sebentar aku ambilin"

Shofia mengambil air mineral gelas di meja catering lalu memberikkannya pada sang kakak

"Kamu ke ruangannya mba Adhifa oh, kan nanti yg nuntun kamu sama sepupunya"

"Dimana ruangannya ?"

"Itu sebelah kiri yg ada pintu putih"

"Oh iya aku kesana dulu ini airnya mas pegang sendiri"

"Iyah mas pegang"

Gus PerwiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang