Limapuluh Lima 🕊

69.4K 4K 96
                                    

Follow Ig @widyaarrahma20_
Yg ada _ nya
Untuk keseruan cerita wattpad ini

Happy Reading
























Abah Ibrohim mengusap kepala sang putra yg masih memeluk uminya, beliau sadar beliau salah membela, beliau salah dalam mendidik namun lihatlah

Anak yg dididik dengan keras justru berhasil menjadi seseorang yg membanggakan justru anak yg selalu dibanggakan dari kecil malah menjadi hina, hendak mengotori iparnya sendiri

"Maafin yah, legain hati yah, gak baik sayang dendam dendam begini, kalian sama sama mau punya anak, pasti gak mungkin kepengin anak kalian juga bermusuhan kan ? Rosulullah benci nak sama permusuhan antar saudara, umi tau dia salah umi tau dia berhak dihukum tapi biarlah Allah nanti yg membalas Allah yg menghukum sesuai takdirnya"

Ucapan lembut itu menyentuh hati Hamdan, Adhifa dan abah. Ada sedikit ketakuttan pada diri abah akan ucapan istrinya, membiarkan Allah membalas artinya balasan Allah bukan hanya untuk Fajrin, bisa saja juga untuk dirinya

"Udah, duduk nak, kamu belum makan yah baru pulang kerja ?"

Hamdan mengangguk lalu duduk disamping istrinya, Adhifa langsung menghapus air mata yg masih tertinggal di pipi sang suami

"Mau Dhifa masakkin ?"

"Beli sotonya bu Dimas saja" jawab Hamdan

"Umi abah mau soto ? Dhifa sekalian belikan yah"

"Boleh Dhif" jawab Umi sementara Abah pun mengangguk

Adhifa langsung membuka hpnya dan memesan makanan itu 5 porsi ditambah kang Ndalem yg ada di mobil

"Sudah mau punya anak, kurangin hal yg buruk yah nak, Dhifanya butuh perhatian extra itu" ucap Umi sembari menepuk tangan putranya.

"Enggih mi, doakan bair sehat lancar persalinan yah mi"

"Aamiin, nurut insyaAllah mamahnya, gak ngerepotin"

"Aamiin mi"

"Nanti 4bulanan di Pesantren saja kaya Reni kemarin" celetuk abah

"Disini saja, mau kecil kecilan sama orang kompi" jawab Hamdan

"Ndak diPesantren Dan ?"

"Ndak mi, udah biasa kalau orng sini 4 bulanan cuma di sini pengajian kecil dirumah terus makan bersama sama bagi bagi makanan"

"Oh ya sudah, tapi nanti lahiran di Pesantren yah"

"Nanti tak diskusiin sama ayahnya Dhifa"

Keempatnya mengobrol dengan umi dan Adhifa yg berusaha mencairkan suasana hati 2 lelakinya masing masing

"Assalamualaikum bu Hamdan"

"Waalaikumussalam bu Dimas, makasih yah bu"

"Iya bu Hamdan, ini es nya"

"Iya bu, uangnya udah di tf yah bu"

"Siap, mari bu saya duluan"

Gus PerwiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang