Enam Belas 🕊

74.5K 4.3K 76
                                    


Follow Ig @widyaarrahma20_
Yg ada _ nya
Untuk keseruan cerita wattpad ini

Happy Reading



































"Kamu kenapa natap aku aneh gitu sih Bah ?"

"Ya kamu yg aneh, tadi tadi kaya diem aja gitu, apa ada hubungannya sama omongan kamu waktu itu yg Gus Hamdan ngchat kamu?"

Keduanya memang sudah sampai di kamar dan Habibah sengaja menutup pintu agar tak ada yg mendengar, karna dia sungguh penasaran dengan apa yg di sembunyikan temannya itu

"Hmmm gimana ya aku jelasinnya, tapi janji gak bilangin ke siapapun yah"

"Iya tenang aja kok, emang kenapa kamu Dhif ?"

"Iya ini ada kaitannya sama Gus Hamdan, tadi aku dipanggil ke Ndalem"

"Terus ?"

"Aku juga kaget banget tiba tiba Abah Yai nanyain apa bener aku udah yakin sama Gus Hamdan, aku bingung maksudnya yakin apaan, ternyata Gus Hamdan ngomong ke Abah yai kalau aku sama Gus Hamdan itu ada hubungan ?"

"Hah ? Hubungan gimana ?"

"Jadi Gus Hamdan bilang kalau aku itu sama gus Hamdan saling suka, terus tadi gus Hamdan kaya ngenalin aku sebagai ya calon gitu ke Abah dan Umi jujur aku kaget bgt aku smpet mau jawab enggak tapi aku liat kode dari tangannya Gus Hamdan"

"Kode ? Kode kaya minta tolong gitu ?"

"Bukan jadi kaya kode tangan yg huruf itu loh sama kode ketukkan intinya kaya Morse kalau pramuka, dan aku bacanya tuh Gus Hamdan minta tolong biar dijawab iya saja nanti beliau jelaskan setelah ini"

"Terus kamu jawab apa ke abah ?"

"Ya kan semalem aku ditelfon ayahku aku juga bingung tobat tiba ayahku bilang gini kalau nanti ada yg datang melamar kamu, ayah sudah restui, dia sudah datang ke ayah gitu Bah, dan ternyata Gus Hamdan udah dateng ke Ayahku"

"Gus Hamdan kenal ayahmu ?"

"Gus Hamdan dinas ditempat Ayahku Bah"

"Terus Gus Hamdan udah jelasin belum ?"

"Udah, kata Gus Hamdan emang udah lama kagum sama aku, nih baca sendiri"

Adhifa memberikkan hpnya pada Habibah, dahi Habibah mengerut membaca pesan itu namun dalam sekejap senyumnya mengembang

"Manis banget sumpah Gus Hamdan padahal kelihatannya dingin banget"

"Makanya aku juga bingung, aku bingung harus jawab apa"

"Ya terima aja Dhif, toh ayahmu sudah merestui"

"Apa kata orang lain Bah ? Apa gak dibilang gila seragam aku ? Sudah jadi rahasia umum kalau aku pernah nolak Gus Fajrin karna gak mau jadi Ning, sekaranh aku malah nerima Gus Hamdan yg notabennya adiknya Gus Fajrin dan sudah pasti aku juga jadi Ning"

"Yo ndak gitu toh, kalau Gus Fajrin kan emang tinggal disini, Pewaris Pesantren. Kalau Gus Hamdan kan kamu gak disini, kamu di Apa yah itu namanya batalyon yah ? Nah itu kamu disitu dan kamu juga dipanggil ning kalau disini aja, keseharianmu dibatalyon itu buka  Ning tapi Istri Tentara"

"Tetep aja aku takut tau, demi Allah aku gak boong Gus Fajrin masih sering WA aku, beliau nawarin aku jadi istri kedua, aku gak mau kalau ada hubungan sama dia"

"Nah kalau kamu nanti sama Gus Hamdan, Gus Hamdan tuh tentara, dia bisa jaga kamu dari Gus Fajrin, gak bakal macem macem dan kamu gak bakal diteror dia terus"

Adhifa diam mendengar penjelasan kawannya itu, dia masih bingung harus menerima atau tidak, ini sungguh mengejutkan baginya

"Udah kamu Istikharoh aja, gus Hamdan juga pasti ngerti kok, Tuh Wa lagi coba baca"

Adhifa mengambil hpnya yg tergeletak dilantai dan membaca Pesan dari Gus Hamdan yg benar dugaan temannya

Saya gak minta kamu jawab sekarang, saya beri kamu waktu tapi tolong jangan lama lama, besok saya akan kembali ke Yonif, kalau memang kamu sudah ada jawaban, segera WA saya, kalau memang kamu setuju saya akan bawa abah dan umi melamar kamu, dan kamu boyong dari Pesantren. Tolonh jangan lama lama yah, Abah dan Saya menunggu

Adhifa memberikannya pada kawannya, dia menghembuskan nafas beratnya, ayahnya sudah merestui artinya Gus Hamdan sudah berharap banyak padanya

"Sudah kamu istikharoh aja yah, minta sama Allah, jangan gegabah, tapi aku yakin jawaban apapun dari kamu, pertimbangan kamu sudah tepat Dhif"

"Kamu tim aku terima atau tolak"

"Yo sudah pasti terima lah, hahahaha"

"Huh dasar Habibah"

*************************************************

Sore ini Hamdan melepas Perban yg dipasangkan uminya, obat yg diberikan uminya sudah membuat lukanya tak ada rssa sakit lagi atau entah dianya yg mati rasa karna sering mendapat luka fisik di dunia kerja

Entah angin dari mana di waktu Maghrib ini, Abahnya memintanya membadalinya Imam Sholat Maghrib juga mengisi kajian Ta'lim muta'alim di Masjid hingga Isya dilanjut Sbolat Isya berjamaah

Hamdan mengambil air wudlu setelah selesai melepas perbannya, lukanya suda mulai ada yg kering karna obat yg diberikan uminya adalah obat china yg mudah sekali mengeringkan luka

Selesai itu dia turun ke lantai satu membawa kitab Ta'lim Muta'alim yg dia punya lalu keluar dari Ndalem menuju Masjid karna Adzan akan segera dikumandangkan oleh Kang Marbot Masjid

Semua mata tertuju padanya yg menuju pengimaman melewati Shaf pertama yg sudah terisi

Wajah dinginnya, tatapan setajam elang miliknya gak membuat santri takut malah banyak yg mengaguminya termasuk Habibah dan Adhifa yg sholat dibelakang pengimaman namun di Shof ke dua

Habibah sampai tak berkedip melihat Gusnya tampan dengan setelan koko abu abu, sarung Navi dan Peci hitam

"Istighfar, Zina mata" ucap Adhifa meraup wajah kawan sekamarnya itu

"Fiks sih Dhif, harus diterima, kamu sehari hari bakal liat pemandangan seindah ini" bisik Habibah

"Pemandangan gini di Yonif banyak bah"

"Bilangin ayahmu, kenalin satu ke aku hehhehe"

"Yakin mau sama Tentara ? Ditinggal tugas bertahun tahun loh"

"Huh ndak jadi wes"

Tenang, keduanya berbicara dengan nada bisik hanya mereka berdua yg mendengar

Gus PerwiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang